19 nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang
produksi, lebih mencintai produk nasional..
4. Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab
– sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya maju.
Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan pengaruh menyetor dari kaya ke
miskin Spread Effects lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya Back-wash-effects. Perbedaan
pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan
Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan kebutuhan pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal.Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan
Sedunia ILO pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah
akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran.Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja,
peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya. Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu
“back- wash effects” dan “spread effects”. “Back-wash Effects” adalah kurang
maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk membangun
dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan yang disebut Myrdall.
“spread effects” pengaruh menyebar, tetapi pada
umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih
kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin. Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa
Myrdall tidak
percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai,
20 sedangkan
Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka
panjang. Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi
ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia ILO
pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World Problem.ILO dengan menekankan bahwa
kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh
karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi
Pada dasarnya
faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan
strategi pembangunan ekonomi adalah tujuan yang khendak dicapai.Apabila yang ingin
dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan
ekonomi yang rendah, akumilasi kapital rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, struktur ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga kurang
berkembang. Melalui peningkatan laju pertumbuhan itu orang percaya bahwa prinsip trickle
down effect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan pembangunan secara keseluruhan dapat dicapai. Namun seperti yang telah diuraikan ternyata strategi
pembangunan itu tidak dapat berperan baik, khususnya dalam mencapai tingkat pemerataan pembangunan, mengatasi pengganguran dan kemiskinan. Sehingga
faktor yang mempengaruhi dipilihnya strategi penciptaan lapangan pekerjaan adalah tidak bekerjanya trickle down effect, pemerataan pembangunan yang
pincang, pengganguran yang cukup besar khususnya di sektoe tradisional yang dipihak lain masih didukung laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasi pada penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasrnya dilandasi
keinginan, berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat