Desain Penelitian Pertimbangan etik Penelitian Instrument Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen nyeri yang dilakukan perawat pada pasien dengan nyeri fraktur. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif eksploratif yaitu suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta baik fisik atau sosial yang ada dengan memberikan interpretasi dan gagasan atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fenomena yang diselidiki.

2. Populasi, sampel, dan teknik sampling

2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, 2006. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di ruangan pasien yang mengalami fraktur yaitu di ruang Rindu B3 RSUP H. Adam Malik Medan.Setelah peneliti melakukan survey banyak populasi yaitu 25 orang perawat di ruangan Rindu B3 RSUP H. Adam Malik Medan.

2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi Hidayat, 2009. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian perawat yang bertugas di ruangan pasien yang mengalami fraktur di ruang Rindu B3 RSUP H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara Menurut Setiadi 2007 bila populasi lebih kecil dari 10.000 maka pengambilan sampel dapat menggunakan formula sebagai berikut : n = N 1+N d 2 Dimana : N = jumlah populasi d = derajat kesalahan n = jumlah sampel Jadi berdasarkan rumus di atas maka didapat jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 24 orang perawat. Kriteria inklusi yang ditentukan sebagai sampel penelitian adalah1 perawat yang bertugas di ruangan pasien yang mengalami fraktur dan belum direposisi yakni di ruang Rindu B3 RSUP H. Adam Malik Medan 2 tingkat pendidikan minimal D3 Keperawatan 3 bersedia menjadi responden.

2.3 Teknik Sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti Setiadi, 2007.

3. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

3.1 Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Pemilihan RSUP H.Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang cukup baik serta jumlah pasien fraktur yang cukup banyak dijumpai pada rumah sakit tersebut. Universitas Sumatera Utara

3.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 .

4. Pertimbangan etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik medan. Dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang diperhatikan, yaitu : 4.1 Self Determination Responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela. 4.2 Ananomity Selama kegiatan penelitian, nama dari responden tidak digunakan. Sebagai gantinya peneliti mengunakan inisial responden. 4.3 Informed Consent Seluruh responden bersedia menandatangani lembar persetujuan setelah peneliti menjelaskan tujuan , manfaat, dan harapan peneliti terhadap respoden, setelah respoden memahami semua penjelsan peneliti. 4.4 Confidentiality Peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian. 4.5 Protection From Discomford Responden bebas dari rasa sakit, baik secara fisik dan tekanan psikologis. Universitas Sumatera Utara

5. Instrument Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu : Bagian 1 merupakan kuesioner data demografi perawat yang meliputi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan pengalaman mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Bagian 2 merupakan kuesioner manajemen nyeri yang dilakukan perawat pada pasien dengan nyeri fraktur. Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka. Kuesioner ini berbentuk pernyataan mengenai manajemen nyeri yang dilakukan oleh perawat yang terdiri dari 28 pernyataandengan masing-masing subvariabel manajemen nyeri terdiri dari 4 pernyataan. Subvariabel manajemen nyeri secara farmakologi pemberian analgesik yaitu pernyataan no 1-4 , manajemen nyeri secara nonfarmakologi : teknik relaksasi yaitu pernyataan no 5-8, teknik imajinasi terbimbing yaitu pernyataan no 9-12 , teknik distraksi yaitu pernyataan no 13-16, teknik stimulasi kutaneus yaitu pernyataan no 17-20, teknik akupresur yaitu pernyataan no 21-24, dan teknik hipnosis diri pernyataan no 25-28. Kuesioner ini menggunakan skala Likertdengan pilihan jawaban tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Dengan skor 0 untuk jawaban tidak pernah, skor 1 untuk jawaban jarang, skor 2 untuk jawaban sering, dan skor 3 untuk jawaban selalu. Nilai tertinggi yang diperoleh dari variabel manajemen nyeri adalah 84 dan nilai terendah 0. Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal, dan banyak Universitas Sumatera Utara kelas adalah 3 dimana didapatkan hasil ukur manajemen nyeri dengan nilai sebagai berikut : 56-84 baik, 28-55 cukup, dan 0-27 kurang. Nilai tertinggi yang diperoleh dari subvariabel manajemen nyeri adalah 12 dan nilai terendah 0. Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal, dan banyak kelas adalah 3 dimana didapatkan hasil ukur subvariabel manajemen nyeri dengan nilai sebagai berikut 8-12 baik, 4-7 cukup, dan 0-3 kurang. 6.Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu penting dilakukan uji validitas dan reabilitas. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat Arikunto, 2006. Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada 2 hal penting yang harus dipenuhi dalam menentukan validitas pengukuran, yaitu instrument harus relevansi isi instrument dan relevan cara dan sasaran Nursalam, 2003. Uji validitas yang dipergunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yaitu sejauh mana instrument penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu. Uji validitas ini dilakukan oleh 3 orang dosen yang ahli pada bidang keperawatan medikal bedah. Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan hasil bahwa instrumen penelitian yang digunakan telah valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Untuk mengetahui kepercayaan reliabilitas instrument maka dilakukan uji realibilitas. Uji realibilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran Universitas Sumatera Utara dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda Setiadi, 2007. Kuesioner ini menggunakan skala Likert Oleh karena itu reabilitas kuesioner ini akan di uji dengan Cronbach Alpha dengan komputerisasi. Polit Hungler 1999 menyatakan bahwa suatu instrument baru dikatakan reliable jika nilai reabilitasnya lebih besar 0,7 atau lebih. Uji realibilitas ini dilakukan terhadap 20 perawat berbeda dengan perawat yang akan dijadikan sebagai respoden dalam penelitian, uji realibilitas ini dilakukan yaitu pada perawat yang bertugas di ruang RB2, HCU, dan IGD di RSUP H. Adam Malik Medan.Setelah dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alphamaka didapatkan hasil 0.896 yang artinya instrumen telah reliabel dan dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya. 7.Rencana Pengumpulan Data Penelitian dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti melakukan pengumpulan data.Peneliti menjelaskan dengan calon responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner, sebelum menanyakan kesediaan untuk ikut terlibat sebagai responden. Kemudian peneliti melakukan pendekatan terhadap calon responden lainnya. Calon responden yang bersedia diminta menandatangani lembar persetujuan informed consent. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Peneliti menjelaskan bahwa kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama tentang data demografi yang berisi identitas pasien Universitas Sumatera Utara meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan pengalaman mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Bagian yang kedua yaitu kuesioner berisi tentang manajemen nyeri yang dilakukan perawat pada pasien dengan nyeri fraktur yang terdiri dari 28 peryataan yang memiliki pilihan jawaban yang terdiri dari 4 yaitu tidak pernah, jarang , sering, dan selalu. Kemudian setelah responden selesai mengisi kuesioner dikumpulkan dan diperiksa kelengkapannya untuk kemudian diolah.

8. Analisis Data