Pemasangan kain Proses pemotongan Proses Pengelasan Pemasangan kain Sejarah dan Perkembangan Ergonomi

2.4.1. Uraian proses Produksi 1.

Tenda Cafe a. Proses pemotongan Pipa yang merupakan bahan baku pembuatan tenda dipotong dengan spesifikasi sebagai berikut untuk tiang digunakan pipa dengan diameter 1 inch sebanyak 4 buah dengan ukuran 190 cm, untuk palang digunakan pipa ¾ inch sebanyak 4 buah dengan ukuran 94 cm dan untuk jari-jari digunakan pipa ¾ inch sebanyak 4 buah dengan ukuran 150 cm. Kemudian plat strip sebanyak 4 buah yang telah dilubangi dengan bor.

b. Proses Pengelasan

Untuk menyatukan bagian dari tiang, palang dan jari-jari maka dilakukan proses pengelasan. c. Pengecatan Setelah semua selesai maka dilakukan proses pengecatan.

d. Pemasangan kain

Setelah selesai di cat maka semua komponen tadi dirakit dan kemudian dipasangkan kain penutup tenda yang telah diukur sebelumnya sesuai dengan ukuran tenda tyang dibuat.

2. Payung

a. Proses pemotongan

Pipa yang merupakan bahan baku pembuatan tenda dipotong dengan spesifikasi sebagai berikut untuk tiang digunakan pipa dengan diameter 1 inch sebanyak 1 buah dengan ukuran 190 cm, untuk Jari-jari besi beton Universitas Sumatera Utara panjang sebanyak 8 buah dengan ukuran 125 cm dan untuk Jari-jari besi beton pendek sebanyak 8 buah dengan ukuran 60 cm serta ring payung dengan menggunakan pipa 1 ¼ inch serta plat strip sebanyak 24 buah.

b. Proses Pengelasan

Untuk menyatukan bagian dari tiang, jari-jari dan plat strip maka dilakukan proses pengelasan. c. Pengecatan Setelah semua selesai maka dilakukan proses pengecatan.

d. Pemasangan kain

Setelah selesai di cat maka semua komponen tadi dirakit dan kemudian dipasangkan kain penutup payung yang telah diukur sebelumnya sesuai dengan ukuran payung yang dibuat.

2.5. Mesin dan Peralatan

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan pada industri pengelasan antara lain: Tabel. 2.2. Mesin dan Peralatan yang Digunakan di Lantai Produksi No Mesin dan Peralatan Jumlah Fungsi 1 Trafo las + kawat las 2 unit Untuk mengelas 2 Mesin bor duduk 1 unit Untuk melubangi plat ting dan plat strip. 3 Gerinda Potong 1 unit Untuk memotong pipa 4 Bor tangan 2 unit Untuk melubangi plat strip 5 Bais penjepit 1 unit Untuk membengkokkan besi beton 6 Martil 2 unit Melepaskan terak Las 7 Sikat Las 2 unit Membersihkan benda keja yang akan di las Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Sejarah dan Perkembangan Ergonomi

5 Pada zaman dahulu ketika masih hidup dalam lingkungan alam asli, kehidupan manusia sangat tergantung pada kegiatan tangannya. Alat-alat, perlengkapan-perlengkapan, atau rumah-rumah sederhana, dibuat hanya sekedar untuk mengurangi ganasnya alam pada saat itu. Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan telah merubah manusia dari keadaan primitiftradisional menjadi manusia yang berbudayamodern. Manusia berusaha mengadaptasikan dirinya menurut situasi dan kondisi lingkungannya. Hal ini terlihat pada perubahaan rancangan peralatan teknologi yang dipergunakan manusia untuk menaklukkan alam sekitarnya. Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan rancangan peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan menyamankan operasi penggunanya. Disiplin keilmuan baru lahir dan sangat berkembang sekitar pertengahan abad 19 sampai 20 yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang dikenal dengan nama Ergonomi. Istilah untuk ilmu Ergonomi ini berbeda di setiap negara, seperti: “Arbeltwissenschaft” di Jerman, “Bioteknologi” di negara-negara Skandinavia, “Human Engineering”, “Human Factors Engineering” di negara-negara Amerika bagian utara. Namun pada dasarnya, Ergonomi ini berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos 5 Sutalaksana. Teknik Tata Cara Kerja, Bandung1979. Hal 61 Universitas Sumatera Utara yang berarti hukum. Dengan demikian Ergonomi merupakan suatu disiplin keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga dapat hidup dan bekerja dengan baik yang akhirnya akan mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman mendapatkan kepuasan kerja. Nurmianto mendefinisikan istilah ergonomi sebagai studi tantang aspek- aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desainperancangan. 6 Untuk bisa menerapkan ilmu Ergonomi ini, perlu informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Untuk mempelajari manusia, tentu tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. diperlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu untuk mendapatkan informasi- informasi tersebut, antara lain psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain. Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi. Pada gilirannya, para perancang, dalam hal ini para ahli teknis bertugas untuk meramu masing-masing informasi di atas dan mengunakan sebagai pengetahuan untuk merancang fasilitas sedemikian rupa sehingga mencapai kegunaan yang optimal. Adapun usaha-usaha yang ditempuh untuk memperoleh informasi-informasi tersebut, antara lain 7 : 6 Nurminato, Eko.1998. “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya”. Surabaya : PT. Guna Widya 7 Sutalaksana. Teknik Tata Cara Kerja, Bandung1979.. Hal 64 Universitas Sumatera Utara 1. Penyelidikan tentang display Yang dimaksud dengan display adalah bagian dari lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya langsung kepada manusia dalam bentuk lambang-lambang atau tanda-tanda. Contoh: Kalau kita ingin mengatahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan, maka dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan, dalam hal ini kecepatan motor. Display terbagi atas 2 bagian : a Display statis Merupakan display yang memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variable waktu seperti peta. b Display dinamis Merupakan display yang dipengaruhi oleh variable waktu seperti speedometer. Yang akan menjadi persoalan bagi kita adalah display yang tidak mengkomunikasikan keadaan secara langsung dan oleh karena itu kita perlu memikirkan bagaimana merancang suatu alat yang bisa menerjemahkan informasi sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dimengerti manusia pekerjanya. Secara umum dapat dikatakan bahwa display menjadi penting apabila rangsangan tersebut tidak dapat dirasakan dengan cukup baik. Hal ini disebabkan oleh 8 : a Terlalu kecil sehingga diperlukan alat-alat pembesar elektronik, optik atau alat-alat lain misalnya, bakteri dilihat melalui mikroskop. 8 Ibid. Hal 65 Universitas Sumatera Utara b Terlalu besar sehingga agar bisa ditangkap dengan indera perlu diperkecil misalnya, suatu daerah tanah yang luas digambarkan dengan suatu peta. c Bercampur dengan berbagai gangguan atau noise sehingga kita perlu menyaringnya atau memperbesarnya. d Ada diluar batas kemampuan manusia sehingga untuk mengetahuinya perlu dirubah kedalam bentuk energi lain yang kemudian dapat menunjukkan keadaan aslinya misalnya, dipancarkan melalui tv dan radio. e Perlu suatu pengamatan yang teliti sehingga manusia bisa membedakannya misalnya, mengenai temperatur, suara, berat dan lain-lain. f Perlu disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang misalnya, foto-foto dan tape recorder. g Rangsangan tersebut bisa diterima dengan lebih baik apabila diubah kedalam bentuk lain misalnya, peta untuk menggambarkan data-data kuantitatif atau sirene untuk menunjukkan tanda bahaya. Agar display dapat menjalankan fungsinya dengan baik untuk menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya, maka display harus dirancang dengan baik. Perancangan display yang baik adalah bila display tersebut dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa menimbulkan banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya . Universitas Sumatera Utara 2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktivitas tersebut, dimana penyelidikan ini banyak berhubungan dengan biomekanik. Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan atau daya tahan fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara bekerja sehingga peralatan itu harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik. Tubuh manusia bisa dianggap sebagai suatu mesin dimana untuk melaksanakan kegiatannya dibatasi oleh serangkain hukum-hukum alam. Kemampuan manusia untuk melaksanakan macam-macam kegiatan tergantung pada struktur fisik dari tubuhnya yang terdiri dari struktur tulang, otot-otot rangka, sistem saraf dan proses metabolismenya. Pengukuran kekuatan fisik manusia dalam rangka ini adalah mengukur berapa besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya. Secara umum kriteria pengukuran aktivitas manusia dapat dibagi dalam 2 kelas utama , yaitu : a. Kriteria fisiologis Kriteria ini merupakan kegiatan manusia biasanya yang ditentukan berdasarkan pada kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang setepat tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi menjadi keadaan fisik yang aktif Universitas Sumatera Utara akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, temperatur badan dan lainnya. b Kriteria operasional Kriteria ini melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota- anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan-gerakannya. Secara umum gerakan yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk-bentuk range rentang gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas-aktivitas tersebut bisa digunakan bermacam-macam alat ukur seperti alat pengukur tegangan dan dinamometer. 3. Penyelidikan mengenai tempat kerja Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia maka ukuran-ukuran dari tempat kerja tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang bersangkutan dengan dimensi tubuh manusia ini dipelajari dalam Antropometri. Seperti telah diketahui bahwa antropometri berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia. Universitas Sumatera Utara Terdapat dua cara melakukan pengukuran yaitu : a. Antropometri statis Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran dimana keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaanposisi diam atau dalam posisi yang dibakukan. b Antropometri dinamis Pengukuran ini merupakan pengukuran dimana keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan pekerjaannya. Data-data dari hasil pengukuran data antropometri yang dilakukan, maka hasilnya dapat dijadikan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan ciri fisik tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor serta berbeda satu sama lainnya maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data tersebut yaitu : a. Perancangan berdasarkan individu yang ekstrim Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat enak dipakai dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya biasanya oleh 95 pemakai b. Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas , agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Contoh kursi pengemudi mobil. Universitas Sumatera Utara c. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak bisa dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. 4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan kerja yang keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia. Maksud dan tujuan dari disiplin Ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahn interaksi manusia dengan teknologi dan produk-produknya. Sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistim manusia – mesin teknologi yang optimal. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi adalah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dari perilaku manusia dalam perancangan peralatan, fasilitas dasn lingkungan kerja yang dipakai. Untuk analisis dan penelitian maka Ergonomi akan meliputi hal-hal yang barkaitan dengan : a. Anatomi struktur, fisiologi bekerjanya dan Antropomerti ukuran tubuh manusia b. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistim syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia. Universitas Sumatera Utara c. Kondisi-kondisi kerja yang dapat menciderai baik dalam waktu yang pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya ialah kondisi-kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja manusia. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka penelitian dan pengembangan Ergonomi akan memerlukan dukungan sebagai disiplin keilmuan seperti psikologi, antropologi, faal kerja dan anatomi dan teknologi.

3.1.1. Tipe-Tipe Masalah Ergonomi

9 Masalah-masalah ergonomi dikategorikan ke dalam bermacam-macam grup, bergantung kepada wilayah spesifik dari efek tubuh seperti : a Antropometric Antropometri berhubungan dengan konflik dimensional antara ruang geometri fungsional dengan tubuh manusia. Antropometri ini merupakan pengukuran dari dimensi tubuh secara linear, termasuk berat dan volume. Jarak jangkauan, tinggi mata saat duduk,dan lainnya. Masalah-masalah antropometri merupakan manifestasi dari kekurang-cocokannya antara dimensi ini dan desain dari ruang kerja. Pemecahannya adalah memodifikasi desain dan menyesuaikan kenyamanan. b Cognitive Masalah cognitif muncul ketika informasi beban kerja yang berlebihan dan infomasi beban kerja di bawah kebutuhan proses. Keduanya dalam jangka waktu yang panjang maupun dalam jangka waktu pendek dapat menyebabkan 9 Pulat, B. Mustafa. 1992.”Fundamentals of Industria Ergonomics”. Oklahoma : AT T Network Systems Universitas Sumatera Utara ketegangan. Pada sisi lain fungsi ini tidak sepenuhnya berguna untuk pemeliharaan tingkat optimum. Pemecahannya adalah untuk melengkapkan fungsi manusia dengan fungsi mesin untuk meningkatkan performansi sebaik pengembangan pekerjaan. c Musculoskeletal Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif. Pemecahan masalah ini terletak pada penyediaan bantuan performansi kerja atau mendesain kembali pekerjaan untuk menjaga agar kebutuhannya sesuai dengan batas kemampuan manusia. d Cardiovaskular Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem sirkulasi, termasuk jantung. Akibatnya adalah jantung memompakan lebih banyak darah ke otot untuk memenuhi tingginya permintaan oksigen. Pemecahannya yaitu mendesain kembali pekerjaan untuk melindungi pekerja dan melakukan rotasi pekerjaan. e Psychomotor Masalahnya bahwa ketegangan pada sistem psychomotor dengan menegaskan kebutuhan pekerjaan untuk disesuaikan dengan kemampuan manusia dan menyediakan bantuan performansi pekerjaan. Universitas Sumatera Utara

3.1.2. Tujuan Ergonomi

10 Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan bebaqn fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan social melalui peningkata kualitas kontak social, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan social baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspekyaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap system kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

3.1.3. Aplikasi Ergonomi

Penggunaan Ergonomi dapat diterapkan pada berbagai bidang kehidupan sehari-hari, contohnya adalah sebagai berikut : 1. Perancangan tempatstasiun kerja yang sesuai dengan karakteristik dari manusia 2. Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin yang dipergunakan oleh manusia sebagai sarana untuk memudahkan segala aktivitasnya. 10 Tarwaka, Ergonomi Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Surabaya,2004. Hal 7 Universitas Sumatera Utara 3. Desain produk-produk yang lebih memudahkan kegiatan, contohnya mobil yang dilengkapi dengan kursi yang mudah disetel dan disesuaikan dengan kondisi tubuh manusia yang bervariasi.

3.1.4. Peranan Ergonomi

Peranan Ergonomi dalam sistem kerja adalah untuk melindungi tenaga kerja dari pengaruh negatif akibat pemakaian peralatan atau mesin yang tidak serasi dengan gerakan kerja manusia Atmosoeharjo, 1994. Dalam hal ini, ergonomi membuat peralatan sesuai dengan pengguna sehingga memungkinkan terjadinya sikap kerja yang alamiah pada tenaga kerja. Kondisi ini dapat mengurangi timbulnya penyakit akibat kerja dan bahaya kecelakaan. Suma’mur 1993 menyatakan dengan menerapkan prinsip ergonomi di tempat kerja dapat mengurangi beban kerja, yang artinya tenaga kerja dapat memaksimalkan sistem kerjanya. Dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mngurangi keluhan pekerja adalah dengan memperbaiki fasilitas kerja yang tidak ergonomis dalam arti desain yang tidak sesuai dengan antropometri pengguna. Melalui data antropometri akan didapatkan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan pekerja yang akan menggunakan produk tersbut. Dalam hal ini, perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil Universitas Sumatera Utara rancangannya tersebut. Secara umum, sekurang-kurangnya 90-95 dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai produk haruslah mampu menggunakan dengan selayaknya.

3.2. Anthropometri

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Perancangan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Quality Function Deployment (QFD) pada Industri Keripik Ubi

6 104 284

Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Pada UD. M. Irfan Shoes

2 66 274

Perancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Quality Function Deployment (QFD) Pada Industri Keripik Ubi

5 51 284

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

PERANCANGAN MEJA LAS ADJUSTABLE YANG ERGONOMIS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT.

0 4 8

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Metode Quality Function Deployment pada Gudang Bahan Penolong PT. Growth Sumatra Industry

0 0 24

PERANCANGAN FASILITAS KERJA PROSES PENGELASAN YANG ERGONOMIS (Studi Kasus pada Bengkel PT Aji Batara Perkasa)

0 0 6