Manfaat Sungai dan Danau Pencemaran Sungai

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS 7 SMP Bab 11 Sungai dan Danau 96

B. Manfaat Sungai dan Danau

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan sungai dan danau. Di Jawa hampir seluruh sungai dimanfaatkan untuk PLTA, perikanan, pertanian, dan rekreasi. Sungai Brantas di Jawa Timur misalnya, ada beberapa bendungan untuk PLTA, yaitu Bendungan Sengguruh di Kepanjen, Bendungan Sutami di Karangkates, dan Bendungan Wlingi Raya di Blitar. Sedangkan di sungai Konto juga dibangun Bendungan Selorejo dan di Bojonegoro ada waduk Pacal. Di Jawa Tengah ada waduk Gajah Mungkur dan di Jawa Barat ada waduk Citarum. Danau yang juga dimanfaatkan untuk bendungan PLTA adalah danau Toba melalui Sungai Asahan. Karakteristik sungai di Jawa ini sangat sesuai dengan tuntutan persyaratan bendungan, yakni airnya deras dan curam. Sungai-sungai di Sumatra dan Kalimantan sebagian besar dimanfaatkan penduduk untuk sarana transportasi. Misalnya di Sumatra ada sungai Musi dan Batanghari. Sedangkan di Kalimantan ada sungai Kapuas dan Kahayan. Meskipun akhir-akhir ini banyak dibangun transportasi darat, tetapi keberadaan transportasi sungai ini masih tetap ada. Keberadaan bendungan dan danau juga bermanfaat menjadi pengendali banjir. Air bah dari hulu dapat dihambat oleh bendungan. Namun, kelemahan yang terjadi adalah terjadinya sedimentasi. Bendungan dan danau juga dapat menjadi tempat budidaya perikanan darat oleh masyarakat sekitar dengan menggunakan keramba. Hasil budidaya perikanan ini dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar danau atau bendungan.

C. Pencemaran Sungai

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bahwa Pemerintah Provinsi mengkoordinasikan pengelolaan kualitas air dan melakukan pengendalian pencemaran air pada sumber air yang PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS 7 SMP Bab 11 Sungai dan Danau 97 merupakan lintas KabupatenKota. Oleh karena itu dalam pengelolaan dan pengendalian pencemaran air pada sumber air yang lintas kabkota diperlukan adanya koordinasi dengan kabupatenkota serta kerjasama dengan berbagai sektor terkait lainnya. Koordinasi dan Fasilitasi Pengendalian Pencemaran Air dengan kabupatenKota serta stake holder terkait dilakukan untuk merumuskan suatu langkahstrategi dalam upaya pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air serta untuk mensosialisasikan kegiatan program pengendalian pencemaran air yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi maupun oleh Kabupatenkota, serta rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Pencemaran air sungai disebabkan oleh banyaknya air limbah yang masuk ke dalam sungai yang berasal dari berbagai sumber pencemaran yaitu dari limbah industri, domestik, rumah sakit, peternakan, pertanian dan sebagainya. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampahlimbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS 7 SMP Bab 11 Sungai dan Danau 98 meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam- logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

D. Pengolahan Limbah