Konsep Pencahayaan Konsep Bioclimatic Architecture dalam Desain Kompleks Stadion Bekasi

dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 134 Gambar 7.4. Zonifikasi Berdasarkan Noise

2. Penzoningan Berdasarkan Iklim

Gambar 7.5. Zonifikasi Berdasarkan Iklim

F. Konsep Bioclimatic Architecture dalam Desain Kompleks Stadion Bekasi

1. Konsep Pencahayaan

Sistem pencahayaan yang digunakan adalah : a. Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan yang sesuai dengan Bioclimatic Architecture adalah memanfaatkan secara optimal pencahayaan alami yaitu pencahayaan dengan sumber matahari. Pada daerah tropis, matahari dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 135 berada di belahan utara dan selatan dalam waktu yang hampir sama. Dengan demikian maka lintasan matahari sepanjang hari tidak beranjak jauh dari titik timur-barat. Akibat dari banyaknya sinar matahari yang diterima oleh Kompleks Stadion Bekasi maka terjadi pemanasan di dalam bangunan, untuk menguranginya maka sekeliling tribun bagian dalam dibuat penadah cantilever louvers, memantulkan sinar matahari ke luar. Tribun bagian barat ditinggikan sehingga terjadi pembayangan pada lapangan sepak bola. Untuk mengurangi masuknya panas matahari ke dalam ruang-ruang yang berada di bawah tribun akibat dari pantulan sinar matahari oleh permukaan perkerasan tanah sekitar Stadion dibuat permukaan rumput yang memanfaatkan tanah kosong dan sekat-sekat di area parkir stadion. contoh penggunaan sistem ini adalah : - Memasukan cahaya matahari sebanyak mungkin dan mencegah penyinaran matahari secara langsung, yaitu dengan penggunaan sun screen. - Penggunaan sky light pada ruang-ruang yang tidak memungkinkan untuk memberi bukaan pada tembok. Luas bukaan untuk pencahayaan alami Lippsmeier, 1994 adalah sebagai berikut : - Ruang : 110 luas lantai - Lorong : 0,3 m 2 5 m panjang lorong Gambar 7.6. Arah pergerakan Matahari Terhadap Site dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 136 - Tangga : 1,75 m 2 5 m tinggi lantai tingkat - Jarak efektif cahaya pendar dari luar ke dalam ruangan adalah 7-9m Tabel 7.12. Bukaan Alami Menurut Luas Lantai Luas Lantai m 2 Luas Bukaan 0 - 25 16 x luas lantai 26 –50 16-18 x luas lantai 50 19 x luas lantai Contoh perhitungan : Ruang Transit dengan luas 36,8 m 2 Maka luas bukaan alami yang dibutuhkan adalah 17 x 36,8 = 5,26 m 2 Kendala dari sistem pencahayaan alami adalah: - Kondisi cuaca yang buruk. - Pada malam hari tidak dimungkinkan mendapat sinar matahari. b. Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan adalah menggunakan lampu-lampu sebagai pengganti cahaya matahari, contoh jenis dari lampu berdasarkan fungsi kegiatan atau ruang adalah sebagai berikut: - Lampu spot merkuri Digunakan pada lapangan sepak bola dan arena atletik yang membutuhkan penerangan extra kuat terutama pada malam hari. - Fluorisensi Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan tinggi, yaitu dengan penggunaan fluorisensi jenis daylight dengan berbagai kuat penerangan sesuai dengan kebutuhan. - Lampu TL dan lampu pijar Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan penerangan sedangkecil, misalnya ruang pengelola, pelatihan, lavatory. - Special lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus serta menciptakan suasana ruang yang berbeda, misalnya ruang konferensiruang pertemuan pers.

2. Konsep Penghawaan