Proses Penentuan Konsep Penghawaan

dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 106 Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan tinggi, yaitu dengan penggunaan fluorisensi jenis daylight dengan berbagai kuat penerangan sesuai dengan kebutuhan. - Lampu TL dan lampu pijar Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan penerangan sedangkecil, misalnya ruang pengelola, pelatihan, lavatory. - Special lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus serta menciptakan suasana ruang yang berbeda. Hasil Analisa - Kondisi cuaca yang buruk diantisipasi dengan penggunaan lampu neon fluorisensi yang dilekatkan pada kotak “tempat telur” atau kisi-kisi agar dapat memusatkan cahaya ke bawah dengan ketajaman cahaya yang rendah pada langit-langit pada ruang-ruang kerja. - Pemasangan saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian lampu secara otomatis yang dilakukan untuk penghematan energi. - Bukaan untuk pencahayaan alami ini, terutama bagian barat stadion untuk ruang-ruang pengelola, pemain dan beberapa ruang servis. Sedangkan pada sisi stadion lainnya hanya diperuntukan bagi ruang-ruang servis. - Untuk pencahayaan dalam lapangan sepak bola pada malam hari digunakan pencahayaan dengan lampu yang diletakan di sekeliling tepi atap stadion.

2. Proses Penentuan Konsep Penghawaan

Tujuan Untuk mendapatkan konsep sistem penghawaan yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan ruang serta sesuai dengan prinsip Bioclimatic Architecture. Sistem penghawaan yang digunakan adalah : a. Penghawaan Alami dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 107 Sumber dari penghawaan alami adalah angin, berikut ini adalah angin yang bertiup di Kota Bekasi - Angin muson Barat Laut yang sejuk dan tidak kering - Angin muson Tenggara yang kering Untuk dapat memperoleh angin sebagai sumber penghawaan alami yang cukup dan tidak berlebihan diperlukan beberapa cara agar bangunan memperoleh arah dan jumlah angin yang optimal, caranya antara lain: 1 Pengarah angin Untuk membelokan arah angin muson Barat Laut agar masuk ke dalam Kompleks Stadion Bekasi, diberi vegetasi sebagai pembelok arah angin tersebut. Untuk angin Tenggara yang kurang menguntungkan, dibelokan ke luar bangunan. Pemberian Vegetasi untuk membelokan angin ini cukup di sisi timur bagian utara dan selatan begitu pula pada sisi timur. Pada bangunan juga ditambah sirip-sirip pembelok arah angin yang berfungsi untuk mengarahkan angin. Gambar 6.18. Arah Angin Muson SITE YPI ‘45 SLTP 2 Permukiman Permukiman PDAM Ja la n C ut M utia Ja lan M. J. Matim un Ja la n L in g ku n g a n 14 m 8m 8m 14m Angin muson barat, sejuk dan mengandung air Angin Tenggara, panas dan kering dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 108 Gambar 6.19. Pengarah Angin 2 Menentukan bukaan pada bangunan Dengan menggunakan bukaan-bukaan bangunan yang luas sebagai pengganti penghawaan buatan. Namun bukaan- bukaan ini juga mempertimbangkan kemungkinan perolehan panas yang berlebihan ke dalam bangunan. Bukaan ini menggunakan jendela geser horizontal untuk mendapatkan area bukaan yang lebih luas dan kemudahan untuk menutupmembuka jendela. Tinggi jendela lebih besar dari lebarnya untuk memasukan cahaya jauh ke dalam ruang dan besar jendela di sisi selatan lebih kecil dari sisi utara untuk menghasilkan fungsi inlet dan outlet pengaliran udara. Luasan bukaan 10-20 luasan dinding batas maksimal untuk menahan radiasi panas yang masuk ke dalam bangunan Untuk mendapatkan aliran udara yang baik dengan memanfaatkan fungsi inlet maupun outlet maka luas bukaan pada bagian inlet ditentukan sebesar 15 sementara pada bagian outlet sebesar 20 dari luas dindingnya. Tabel 6.17. Ventilasi menurut luas lantai Gambar 6.20. Bukaan Bangunan dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 109 Contoh perhitungan : Ruang transit dengan luas 36,8 m 2 Maka luas ventilasi yang dibutuhkan adalah 0,4 x 36,8 = 0,1472 m 2 Untuk lebih membantu penghawaan di dalam ruangan pada ruangan-ruangan yang berukuran besar dibantu dengan menggunakan alat ceiling fans yang ditempatkan di langit- langitplafon. b. Penghawaan Buatan Penghawaan buatan hanya digunakan untuk membantu sistem penghawaan alami, hal ini untuk mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan untuk pengoperasian alat pendingin dan perlindungan ekosistem. Penggunaan penghawaan buatan ini meliputi ruang-ruang fasilitas pelayanan tanpa tribun dan lapangan serta ruang-ruang fasilitas pengelola.

3. Proses Penentuan Konsep Tata Vegetasi