3. 3. Pekerjaan Anak Jalanan 3. 4. Karakteristik Anak Jalanan

6 Usianya rata-rata di bawah 14 tahun. 4. Anak jalanan berusia 16 tahun keatas, cirinya adalah: 1 Terdiri dari anak yang sudah putus hubungan dan yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya. 2 Berada di jalanan dari 8-24 jam, kadang hanya beberapa jam, kadang berada seharian di jalanan. 3 Tempat tinggal dan tidur mereka adalah kadang-kadang di jalanan. 4 Mereka telah tamat SD atau SMP, namun sudah tidak bersekolah. 5 Pekerjaannya tidak tetap, seperti calo, mencuci bis, menyemir sepatu, dan lain-lain. Hasilnya digunakan untuk dirinya maupun memenuhi kebutuhan orang tuanya. Kebutuhan mereka adalah pekerjaan yang tetap. 6 Rata-rata usia mereka adalah diatas 16 tahun.

2. 3. 3. Pekerjaan Anak Jalanan

Dalam Badan Kesejahteraan Sosial Nasional 2000:31 secara umum pekerjaan anak jalanan terbagi menjadi dua, yakni: 1. Pekerjaan yang memerlukan modal Jenis-jenis pekerjaan ini adalah pengasong, tukang Koran, penyemir sepatu, dan beberapa pekerjaan lainnya yang memerlukan bahan. 2. Pekerjaan jasa Jenis pekerjaan ini antara lain: mengamen, pemulung, tukang parkir, polisi cepek, pengelappencuci bus, dan pekerjaan lainnya yang memerlukan tenaga.

2. 3. 4. Karakteristik Anak Jalanan

Dalam setiap komunitas yang ada dalam suatu masyarakat pasti mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Anak jalananpun pada umumnya memiliki beberapa ciri fisik dan psikis yang dapat dengan mudah dikenali, antara lain: Tabel 2.1 Ciri-ciri Anak Jalanan Ciri Fisik Ciri Psikis  Warna kulit kusam  Pakaian tidak terurus  Rambut kusam  Kondisi badan tidak terurus  Acuh tak acuh  Mobilitas tinggi  Penuh curiga  Sensitif  Kreatif  Semangat hidup tinggi  Berwatak keras  Berani menanggung resiko  mandiri Sumber: BKSN 2000:24 Adapun karakteristik yang menonjol pada anak jalanan adalah: 1. Nampak kumuh, kotor tapi tidak gembel. 2. Memandang orang lain diluar orang yang berada di jalanan sebagai orang yang dimintai uang. 3. Mandiri, tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain, terutama untuk tidur, mandi maupun makan. 4. Muka atau mimik wajah yang melas ketika berhadapan dengan orang lain. 5. Tidak memiliki rasa takut untuk berinteraksi baik bercakap-cakap ataupun sekedar berbicara sedikit dengan siapapun. 6. Malas melakukan kerja anak-anak “rumahan”, misalnya jadwal tidur, mandi. Hendriati 1998:5 juga mengkategorikan karakteristik anak jalanan, yaitu sebagai berikut: 1. Anak jalanan hidup dan mencari penghidupan di jalanan, ciri-ciri: 1 Hidup mandiri. 2 Tidur di sembarang tempat. 3 Mencari nafkah sebagai penyemir, pengamen, penjual asongan. 2. Anak jalanan hidup dan mencari penghidupan di jalanan dengan cara-cara tertentu, ciri-ciri: 1 Hidup mandiri. 2 Mencari nafkah sebagai penyemir, pengamen. 3 Berhubungan dengan keluarga kurang lebih 1-3 bulan sekali. 4 Penghasilan yang mereka terima untuk keperluan orang tua. 3. Anak jalanan yang mencari nafkah di jalanan tetapi pulang ke rumah, ciri-ciri: 1 Menghabiskan sebagian waktunya di jalanan. 2 Waktu tertentu pulang ke rumah orang tuanya. 3 Bekerja di jalanan. 4 Pengaruh perilaku jalanan lebih dominan. 4. Anak jalanan baru gede yang menghabiskan waktunya di jalanan tetapi tidak mencari nafkah, ciri-ciri: 1 Ada kontak dengan orang tua. 2 Pergaulan bebas. 3 Sebagian masuk sekolah atau setengah kuliah, membolos. 4 Dijalanan sore sampai pagi. 5 Biasanya mengkonsumsi minuman keras atau obat- obatan terlarang. Karakteristik anak jalanan di kota Semarang Shalahuddin, 2004:19 antara lain: 1. Jumlah anak jalanan perempuan meningkat dan di beberapa lokasi bahkan jumlahnya lebih besar dibandingkan anak jalanan laki-laki. 2. Semakin besarnya jumlah anak jalanan yang berusia sangat muda. 3. Kehadiran anak-anak yang masih bersekolah semakin tinggi. 4. Jumlah anak jalanan yang berasal dari kota Semarang semakin dominan. 5. Lokasi kegiatan anak semakin meluas. 6. Penguasaan wilayah dan tersingkirnya anak dari luar kota. 7. Munculnya berbagai kegiatan baru yang dilakukan

2. 3. 5. Faktor Penyebab Keberadaan Anak Jalanan