1.2 Manajemen nyeri.
Tabel 5.2Deskripsi variabel manajemen nyeri pada pasien fraktur di ruang RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan n=24
Manajemen nyeri Frekuensi
Persentase
a. Baik b. Cukup
c. Kurang
6 10
8
25 41,7
33,3 Total
24 100
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa manajemen nyeri pada pasien fraktur di ruang RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan dalam kategori cukup yaitu sebanyak
10 responden 41,7 dengan hasil penelitian yang diperoleh dari responden yang menjawab pernyataan dengan skor 28-55.
Deskripsi data subvariabel manajemen nyeri dalam penelitian ini yaitu terdiri dari pemberian analgesik, relaksasi, imajinasi terbimbing, distraksi,
stimulasi kutaneus, akupresur dan hipnosis. Tabel 5.3Subvariabel manajemen nyeri pada pasien fraktur di ruang rindu B3
RSUP Haji Adam Malik Medan n=24
No Manajemen Nyeri
Pelaksanaan manajemen nyeri Baik
Cukup Kurang
N N
N
1 Pemberian analgesik
24 100
- -
- -
2 Relaksasi
13 54,2
11 45,8
- -
3 ImajinasiTerbimbing
8 33,3
10 41,7
6 25
4 Distraksi
13 54,2
5 20,8
6 25
5 StimulasiKutaneus
4 16,7
8 33,3
12 50
6 Akupresur
1 4,2
6 25
17 70,8
7 Hipnosis
4 16,7
5 20,8
15 62,5
Tabel 5.3 di atas menerangkan bahwa pelaksanaan manajemen nyeri oleh perawatpada pasien fraktur di ruang RB3 RSUP Haji Adam Malik Medan dengan
Universitas Sumatera Utara
cara pemberian analgesik dalam kategori baik yaitu sebanyak 24 responden 100 , dengan cara relaksasi dalam kategori baik yaitu sebanyak 13 responden
54,2, dalam kategori cukup yaitu sebanyak 11 responden 45,8, dengan cara imajinasi terbimbing dalam kategorik baik yaitu sebanyak 8 responden 33,3,
dalam kategori cukup yaitu sebanyak 10 responden 41,7 dan dalam kategori kurang yaitu sebanyak 6 responden 25 , dengan cara distraksi dalam kategorik
baik yaitu sebanyak 13 responden 54,2, dalam kategori cukup yaitu sebanyak 5 responden 20,8 dan dalam kategori kurang yaitu 6 sebanyak responden
25, dengan cara stimulasi kutaneus dalam kategori baik yaitu sebanyak 4 responden 16,7, dalam kategori cukup yaitu sebanyak 8 responden 33,3 dan
dalam kategori kurang yaitu sebanyak 12 responden 50, dengan cara akupresur dalam kategori baik yaitu sebanyak 1 responden 4,2, dalam kategori
cukup yaitu sebanyak 6 responden 25 dan dalam kategori kurang yaitu sebanyak 17 responden 70,8, dengan cara hipnosis dalam kategori baik yaitu
sebanyak 4 responden 16,7, dalam kategori cukup yaitu sebanyak 5 responden 20,8 dan dalam kategori kurang yaitu sebanyak 15 responden 62,5.
Berdasarkan data dari tabel 5.3 di atas maka manajemen nyeri yang masuk dalam kategori baik yaitu manajemen nyeri dengan cara pemberian analgesik,
relaksasi, dan distraksi, manajemen nyeri yang masuk dalam kategori cukupyaitu manajemen nyeri dengan cara imajinasi terbimbing, dan manajemen nyeri yang
masuk dalam kategori kurang yaitu manajemen nyeri dengan cara stimulasi kutaneus, akupresur, dan hipnosis.
Universitas Sumatera Utara
2. Pembahasan