Sungai Deli Pola Organik dalam Pembangunan Kampung Hamdan

dalam bukunya yang berjudul Managing the Sense of a Region, memperkenalkan beberapa cara yang dilakukan dalam mengupas arti sebuah kawasan atau lingkungan Lynch, 1975. Teknik pengumpulan data ini merupakan kegiatan yang sekuensial dengan cara bergerak di dalam satu kawasan atau lingkungan. Dalam buku yang sama, Lynch juga membahas pemahaman arti sebuah kawasan sebagai awal dari proses pengumpulan data. Perancang berperan sebagai anggota masyarakat yang mendiami kawasan. Dengan cara ini perancang dapat melihat kondisi realitas kawasan melalui sudut pandang masyarakat penghuni suatu kawasan.

1.1. Sungai Deli

Sungai Deli merupakan salah satu sungai yang melewati Kota Medan. Sungai Deli mengalir melalui tiga wilayah daerah aliran sungai DAS yaitu, Kabupaten Karo dan Simalungun di hulu, Deli Serdang dan Sergai di tengah serta Kota Medan di hilir hingga bermuara ke laut Belawan Gambar 1.4. Sayangnya, sepanjang DAS, sungai ini sudah tercemar. Dimulai dari hulu, air yang keruh menandakan sungai tercemar tanah dan unsur hara yang erosi, tergerus dari hutan dan lahan-lahan di sepanjang DAS. Selain itu, kini limbah mencemari sungai. Di tengah dan di hilir, limbah industri dan rumah tangga menambah kadar kerusakan ekosistem air sungai. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.4. Aliran Sungai Deli Sumber: http:pudeliserdang.com 2014 Perlahan namun pasti, eksploitasi DAS tanpa terkendali dan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan mulai merambah ke tengah dan hulu. Pencemaran sungai meluas, seiring meningkatnya aktivitas yang mendukung perkembangan wilayah dan pertambahan jumlah penduduk. Penebangan hutan di wilayah penyangga dan sumber air di DAS, memperburuk kondisi sungai dan mencemari sungai mulai dari wilayah hulu. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.5. Kondisi Sungai Deli Sumber: Dok. Penulis 2014 Pencemaran Sungai Deli ini sudah terlihat saat perancang melakukan studi lapangan di wilayah Kelurahan Hamdan melalui airnya yang kecokelatan Gambar 1.5. Pencemaran Sungai Deli, diantaranya diakibatkan limbah padat dan cair. Dengan tebaran sampah yang menumpuk, dari bagian pinggir sampai ke aliran sungai yang bisa diketahui dari pendangkalan yang terjadi di beberapa titik. Pada kondisi normal, menurut warga setempat, ketinggian muka air sungai hanya mencapai lima puluh sentimeter. Saat perancang melakukan studi lapangan pada kondisi cuaca hujan lebat, ketinggian muka air sungai mencapai satu setengah meter. Dalam kondisi musim hujan antara bulan September-Desember muka air sungai dapat mencapai ketinggian tiga meter. Hal ini yang menyebabkan terjadinya banjir di wilayah Kelurahan Hamdan. Kondisi masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Deli bisa dikatakan memprihatinkan, karena sejumlah warga melakukan aktivitas MCK mandi, cuci, kakus di sungai, padahal air sungai tersebut sudah tercemar Gambar 1.6. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai ini memiliki pola hidup yang kurang bersih dan sehat, dimana susunan dari pemukiman mereka sangat rapat dan lahan Universitas Sumatera Utara di sekitarnya yang semakin sempit menjadikan mereka kekurangan sarana untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga mereka lebih memilih untuk membuangnya ke sungai. Gambar 1.6. Aktivitas MCK Di Sungai Sumber: Dok. Penulis 2014 Apabila air sungai telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Ini merupakan bencana besar. Karena hampir semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air, tanpa air tiada kehidupan di muka bumi ini. Dampak pencemaran air dapat berupa air tidak menjadi bermanfaat lagi dan menjadi timbulnya penyakit. Pencemaran air di sungai yang diakibatkan oleh limbah, tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Sebab jika hal ini tidak ditangani dengan segera maka limbah-limbah yang ada di sungai akan memberikan dampak negatif yang sangat fatal bagi kelangsungan hidup manusia. Pencemaran air Sungai Deli dan Belawan diakibatkan oleh kegiatan industri, lingkungan pemukiman, pasar, rumah sakit dan berbagai kegiatan lain disepanjang sungai tersebut. Saat ini, rendahnya kesadaran lingkungan dan kebiasaan buruk warga serta pengusaha yang membuang limbah di sungai, kian Universitas Sumatera Utara memperburuk kondisi sungai. Sampah rumah tangga dan limbah industri, hotel, rumah sakit dan limbah lain, campur aduk Gambar 1.7. Gambar 1. 7. Pembuangan Limbah Padat Pada Tepi Sungai Sumber: Dok. Penulis 2014 Pemukiman liar yang tumbuh di sepanjang DAS terutama pada bagian pusat kota Medan, termasuk wilayah Kelurahan Hamdan juga menyebabkan lebar sungai mengalami pengurangan. Hal ini disebabkan tidak sedikit pemukiman liar ini yang mengambil badan sungai sebagai lahan pemukiman. Menurut warga setempat, lebar Sungai Deli saat ini hanya sekitar sepuluh meter, padahal lebar Sungai Deli dulunya sekitar 15-27 m. Pemerintah dari struktur terendah hingga pemerintah pusat tak mampu menegakkan supremasi hukum dalam melindungi lingkungan di sekitar DAS. Penebangan hutan yang dilakukan dengan berbagai alasan tanpa diikuti tindakan konservasi, atau bahkan kebijakan yang dengan sengaja memberi efek buruk bagi lingkungan, mempercepat proses kerusakan ekosistem Sungai Deli. Universitas Sumatera Utara

1.2. Kelurahan Hamdan