Aspek Fisik Kelurahan Hamdan

1.2.1. Aspek Fisik

Kondisi kawasan Kelurahan Hamdan secara keseluruhan merupakan kawasan dengan kepadatan penduduk sedang Gambar 1.9, terlihat dari jarak antar rumah yang sangat berdekatan tanpa adanya pagar pembatas, bahkan tidak jarang ditemukan rumah-rumah yang menempel satu sama lain. Sehingga tipologi rumah yang ada pada kawasan adalah rumah deret, rumah tunggal dan rumah kopel. Rumah deret merupakan deretan beberapa rumah yang menempel satu sama lain Gambar 1.12. Rumah tunggal adalah rumah yang berdiri sendiri, terpisah dengan bangunan di sampingnya Gambar 1.11. Sedangkan rumah kopel adalah dua rumah yang menempel satu sama lain Gambar 1.10. Tipe rumah permanen bervariasi antara tipe 50, 75, dan 100. Gambar1. 9. Peta Kepadatan Penduduk Sumber: RTRW Kota Medan Universitas Sumatera Utara Gambar 1. 10. Rumah Kopel Sumber: Dok. Penulis 2014 Gambar 1.11. Rumah Tunggal Sumber: Dok. Penulis 2014 Gambar 1.12. Rumah Deret Sumber: Dok. Penulis 2014 Material yang digunakan setiap bangunan bervariasi, untuk konstruksi rumah banyak menggunakan beton dan kayu, dinding bangunan menggunakan batu bata dan kayu, untuk bahan atap menggunakan seng sebagai penutup bangunan Gambar 1.13. Pada kawasan proyek terlihat kondisi rumah berdasarkan kenyamanan termal tidak memenuhi standar rumah yang seharusnya. Akibat rumah-rumah yang menempel satu sama lain, sirkulasi udara dan cahaya pada rumah tidak baik. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.13. Material Bangunan Pada Tapak Sumber: Dok. Penulis 2014 Kondisi utilitas pada tapak belum memadai. Kondisi saluran drainase yang berupa selokan tidak memiliki penutup, sehingga menjadi tempat menumpuknya sampah. Hal ini menyebabkan pemandangan pada tapak tidak menyenangkan dan dapat berdampak negatif bagi kesehatan warga setempat. Kondisi yang mengkhawatirkan juga terlihat dari kebiasaan warga yang menggunakan kabel listrik sebagai tempat menjemur pakaian. Beberapa penerangan jalan dibuat sendiri oleh warga dengan menggantung lampu pada kabel listrik Gambar 1.14. Gambar 1.14. Penerangan Jalan Sumber: Dok. Penulis 2014 Gambar 1.15. Tumpukan Sampah Pada Tapak Sumber: Dok. Penulis 2014 Universitas Sumatera Utara Kondisi yang sama mengkhawatirkannya juga terlihat pada tapak yang tidak memiliki tempat pembuangan sementara TPS sehingga di beberapa titik pada tapak menjadi tempat menumpuknya sampah warga Gambar 1.15 termasuk di pinggiran Sungai Deli, bahkan ironisnya tidak hanya di pinggiran tetapi badan sungai juga menjadi tepat pembuangan sampah warga sekitar. Akses menuju tapak hanya bisa melalui jalan Multatuli dan Ir. H. Juanda. Sirkulasi pada tapak yang tidak beraturan dan memiliki banyak gang-gang kecil menjadi karakteristik tapak. Sirkulasi pada tapak umumnya hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki, kendaraan roda dua dan kendaraan roda tiga. Kondisi koridor jalan cukup memprihatinkan karena lebar jalan yang terlalu kecil dan tidak adanya pemisah antara jalur pejalan kaki dengan kendaraan bermotor Gambar 1.17. Trotoar yang terdapat di pinggiran tapak berubah fungsi menjadi tempat usaha. Sehingga tidak jarang pejalan kaki mengambil badan jalan untuk jalur sirkulasi yang tentunya hal ini sangat membahayakan keselamatan Gambar 1.16. Gambar 1.16. Kondisi Jalur Pejalan Kaki Sumber: Dok. Penulis 2014 Gambar 1.17. Kondisi Sirkulasi Pada Tapak Sumber: Dok. Penulis 2014 Universitas Sumatera Utara

1.2.2. Aspek Sosial-Ekonomi