1.3. Kasus proyek sejenis
Data-data mengenai kasus proyek sejenis diperoleh melalui studi literatur. Pencarian  studi  literatur  dilakukan  untuk  mendapatkan  perbandingan  gambaran
kondisi  proyek  sejenis  yang  sudah  terlaksana  sebagai  bahan  acuan  dalam perumusan  konsep  yang  direncanakan.  Hal  ini  diharapkan  dapat  menambah
wawasan pengetahuan dalam merancang kasus proyek sejenis. Studi literatur yang dilakukan  ialah  mengenai  rumah  susun  yang  telah  dibangun  dan  program
pengembangan  kawasan  pinggir  sungai.  Studi  literatur  dilakukan  melalui  proyek yang  telah  terlaksana  di  dalam  maupun  luar  negeri  dengan  menggunakan  media
internet dalam pencarian kasus proyek. Data  studi  literatur  dipelajari  dengan  melihat  kondisi-kondisi  yang  sesuai
dengan  kasus  proyek,  lalu  melihat  permasalahan-permasalahan  yang  ada  dan solusi  pemecahan masalah melalui perancangan  arsitektur. Studi literatur dengan
proyek  rumah  susun  di  kota  besar  seperti  Jakarta,  yang  sudah  banyak  dibangun rumah  susun  untuk  solusi  pemukiman  yang  kumuh  dan  padat  penduduk.  Dari
proyek  ini  diperoleh  pengetahuan  bagaimana  rancangan  bangunan  rumah  susun yang  baik,  yang  mampu  memenuhi  segala  kebutuhan  penghuni  yang  terdiri  dari
berbagai  macam  ras,  agama  dan  kepercayaan  Gambar  1.21.  Dari  studi  literatur ini juga diperoleh bagaimana cara menyatukan berbagai macam perbedaan dalam
satu bangunan rumah susun sehingga tidak terjadi masalah antar warga.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.21. Rumah Susun Sumber: http:kolomrumah.com 2011
Desain  bangunan  sangat  menentukan  bagaimana  nantinya  kehidupan warga setelah dipindahkan ke bangunan rumah susun. Hal ini dapat dipelajari dari
studi  literatur  mengenai  kehidupan  warga  setelah  berada  di  bangunan  rumah susun.  Apabila  kehidupan  warga  semakin  meningkat,  maka  rancangan  bangunan
dinilai berhasil dan bisa diaplikasikan kembali. Apabila kehidupan warga semakin menurun maka, rancangan bangunan dinilai tidak berhasil dan tidak bisa dijadikan
acuan dalam merancang.
1. 4. Revitalisasi Pemukiman Tepi Sungai
Pengetahuan  rancangan  juga  diperoleh  dari  jurnal-jurnal  yang  terkait dengan  kasus  proyek.  Jurnal-jurnal  ini  diharapkan  dapat  membantu  dalam
memperoleh  ide  perancangan  yang  akan  diterapkan  sebagai  tema  pada  kasus proyek  ini.  Dari  pemahaman  mengenai  jurnal  akan  membuka  wawasan  akan
permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada kasus proyek sejenis. Jurnal
Universitas Sumatera Utara
ini  memberikan  gambaran  permasalahan-permasalahan  yang  sering  muncul  dan menjadi  permasalahan  yang  layak  diangkat  sebagai  dasar  ide  perancangan
kawasan. Permasalahan-permasalahan ini sering timbul dari, kondisi pemukiman, kondisi  sosial,  kondisi  ekonomi  maupun  kondisi  lingkungan  sekitar  yang
mempengaruhi keadaan kawasan. Wawasan dan pengetahuan yang diperoleh dari jurnal akan mempengaruhi
pemikiran  dalam  penentuan  tema.  Pengetahuan  mengenai  permasalahan pemukiman  tepi  sungai  yang  ditemukan  dalam  salah  satu  jurnal  antara  lain
memaparkan  secara  umum  beberapa  permasalahan  sungai  di  kota-kota  besar yaitu:
  Pemukiman  yang  dibangun  di  sepanjang  sungai  umumnya  mengambil bagian bantaran sungai sehingga alur sungai semakin menyempit dan tidak
dapat lagi menampung deras aliran air sehingga setiap kali hujan deras di pegunungan, air meluap menggenangi pemukiman.
  Kondisi  kawasan  pada  umumnya  pemukiman  padat  dan  kumuh,  sarana dan prasarana tidak tertata dan tidak memadai.
  Air yang mengalir melalui sungai-sungai tidak langsung dialirkan ke laut karena  tertahan  di  kawasan  reklamasi.  Kondisi  ini  senantiasa
mengakibatkan terbentuknya genangan-genangan air.   Pembuangan limbah padat maupun cair ke badan air dan bantaran sungai
di berbagai ruas sungai mencemari air dan menghambat aliran air sungai.   Orientasi terhadap sungai masih menjadikan river back.
Universitas Sumatera Utara
Dengan  adanya  permasalahan-permasalahan  ini,  maka  didapat  solusi penyelesaian  masalah  dengan  suatu  pendekatan  menggunakan  model  penataan
kawasan tepi sungai, seperti:   Menghidupkan  kawasan  atau  vitalisasi  yaitu:  pendekatan  penanganan
dengan meningkatkan kinerja dan dinamika fungsi kawasan, baik melalui optimasi  pemanfaatan  potensi  dan  sumberdaya  lokal,  menambahkan
sarana  dan  prasarana  kawasan  maupun  membuka  akses  dan mengintegrasikan  kawasan  terhadap  pusat-pusat  pelayanankegiatan  kota
yang telah berkembang.   Menghidupkan  kembali  kawasan  yang  surut  atau  revitalisasi  yaitu:
ditujukan pada kawasan  yang menurun fungsi  sosial ekonominya melalui usaha  menghidupkan  kembali  aktivitas  perkotaan  dan  vitalitas  kawasan
untuk  mewujudkan  kawasan  yang  layak  huni,  mempunyai  daya  saing pertumbuhan  dan  stabilitas  ekonomi  lokal  serta  terintegrasi  dalam
kesatuan sistem kota.   Pembangunan kembali atau redevelopment yaitu: pendekatan penanganan
melalui  cara  membangun  kembali  kawasan  dengan  fungsi  baru  yang dinilai  memiliki  potensi  dan  prospek  yang  lebih  baik  lagi  dari  fungsi
sebelumnya.   Peningkatan Kualitas Lingkungan melalui peremajaan atau renewal yaitu:
pendekatan  menata  kembali  kawasan  dengan  mengganti  sebagian  atau seluruh  unsur-unsur  lama  dengan  unsur-unsur  baru  untuk  tujuan
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai sesuai dengan potensi dan nilai ekonomi kawasan tersebut.
  Intensifikasi  Pembangunan  yaitu:  pendekatan  penanganan  dengan memanfaatkan ruang-ruang yang tersedia seoptimal mungkin.
  Rehabilitasi  Kawasan  yaitu:  pendekatan  penanganan  dengan  cara memperbaiki  lingkungan  kawasan  yang  telah  terjadi  degradasi  sehingga
dapat berfungsi kembali seperti sedia kala.   Peningkatan  kualitas  lingkungan  melalui  peningkatan  sarana  dan
prasarana.
1
Dari jurnal ini diperoleh pengetahuan mengenai solusi atas permasalahan- permasalahan  pemukiman  tepi  sungai,  sehingga  informasi  ini  dapat  digunakan
dalam  proses  perancangan  kawasan  pada  kasus  proyek  ini.  Informasi-informasi yang  diperoleh  dari  berbagai  jurnal  memudahkan  untuk  dilakukan  analisa
permasalahan yang ada pada kawasan perancangan. Tahap selanjutnya adalah inventarisasi data  yaitu pengumpulan data  yang
berkaitan dengan tema dan kasus proyek. Penyusunan data dilakukan setelah data yang  dibutuhkan  benar-benar  mencukupi.  Inventarisasi  data  dilakukan  dengan
menyusun data-data yang berkaitan terhadap rancangan. Data yang telah diperoleh dari observasi dan dari peraturan-peraturan yang berlaku serta jurnal-jurnal terkait
kasus  proyek  dikumpulkan  dan  disusun  dengan  format  penyajian  laporan  data proyek  yang baik. Penyajian laporan data proyek juga disertai dokumentasi hasil
1
Rahmadi, D.K., Pemukiman Bantaran Sungai: Pendekatan Penataan Kawasan Tepi Air. Staf Perencanaan Teknis dan Pengaturan Direktorat Pengembangan Pemukiman Ditjen. Cipta Karya.
Universitas Sumatera Utara
observasi lapangan yang memperlihatkan keadaan tapak proyek. Inventarisasi data ini dilakukan untuk memudahkan proses perancangan.
Penyusunan  data  hasil  observasi  lapangan  dibuat  dalam  format  penyajian data proyek. Informasi yang didapat dari observasi lapangan adalah mengenai data
kondisi  lingkungan  tapak  proyek  yang  mencakup  hal-hal  mengenai  batas-batas tapak, kondisi jalan di sekitar tapak, tipologi rumah pada kawasan, kondisi sarana
dan  prasarana  yang  tersedia,  kondisi  sosial  masyarakat,dll.  Dari  data-data  ini nantinya  akan  dianalisis  permasalahan-permasalahan  ataupun  potensi  yang
terdapat  pada  kawasan.  Dalam  penyajian  data  observasi  lapangan,  banyak menggunakan media gambar untuk memperlihatkan kondisi pada tapak proyek.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN
Untuk  memperoleh  hasil  pemrograman  yang  maksimal,  proses  analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dengan sempurna.
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis sesuai permasalahan yang ada  untuk  menyaring  informasi  yang  benar-benar  dibutuhkan  dalam  proses
perancangan  dan  memperoleh  informasi  mengenai  permasalahan  yang  dimiliki kawasan  serta  potensinya.  Analisis  ini  dilakukan  untuk  mendapatkan  solusi  dari
permasalahan  yang  terjadi  pada  kawasan  proyek  yang  nantinya  akan  diterapkan pada  rancangan  proyek.  Analisis  ini  akan  menentukan  konsep  yang  akan
digunakan dalam rancangan proyek. Data  dan  analisa  yang  telah  disusun  dalam  bentuk  format  penyajian
digunakan untuk laporan asistensi dengan dosen pembimbing dan konsultan ahli. Hasil asistensi dengan konsultan ahli berupa penjelasan dan pengarahan mengenai
format  penyajian  laporan  data  dan  analisa  yang  benar  dan  efektif.  Analisa  yang dilakukan  harus  benar-benar  rinci  agar  permasalahan-permasalahan  yang  ada
dapat  diselesaikan  dengan  solusi  yang  tepat.  Hal  ini  diharapkan  dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sehingga laporan yang telah disusun dapat
direvisi  menjadi  lebih  baik.  Dalam  proses  penyusunan  revisi  data  dan  analisa dengan  format  penyajian  yang  baik  dan  benar  perancang  mengalami  kendala
waktu,  karena  tenggat  waktu  yang  diberikan  untuk  melakukan  revisi  data  dan
Universitas Sumatera Utara
analisa begitu singkat. Usaha maksimal dilakukan untuk menyelesaikan revisi ini sesuai tenggat waktu yang diberikan.
Tahap  selanjutnya  setelah  inventarisasi  data  adalah  pemrograman. Pemrograman  ini  maksudnya  adalah  penyusunan  program-program  yang
direncanakan  dalam  rancangan.  Program  rancangan  ini  diperoleh  dari  analisa permasalahan  sehingga  diketahui  apa  yang  dibutuhkan  dalam  kawasan  proyek
agar  diaplikasikan  dalam  rancangan.  Pemrograman  ini  terdiri  dari  analisa  kasus proyek,  dan  program  ruang.  Program  ruang  ini  terdiri  dari  rumusan  rinci  fungsi-
fungsi  ruang  yang  akan  diakomodir  dalam  bangunan  dan  di  tapak,  disertai penjelasan  dan  latar  belakangnya  serta  persyaratan  dan  ketentuan  teknis  setiap
fungsi. Sesuai  dengan  data  mengenai  jumlah  penduduk,  perancang  melakukan
perhitungan  sehingga  mempengaruhi  program  ruang  yang  direncanakan  pada kawasan,  termasuk  jumlah  unit  rumah  susun,  tipe  unit,  serta  jumlah  fasilitas-
fasilitas pendukung.
2.1. Kasus Perancangan Arsitektur 6