5. Faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri

dirinya yang meliputi pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan, dan penilaian diri, yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan orang lain. 2. 2. 5. Faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri Pembentukan konsep diri saat usia remaja menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi kepribadian, tingkah laku, dan pemahamannya terhadap diri sendiri. Remaja berusaha menyesuaikan antara konsep diri ideal yang dibangun berdasarkan cita-cita dan harapannya dengan konsep diri real, yaitu keadaan diri yang sesungguhnya. Konsep diri pada remaja diperolehnya melalui bagaimana orang lain dan lingkungan sekitar memperlakukan dirinya. Menurut Sullivan dalam Rakhmat 2004:101, “Jika kita diterima orang lain, dihormati dan menerima diri kita, maka kita akan menerima diri kita dengan baik. Sebaliknya bila orang lain selalu meremehkan dan menyalahkan kita, maka kita akan cenderung untuk menolak diri kita”. Tetapi tidak semua remaja dapat mengembangkan konsep diri secara positif, dalam hal ini yaitu menerima dirinya, karena hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang akan mempengaruhi konsep diri pada masing-masing individu. Djalaluddin Rakhmat 2004:100 menyatakan faktor-faktor yang membentuk konsep diri adalah: 1. Orang Lain significan others Orang lain yang memiliki pengaruh dalam kehidupan misalnya orang tua dan teman. Pujian yang diberikan, dorongan, semangat yang diberikan mereka menyebabkan menilai diri kita secara efektif. 2. Kelompok Rujukan group reference Dalam suatu kelompok ada norma-norma yang secara emosional mengikat kita dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Misalnya bergabung dalam kelompok pecinta alam, maka kita akan memiliki konsep diri sebagai seseorang yang memelihara alam, mencintai alam. Dalam konsep diri menurut Burns 1993:188-189 terdapat lima buah sumber penting dalam pembentukan konsep diri seseorang. Kelima sumber itu adalah: 1. Citra tubuh Yaitu evaluasi terhadap diri fisik sebagai suatu obyek yang jelas berbeda. 2. Bahasa Merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan dan memverbalisasikan diri serta untuk memudahkan pemahaman atas banyak umpan balik dari orang lain. 3. Umpan balik yang ditafsirkan dari lingkungan tentang bagaimana orang lain yang dihormati memandang pribadi tersebut secara relatif ada dibandingkan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat yang bermacam-macam. 4. Identifikasi dengan modal peranan seks stereotip yang sesuai. 5. Praktek-praktek membesarkan anak. Kelima sumber tersebut tidak dapat berfungsi secara bebas, melainkan saling terkait secara erat dalam kehidupan sosial. Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, Mead Pudjijogyanti, 1991:27 mengemukakan bahwa konsep diri merupakan produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organissi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting significant others disekitarnya. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka seseorang akan merasa dirinya cukup berharga sehingga timbullah konsep diri yang positif, begitu pula sebaliknya. Selain itu dalam konsep diri terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut Menurut Hurlock 1980:235 antara lain: 1. Usia kematangan Pengembangan konsep diri yang menyenangkan akan dapat menyesuaikan diri dengan baik. 2. Penampilan diri Daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan akan menambah dukungan sosial. 3. Kepatutan seks Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku akan membantu individu mencapai konsep diri yang baik. 4. Nama dan julukan Julukan yang diberikan teman-teman akan mempengaruhi konsep diri seseorang. Misalnya julukan si bodoh, ladang jerawat, dan sebagainya yang bernada ejekan akan mempengaruhi konsep diri. 5. Hubungan keluarga Melalui hubungan yang erat dengan keluarga akan membuat lebih mudah bagi remaja untuk mengembangkan pola kepribadiannya melalui identifikasi dengan anggota keluarga tersebut. Bila sesama jenis, maka akan membantu remaja mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis kelaminnya. 6. Teman-teman sebaya Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remja merupakan cerminan tentang konsep teman-teman terhadap dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri kepribadian yang diakui kelompok. 7. Kreativitas Remaja yang sejak kanak-kanak didorong untuk mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang berpengaruh baik terhadap konsep dirinya. 8. Cita-cita Cita-cita yang tidak realistik membuatnya mengalami kegagalan dan menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Sebaliknya, cita-cita yang realistik cenderung mengalami keberhasilan sehingga membuatnya percaya diri. Menurut Pudjijogyanti 1991:14 mengemukakan empat hal yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri: 1. Citra fisik atau sikap positif terhadap fisik 2. Peran jenis kelamin 3. Peran perilaku orang tua 4. Peranan faktor sosial Proses perkembangan konsep diri tidak pernah sungguh-sungguh berakhir, hal itu berjalan terus dengan aktif dari saat kelahiran sampai pada kematian sejalan dengan individu tersebut secara terus menerus menemukan potensi-potensi yang baru dalam proses perkembangannya. Untuk memiliki konsep diri, seseorang harus memandang dirinya sendiri sebagai sebuah obyek yang jelas berbeda dan mampu melihat dirinya dari obyek-obyek lainnya Burns, 1993:188. Berdasarkan berbagai pendapat yang telah mengemukakan tentang konsep diri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka dapat dikatakan secara jelas dapat dikatakan bahwa konsep diri bukanlah diwariskan atau ditentukan secara biologis, tetapi merupakan hal yang dipelajari dari proses interaksi, belajar dan pengalaman-pengalaman. Konsep diri individu terbentuk dan berkembang melalui jalan dari hasil pengaruh interaksi yang dilakukan melalui hubungan sosial dengan lingkungan terutama lingkungan keluarga, pendidikan dan hasil tanggapan dari orang lain.

2. 3. Anak Jalanan