1. Kondisi yang Mempengaruhi Pembentukan Penerimaan Diri
norma-norma yang ada dan juga berpikir realistis tentang kekurangan-kekurangan dirinya tanpa menyalahkan diri sendiri atas kekurangan tersebut. Penerimaan diri
erat kaitannya dengan konsep diri yang dimiliki seseorang. Semakin positif konsep dirinya maka akan semakin tinggi penerimaan dirinya, begitu juga
sebaliknya, jika konsep diri yang dimiliki seseorang rendah maka akan rendah penerimaan dirinya. Penerimaan diri lebih mengarah pada kerendahan hati dan
kedermawanan seseorang. Orang yang memiliki penerimaan diri yang baik dapat menerima dirinya sendiri secara apa adanya Calhoun dan Acocella, 1995:73.
Dari beberapa definisi diatas, jadi yang dimaksud dengan penerimaan diri adalah sikap individu yang mencerminkan perasaan menerima dan senang atas
segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya serta mampu mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat menimbulkan kepribadian dan
fisik yang sehat.
2. 1. 2. Kondisi yang Mempengaruhi Pembentukan Penerimaan Diri
Hurlock 1974:434
menyatakan bahwa
banyak faktor
yang mempengaruhi orang menyukai dan menerima dirinya. Faktor tersebut merupakan
kebalikan dari faktor-faktor yang mengakibatkan penolakan diri. Menurut Hurlock 1974:435 kondisi yang dapat mempengaruhi penerimaan diri tersebut adalah:
1. Pemahaman diri
Pemahaman diri adalah suatu persepsi atas diri sendiri yang ditandai oleh keaslian bukan kepura-puraan, realistis bukan khayalan, kebenaran bukan
kebohongan, keterusterangan bukan berbelit-belit. Pemahaman diri dan penerimaan diri memiliki hubungan positif, semakin baik seseorang
memahami dirinya maka semakin baik ia menerima dirinya apa adanya, dengan adanya pemahaman pada diri sendiri, maka secara tidak langsung
orang akan berusaha untuk mengerti, memahami dan menerima semua yang ada pada dirinya tersebut, termasuk semua kelebihan serta kekurangannya,
sehingga dapat diartikan sebagai individu yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri Oktaviana, 2004:5
2. Harapan yang realistis
Ketika pengharapan seseorang terhadap sukses yang akan dicapai merupakan pengharapan yang realistis, kesempatan untuk mencapai sukses tersebut akan
muncul. Adanya kesempatan tersebut akan mendukung terbentuknya kepuasan diri sendiri yang pada akirrnya membentuk sikap penerimaan terhadap diri
sendiri. 3.
Tidak hadirnya hambatan-hambatan dari lingkungan Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang realistik dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan individu yang bersangkutan untuk mengontrol adanya hambatan-hambatan dari lingkungan. Seseorang yang menyadari bahwa
sebenarnya dia mampu, tetapi karena ada hambatan dari lingkungan misalnya diskriminasi ras, gender, kepercayaan akan sukar untuk memiliki penerimaan
diri yang baik. Sikap tidak senang terhadap diri atau kurangnya penerimaan terhadap diri dapat juga dipengaruhi oleh adanya pemberian label-label yang
berkembang dalam masyarakat terhadap orang atau komunitas tertentu. Jika hambatan-hambatan dari lingkungan tersebut dihilangkan, seseorang akan
dapat mencapaui tujuan yang realistik. Tercapainya tujuan akan
mengakibatkan individu yang bersangkutan merasa puas dan kemudian akan mendukung terbentuknya penerimaan diri.
4. Tingkah laku sosial yang mendukung
Peranan lingkungan sosial terhadap seseorang dapat membentuk tingkah laku orang tersebut. Seseorang yang mengalami perlakuan lingkungan sosial yang
mendukung akan dapat menerima dirinya dengan lebih baik. 5.
Tidak adanya tekanan emosi yang berat Tekanan yang berat dan terus menerus seperti yang terjadi di lingkungan kerja
atau di rumah, di mana kondisi emosi sedang tidak baik dapat mengakibatkan gangguan yang berat pada seseorang, sehingga tingkah laku orang tersebut
dinilai menyimpang dan orang lain menjadi terlihat selalu dan menolak orang tersebut.
Tidak adanya tekanan emosi membuat seseorang dapat melakukan yang terbaik dan dapat berpandangan keluar dan tidak memiliki pandangan hanya
kedalam diri saja. Tanpa tekanan emosi juga dapat membuat seseorang santai dan bahagia. Kondisi-kondisi ini memberikan sumbangan positif bagi
penilaian terhadap lingkungan sosial yang menjadi dasar terhadap penilaian diri sendiri dan terhadap penerimaan diri.
6. Sukses yang terjadi
Kegagalan yang sering menimpa menjadikan seseorang menolak dirinya sendiri. Sebaliknya, kesuksesan yang sering terjadi menumbuhkan penerimaan
terhadap dirinya sendiri. Sering atau tidaknya sukses yang terjadi dapat dinilai secara kuantitatif dan juga secara kualitatif. Secara kuantitatif berarti jumlah
terjadinya kesuksesan lebih banyak dari pada kegagalan. Secara kualitatif maksudnya, walaupun jumlah terjadinya kegagalan lebih banyak dari pada
kesuksesan, namun kesusksesan yang terjadi tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat berarti yang dapat melebihi julah kegagalan
tersebut, baik dari penilaian masyarakat maupun diri sendiri. 7.
Identifikasi dengan orang yang mempunyai penyesuaian diri yang baik Individu yang mengidentifikasika diri dengan orang yang memiliki
penyesuaian diri yang baik akan terpengaruh untuk mengembangkan tingkah laku positif terhadap hidupnya. Tingkah laku positif tersebut menandakan
penilaian diri yang positif seta menunjukkan adanya penerimaan diri yang baik.
8. Cara seseorang melihat diri sendiri konsep diri
Seseorang yang dapat melihat dirinya sendiri dengan benar, memiliki pengertian terhadap diri sendiri. Cara seseorang memandang diri sendiri atau
konsep diri yang stabil akan menentukan bagaimana penerimaan diri seseorang. Memiliki konsep diri yang stabil dapat meningkatkan potensi yang
terbaik dari diri sendiri dengan senantiasa belajar meningkatkan kemampuan diri, dan memanfaatkan kesempatan serta peluang yang ada.
9. Pendidikan yang baik pada masa kanak-kanak
Meskipun bermacam-macam penyesuaian yang dilakukan oleh seseorang dapat mengubah secara radikal dan membuat hidupnya semakin baik, namun
pusat dari konsep diri yang menentukan jenis penyesuaian diri yang akan dilakukan terletak pada masa kanak-kanak.
Selain kondisi-kondisi yang mempengaruhi penerimaan diri yang tersebut diatas, faktor pendidikan dan dukungan sosial juga dapat mempengaruhi
penerimaan diri seseorang. Penerimaan diri akan semakin baik apabila ada dukunngan dari lingkungan sekitar, hal ini dikarenakan individu yang mendapat
dukungan sosial akan mendapat perlakuan yang baik dan menyenangkan. Sedangkan faktor pendidikan juga tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi
penerimaan diri seseorang, dimana individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi pada umumnya akan memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi pula