Proses Penentuan Konsep Pencahayaan

dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 103 Lingkaran Gerak dinamis, mempunyai kekuatan visual, tidak dapat disederhanakan, bebas, sudut pandang segala arah tanpa terhalang sudut-sudut pertemuan dan tidak memiliki arah tertentu. Segi Empat Merupakan bentuk yang murni, rasional, netral, formal, fleksibelitas tinggi, pengembangan bentuk dan penataan yang mudah. Segi Tiga Bentuk yang kuat, stabil bila berdiri pada salah satu sisinya, bentuk ekspresif, tegas, sudut tajam, penataan ruang kurang efektif. Sumber: Analisa Penulis, 2004 c. Hasil Analisa Pertimbangan terhadap efisiensi site, kemudahan dan kelancaran sirkulasi di dalam bangunan, serta kesesuaian dengan fungsi dan karakter kegiatan dalam bangunan yang direncanakan sebagai kegiatan olah raga dan rekreasi menjadi faktor penentu pemilihan kumpulan massa massa majemuk dalam kompleks stadion yang direncanakan. Bentuk lingkaran dan persegi panjang menjadi bentuk yang dianggap paling ideal untuk bangunan yang direncanakan, karena dapat mengatasi kedalaman dan kekakuan ruang yang menghambat efektifitas pencahayaan dan penghawaan alami. Bagian yang memanjang dapat memperoleh sinar matahari dan pergerakan angin lebih banyak. Komposisi bentuk bangunan juga dapat berfungsi sebagai pelindung, pemantul atau menambah bidang tangkap cahaya matahari maupun gerakan udara.

D. ANALISA BIOCLIMATIC

ARCHITECTURE DALAM DESAIN KOMPLEKS OLAH RAGA BEKASI

1. Proses Penentuan Konsep Pencahayaan

Tujuan Mendapatkan konsep pencahayaan dalam ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan kenyamanan serta sesuai dengan prinsip Bioclimatic Architecture. dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 104 Kriteria Sistem pencahayaan yang digunakan adalah : a. Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan yang sesuai dengan Bioclimatic Architecture adalah memanfaatkan secara optimal pencahayaan alami yaitu pencahayaan dengan sumber matahari. Pada daerah tropis, matahari berada di belahan utara dan selatan dalam waktu yang hampir sama. Dengan demikian maka lintasan matahari sepanjang hari tidak beranjak jauh dari titik timur-barat. Akibat dari banyaknya sinar matahari yang diterima oleh Kompleks Stadion Bekasi maka terjadi pemanasan di dalam tribun, untuk menguranginya maka sekeliling tribun bagian dalam dibuat cantilever louvers sebagai penadah, memantulkan sinar matahari ke luar tribun. Tribun bagian barat ditinggikan sehingga terjadi pembayangan pada lapangan sepak bola. Untuk mengurangi masuknya panas matahari ke dalam ruang-ruang yang berada di bawah tribun akibat dari pantulan sinar matahari oleh permukaan perkerasan tanah sekitar Stadion dibuat permukaan rumput yang memanfaatkan tanah kosong dan sekat-sekat di area parkir stadion. Contoh penggunaan sistem ini adalah: Gambar 6.17. Arah gerakan matahari SITE YPI ‘45 SLTP 2 Permukiman Permukiman PDAM Ja la n C ut M utia Ja lan M. J. Matim un Ja la n L i n g ku n g a n 14 m 8m 8m 14m dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 105 - Memasukkan cahaya matahari sebanyak mungkin dan mencegah penyinaran matahari secara langsung, yaitu dengan penggunaan sun screen. - Penggunaan sky light pada ruang-ruang yang tidak memungkinkan untuk memberi bukaan pada tembok. Luas bukaan untuk pencahayaan alami Lippsmeier, 1994:81 adalah sebagai berikut : - Ruang : 110 luas lantai - Lorong : 0,3 m 2 5 m panjang lorong - Tangga : 1,75 m 2 5 m tinggi lantai tingkat - Jarak efektif cahaya pendar dari luar ke dalam ruangan yaitu 7-9 m Tabel 6.16. Bukaan Alami Menurut Luas Lantai Luas Lantai m 2 Luas Bukaan 0 - 25 16 x luas lantai 26 –50 16-18 x luas lantai 50 19 x luas lantai Contoh perhitungan : Ruang Transit dengan luas 36,8 m 2 Maka luas bukaan alami yang dibutuhkan adalah 17 x 36,8 = 5,26 m 2 Kendala dari sistem pencahayaan alami adalah: - Kondisi cuaca yang buruk. - Pada malam hari tidak dimungkinkan mendapat sinar matahari. b. Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan adalah menggunakan lampu-lampu sebagai pengganti cahaya matahari, contoh jenis dari lampu berdasarkan fungsi kegiatan atau ruang adalah sebagai berikut: - Lampu spot merkuri Digunakan pada lapangan sepak bola dan arena atletik yang membutuhkan penerangan extra kuat terutama pada malam hari. - Fluorisensi dengan Pendekatan Bioclimatic Architecture I - 106 Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan tinggi, yaitu dengan penggunaan fluorisensi jenis daylight dengan berbagai kuat penerangan sesuai dengan kebutuhan. - Lampu TL dan lampu pijar Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan penerangan sedangkecil, misalnya ruang pengelola, pelatihan, lavatory. - Special lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus serta menciptakan suasana ruang yang berbeda. Hasil Analisa - Kondisi cuaca yang buruk diantisipasi dengan penggunaan lampu neon fluorisensi yang dilekatkan pada kotak “tempat telur” atau kisi-kisi agar dapat memusatkan cahaya ke bawah dengan ketajaman cahaya yang rendah pada langit-langit pada ruang-ruang kerja. - Pemasangan saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian lampu secara otomatis yang dilakukan untuk penghematan energi. - Bukaan untuk pencahayaan alami ini, terutama bagian barat stadion untuk ruang-ruang pengelola, pemain dan beberapa ruang servis. Sedangkan pada sisi stadion lainnya hanya diperuntukan bagi ruang-ruang servis. - Untuk pencahayaan dalam lapangan sepak bola pada malam hari digunakan pencahayaan dengan lampu yang diletakan di sekeliling tepi atap stadion.

2. Proses Penentuan Konsep Penghawaan