3. 5. Faktor Penyebab Keberadaan Anak Jalanan

5 Biasanya mengkonsumsi minuman keras atau obat- obatan terlarang. Karakteristik anak jalanan di kota Semarang Shalahuddin, 2004:19 antara lain: 1. Jumlah anak jalanan perempuan meningkat dan di beberapa lokasi bahkan jumlahnya lebih besar dibandingkan anak jalanan laki-laki. 2. Semakin besarnya jumlah anak jalanan yang berusia sangat muda. 3. Kehadiran anak-anak yang masih bersekolah semakin tinggi. 4. Jumlah anak jalanan yang berasal dari kota Semarang semakin dominan. 5. Lokasi kegiatan anak semakin meluas. 6. Penguasaan wilayah dan tersingkirnya anak dari luar kota. 7. Munculnya berbagai kegiatan baru yang dilakukan

2. 3. 5. Faktor Penyebab Keberadaan Anak Jalanan

Ada 3 tingkatan penyebab masalah anak jalanan BKSN, 2000:26, yaitu: 1. Tingkat Mikro, yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarganya. Sebab-sebab yang dapat diidentifikasi dari anak dan keluarga saling berkaitan, tetapi dapat juga berdiri sendiri, yakni: 1 Lari dari keluarga, disuruh bekerja yang masih sekolah atau putus sekolah, berpetualang, bermain-main atau diajak teman. 2 Penyebab dari keluarga; terlantar, ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar kemiskinan, pengangguran ditolak orang tua, salah perawatan atau kekerasan di rumah, kawin muda, perceraian, kesulitan berhubungan dengan keluargatetangga, terpisah dengan orang tua, sikap- sikap yang salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang berakibat anak menghadapi masalah fisik, psikis dan sosial. 2. Tingkat Messo, yaitu faktor di masyarakat. Pada tingkat ini, penyebab yang dapat diidentifikasi meliputi: 1 Pada masyarakat miskin yaitu anak adalah asset untuk membantu peningkatan ekonomi keluarga. 2 Pada masyarakat lain yaitu urbanisasi menjadi kebiasaan dan anak-anaknya mengikuti. 3 Penolakan masyarakat dan anggapan bahwa anak jalanan selalu melakukan tindakan tidak terpuji. 3. Tingkat Makro, yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur masyarakat. Pada tingkat struktur masyarakat, penyebab yang dapat diidentifikasi adalah: 1 Ekonomi, adanya peluang pekerjaan sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian. 2 Pendidikan, biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yang diskriminatif. 3 Penggusuran dan pengusiran keluarga miskin dari tanahrumah mereka dengan alasan ”demi pembangunan”. 4 Belum seragamnya unsur pemerintah memandang anak jalanan, sebagian berpandangan anak jalanan merupakan kelompok yang memerlukan perawatan pendekatan kesejahteraan dan sebagian yang lain memandang anak jalanan sebagai pembuat masalah pendekatan keamanan.

2. 4. Rumah Singgah atau Rumah Perlindungan Sosial Anak RPSA