tanaman budidaya tetapi tidak pada mikroorganisme lain dalam tanah dan tumbuhan inang Kloepper, 1989. Menurut Oku 1994, peranan kitinase dalam pertahanan tanaman
terhadap serangan patogen terjadi melalui dua cara, yaitu: 1 menghambat pertumbuhan fungi dengan secara langsung menghidrolisis dinding miselia dan 2 melalui pelepasan
elisitor endogen oleh aktivitas kitinase yang kemudian memicu reaksi ketahanan sistemik pada inang.
4.3 Pengamatan struktur hifa abnormal
Colletotrichum
sp., pada tanaman kakao setelah uji antagonisme
Pengamatan mikroskopis untuk melihat hifa abnormal
Colletotrichum
sp., dilakukan pada hari ketujuh. Dari uji antagonis yang dilakukan dengan menggunakan
Colletotrichum
sp., berasal dari tanaman kakao yang diduga terserang fungi dengan kelima isolat bakteri kitinolitik, ternyata hifanya melilit atau menggulung dan lisis
Gambar 7. Hal tersebut diduga karena terjadinya interaksi hiperparasit antara isolat bakteri kitinolitik dan jamur
Colletotrichum
sp., dimana keberadaan kitin pada dinding sel jamur yang merupakan nutrisi, isolat bakteri kitinolitik mengalami pertumbuhan yang
begitu cepat dan melakukan kolonisasi terhadap hifa jamur dan menghasilkan enzim litik berupa kitinase yang mampu menempel kuat pada hifa
Colletotrichum
sp. sehingga jamur patogen akan terdesak pertumbuhannya. Namun sebelum terjadinya lisis hifa jamur
membentuk hifa intraseluler yang berupa lilitan padat dan melengkung. Bersamaan dengan hal tersebut isolat bakteri kitinolitik mengeluarkan enzim litik terus menerus yang
mampu merombak dinding sel hifa patogen sehingga jamur patogen mati.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Bentuk hifa
Colletotrichum
sp A normal, B abnormal
menggulung, C Lisis, D membengkok
Hasil yang sama juga dilaporkan oleh El-Ghouth
et al
., 2003, yang menunjukkan adanya interaksi antara hifa
Botrytis cinerea
dengan khamir
Candida saitoana
yang menempel kuat pada hifa sehingga hifa mengalami kekusutan dan pembengkakan.
Selanjutnya, penempelan ini sangat berhubungan dengan enzim litik yang dikeluarkan
Candida saitoana
yang sampai dapat menyebabkan degradasi dinding sel hifa. Isolat bakteri kitinolitik berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen pengendali
hayati fungi patogen tanaman karena kemampuan bakteri kitinolitik mampu menghambat pertumbuhan fungi secara bervariasi. Variasi tersebut dapat berasal dari kemampuan yang
A
B B
B
C D
Universitas Sumatera Utara
berbeda dalam menghasilkan enzim-enzim yang mampu mendegradasi sel fungi Suryanto
et al
., 2009. Pada tumbuhan enzim kitinase ini digunakan sebagai pertahanan melawan serangan organisme patogen yang mengandung kitin Fujii Miyashita, 1993. Aktivitas
kitinase yang rendah pada jaringan tanaman sehat dapat diinduksi dengan adanya kitin pada jaringan tersebut, sehingga aktivitas kitinase meningkat tajam oleh pelukaan atau
infeksi cendawan Graham Sticlen, 1994.
4.4 Penilaian Efektifitas Bakteri Kitinolitik terhadap