50 Keterangan:
= Prioritas ke –i, dimana i= 1,2,...,n.
C. Penerapan Model dalam Membentuk Portofolio Saham JII
1. Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di JII selama periode pengamatan Februari 2014
– Maret 2016. Data yang digunakan adalah data close price saham bulanan dari perusahaan
– perusahaan yang stabil masuk dalam JII. Pemilihan sampel data dilakukan
secara purposive sampling dengan kriteria:
1. Saham tersebut selalu masuk daftar saham yang tergabung dalam JII
selama periode Februari 2014 – Maret 2016.
2. Saham mempunyai data historical price saham bulanan yang lengkap
Februari periode 2014 – Maret 2016.
3. Termasuk saham positif yang mempunyai return lebih tinggi dan risiko
lebih rendah dari pada rata- rata return dan risiko saham seluruhnya yang dapat ditunjukkan dengan scatter plot data return dan risiko saham JII.
4. Sampel yang diambil adalah saham- saham yang memiliki nilai koefisien
variasi terendah. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari
www.finance.yahoo.com . Berikut daftar saham JII yang digunakan dalam penelitian ini:
51
Tabel 3.1 Daftar Saham Jakarta Islamic Index
No Saham
Kode Nama Emiten
1 AALI
Astra Agro Lestari Tbk. 2
ADRO Adaro Energy Tbk.
3 AKRA
AKR Corporindo Tbk. 4
ASII
Astra Internasional Tbk. 5
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk. 6
BSDE
Bumi Serpong damai Tbk. 7
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 8
INCO
Vale Indonesia Tbk. 9
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
10 INTP
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
11 ITMG
Indo Tambang Raya Megah Tbk.
12 JSMR
Jasa Marga Persero Tbk.
13
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
14 LPKR
Lippo Karawaci Tbk.
15 LPPF
Matahari Department Store Tbk.
16
LSIP
London Sumatra Indonesia Tbk.
17 MPPA
Matahari Putra Prima Tbk. 18
PGAS Perusahaan Gas Negara Persero Tbk.
19
PTPP
Pembangunan Perumahan Persero Tbk. 20
PWON
Pakuwon Jati Tbk. 21
SILO
Siloam International Hospital Tbk. 22
SMRA
Summarecon Agung Tbk. 23
SMGR
Semen Indonesia Persero Tbk. 24
SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
25 TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk. 26
UNTR United Tractors Tbk.
27 UNVR
Unilever Indonesia Tbk. 28
WIKA Wijaya Karya Tbk.
29 WSKT
Waskita Karya Persero Tbk.
2. Pemilihan Saham
Saham- saham pada Tabel 3.1 dihitung return dan risiko dari data close price
saham JII periode maret 2014 sampai maret 2016., data close price
saham terlampir pada Lampiran 1. Nilai realized return saham ke-i
52 pada periode ke-t dilambangkan dengan
, perhitungan dapat menggunakan Persamaan 2.1, perhitungan realize return saham AKRA
periode ke-t sebagai berikut:
Expected return masing-masing saham dapat diperoleh menggunakan
rumus Persamaan 2.2, perhitungan expected return saham AKRA sebagai berikut:
∑
Risiko saham diperoleh menggunakan rumus dari Persamaan 2.5, perhitungan risiko saham AKRA sebagai berikut :
√ Analog dengan perhitungan di atas, data return dan risiko saham
terlampir pada Lampiran 2. Setelah diperoleh return dan risiko saham akan dibentuk scatter plot untuk mengetahui saham positif yang
mempunyai return lebih tinggi dan risiko lebih rendah dari pada rata- rata return
dan risiko saham seluruhnya, scatter plot data return dan risiko saham JII sebagai berikut:
53
Gambar 3.1 Scatter Plot Data Return dan Risiko Saham JII
Gambar 3.1 terlihat bahwa saham-saham yang mempunyai return lebih tinggi dan risiko lebih rendah dari rata- rata adalah AKRA, BSDE,
ICBP, JSMR, LPPF, TLKM, UNVR. Selanjutnya akan dipilih empat saham dari tujuh saham yang terpilih dengan melihat koefisien variasi
sebagai ukuran. Koefisien variasi coeficient of variation dapat digunakan untuk mempertimbangkan dua faktor tersebut secara
bersamaan. Menggunakan Persamaan 2.9 dalam menghitung koefisien variasi, koefisien variasi saham AKRA adalah
Koefisien variasi tujuh saham- saham yang terpilih lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama. Berikut koefisien variasi saham- saham
yang terpilih:
54
Tabel 3.2 Daftar Koefisien Variasi Saham No
Saham Kode
Nama Emiten
3
AKRA
AKR Corporindo Tbk. 4,26883309
6 BSDE
Bumi Serpong damai Tbk. 7,84158416
7 ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 4,71631206 12
JSMR Jasa Marga Persero Tbk.
17,4186047 15
LPPF Jasa Marga Persero Tbk.
6,87666371 25
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk.
3,62420382 27
UNVR Unilever Indonesia Tbk.
3,23366556
Koefisien variasi merupakan pembagian risiko dengan expected return
, dapat diartikan bahwa semakin kecil nilai semakin baik aktiva
tersebut. Semakin kecil menunjukkan semakin kecil risiko saham dan
semakin besar . Dipilih empat saham yang mempunyai nilai
koefisien variasi terkecil, yaitu AKRA, ICBP, TLKM, UNVR. Didefinisikan proporsi saham AKRA sebagai variabel keputusan
, proporsi saham ICBP sebagai variabel
, proporsi saham TLKM sebagai variabel
, dan proporsi saham . Berdasarkan asumsi dan Persamaan 3.1,
tujuan pertama untuk model pembentukan portofolio goal programming dapat dituliskan sebagai berikut:
3.10
55
3. Menghitung Expected Return dan Beta Saham terpilih
Expected return telah dihitung sebelumnya. Sedangkan risiko yang
menjadi ukuran dalam model pembentukan portofolio optimal adalah risiko sistematik atau juga dikenal sebagai beta saham. Perhitungan beta saham
menggunakan Persamaan 2.7 dengan nilai realize return saham periode ke-i dan nilai realize return pasar ke-i dapat dilihat di Lampiran 2. Perhitungan
beta saham AKRA sebagai berikut : ∑
∑
1 Berikut daftar expected return dan beta empat saham yang terpilih.
Tabel 3.3 Return dan Beta Saham Terpilih Kode Saham
AKRA ICBP
TLKM UNVR
Return 0,02031
0,0141 0,0157
0,01806 Beta Saham
0,29031 1,294
0,73946 0,50658
4. Menghitung Return Minimal
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa return minimal yang diinginkan investor adalah nilai mean dari expected return seluruhsaham yang
masuk dalam portofolio, perhitungan nilai DR sebagai berikut:
56 Berdasarkan return saham pada Tabel 3.3 dan telah diperoleh return
minimal, dari Persamaan 3.2 maka tujuan kedua untuk model portofolio goal programming
dapat dituliskan sebagai berikut:
3.11
Berdasarkan beta saham pada Tabel 3.3 yang akan dijadikan sebagai koefisien Persamaan 3.3, dan beta portofolio akan mendekati suatu nilai
yang ditentukan investor. Penelitian ini mengasumsikan bahwa investor merupakan risk averter yaitu investor yang tidak suka terhadap
risiko, maka investor menginginkan beta portofolio kurang dari sama dengan nilai tertentu S
. Investor memilih beta portofolio kurang dari sama dengan 0,9 ,
, maka tujuan ketiga model portofolio goal programming
dituliskan sebagai berikut:
3.12
Berdasarkan Persamaan 3.4 tujuan keempat model pembentukan portofolio goal programming dapat dituliskan sebagi berikut:
3.13
5. Batasan proporsi
Pada portofolio ini akan dibuat 11 portofolio dengan menetapkan terlebih dahulu asumsi pada tujuan keempat. Investor menginginkan proporsi
yang diinvestasikan pada suatu saham tidak kurang dari V yaitu 5 dan tidak lebih dari nilai D, dimana besar nilai D diantara 30 sampai 40. Hal
tersebut bertujuan agar jumlah bobot investasi yang dialokasikan sebesar 100 atau modal yang dimiliki digunakan seluruhnya dalam investasi.
Berikut asumsi kombinasi proporsi tujuan keempat:
57
Tabel 3.4 Batasan Proporsi Saham Portofolio
Proporsi Saham
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
Setelah diperoleh proporsi setiap saham pada masing- masing portofolio,
akan dihitung
kinerja portofolio-portofolio
berdasarkan perhitungan indeks sharpe. Portofolio optimal yang dibentuk berdasarkan
indeks sharpe akan digunakan sebagai acuan berinvestasi. Berikut analisis
dalam membentuk portofolio goal programming dan lexicographic goal programming
.
58
6. Model Goal Programming
a. Proporsi Saham pada Portofolio
Setelah semua persamaan tujuan yang diperlukan dalam membentuk portofolio diketahui. Langkah selanjutnya akan dicari proporsi
investasi pada masing-masing saham. Model umum portofolio goal programming
tanpa prioritas portofolio 1 sebagai berikut:
Meminimalkan:
dengan kendala:
Penyelesaian model untuk mendapatkan proporsi investasi masing- masing saham diperoleh dengan bantuan software LINGO. Terlihat pada
59 Lampiran 3
, output LINGO penyelesaian portofolio 1 model goal programming
mempunyai objective value bernilai nol, hal ini berarti bahwa semua variabel deviasional yang diminimumkan dalam fungsi
tujuan bernilai nol dengan kata lain fungsi tujuan tercapai. Secara analog dapat diperoleh nilai masing- masing proporsi tiap
saham pada sepuluh portofolio lainnya, output lingo terlampir pada Lampiran 3.
Diperoleh nilai proporsi investasi masing-masing portofolio seperti disajikan dalam Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Proporsi Saham pada Portofolio Saham JII Portofolio
1 0,205234 0,194767
0,3 0,3
2 0,31
0,248333 0,31
0,131667 3
0,32 0,248056
0,32 0,111944
4 0,33
0,247778 0,33
0,092222 5
0,34 0,2475
0,34 0,0725
6 0,35
0,247222 0,35
0,052778 7
0,349195 0,240805 0,36
0,05 8
0,346618 0,233382 0,37
0,05 9
0,38 0,38
0,155805 0,084195 10
0,39 0,39
0,155975 0,064025 11
0,4 0,4
0,141314 0,058686
60
b. Risiko dan Return Portofolio Goal Programming
Setelah proporsi investasi masing-masing saham pada setiap portofolio diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai expected
return portofolio dan risiko portofolio. Expected Return portofolio diperoleh
dari Persamaan 2.4 sedangkan risiko portofolio dihitung berdasarkan Persamaan 2.6 . Pada portofolio 1 perhitungan nilai expected return dapat
dituliskan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Perhitungan Expected Return Portofolio Satu No Kode saham
x
i
ER
i
x
i
. ER
i
1 AKRA
0,2052335 0,02031 0,00416829
2 ICBP
0,1947665 0,0141 0,00274621
3 TLKM
0,3 0,0157
0,00471 4
UNVR 0,3
0,01806 0,005418
Expected return portofolio satu
0,0170425
Dengan perhitungan risiko portofolio satu sebagai berikut :
[ ]
[ ]
[ ]
[ ] [ ] [
]
61 [
] [ ]
=
0,00146272
Risiko portofolio adalah akar kuadrat dari , sehingga didapat risiko
portofolio pertama adalah 0,03824556. Selanjutnya dihitung nilai risiko dan return
kesepuluh portofolio lainnya. Nilai expected return portofolio dan risiko portofolio masing-masing portofolio disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Expected Return Portofolio dan Risiko Portofolio Portofolio
Return Risiko
1 0,0170425
0,038246
2 0,0170425
0,0417
3 0,0170425
0,0421
4 0,0170425
0,0425
5 0,0170425
0,043
6 0,0170425
0,0436
7 0,0170425
0,04356
8 0,0170425
0,04341
9 0,0170425
0,0474
10 0,0170425
0,0481
11 0,0170425
0,0488
c. Menghitung Nilai Indeks Sharpe
Setelah mendapatkan portofolio yang efisien, selanjutnya akan dihitung indeks sharpe masing- masing portofolio efisien untuk mengukur
kinerja portofolio. Secara garis besar perhitungan indeks sharpe adalah
62 menghitung rasio return terhadap risiko portofolio. Nilai indeks sharpe
terbesar merupakan portofolio optimal yang akan digunakan untuk investasi. Perhitungan indeks sharpe berdasarkan Persamaan 2.10 untuk portofolio 1
adalah
Tabel 3.8 Indeks Sharpe Portofolio Saham JII Portofolio
Indeks Sharpe
1
0,445607
2
0,408693
3
0,40481
4
0,401
5
0,396337
6
0,390883
7
0,391242
8
0,392594
9
0,359546
10
0,354314
11
0,349232
Dari Tabel 3.8 terlihat bahwa nilai tertinggi indeks sharpe diperoleh pada portofolio 1, dengan nilai indeks sharpe sebesar 0,445607. Jadi
portofolio 1 merupakan portofolio optimal dari 11 portofolio yang dibentuk.
63 Investor disarankan menggunakan portofolio 1 sebagai acuan berinvestasi
pada saham JII dengan metode goal programming. Proporsi investasi pada portofolio 1 adalah x
1
= 0,205234 x
2
= 0,19476, x
3
= 0,3 dan x
4
= 0,3. Berdasarkan portofolio 1 investor akan mendapatkan tingkat keuntungan
yang diharapkan sebesar 0,0170425 dan tingkat risiko sebesar 0,038246. Jadi, apabila investor mempunyai dana Rp 100.000.000 untuk diinvestasikan, maka
investor akan menginvestasikan dana di saham AKRA sebesar Rp 20.523.400, Rp 19.476.000 di investasikan ke saham ICBP Rp 30.000.000,
dan menginvestasikan dana di UNVR sebesar Rp 30.000.000,-. Investor akan mendapatkan tingkat keuntungan sebesar Rp 1.704.250 dan menanggung
risiko sebesar Rp 3.824.600.
7. Model Lexicographic Goal Programming
a. Proporsi Saham pada Portofolio
Model pembentukan portofolio lexicographic goal programming portofolio 1 sebagai berikut:
Meminimalkan:
dengan kendala:
64 Pada formulasi lexicographic goal programming terlihat bahwa
prioritas pertama adalah meminimalkan , prioritas kedua adalah
meminimalkan , prioritas ketiga adalah meminimalkan
, prioritas keempat adalah meminimalkan
, dan prioritas yang terakhir adalah meminimalkan
.
Sesuai dengan ketentuan dari lexicographic goal programming
bahwa prioritas tertinggi harus dikerjakan terlebih dahulu, berikut adalah tahap-
tahap untuk menyelesaikan model : 1.
: meminimalkan
Minimalkan
dengan kendala:
65 Nilai optimum untuk permasalahan ini adalah
. Selanjutnya dimasukkan menjadi kendala pada perhitungan berikutnya,
yaitu pada minimisasi prioritas kedua. 2.
: meminimalkan Meminimalkan
dengan kendala:
66 Nilai optimum untuk permasalahan ini adalah
. Selanjutnya dan
dimasukkan menjadi kendala perhitungan berikutnya, yaitu pada minimisasi prioritas ketiga.
3. : meminimalkan
Meminimalkan dengan kendala:
67 Nilai optimum untuk permasalahan ini adalah
. Selanjutnya
, ,
. dimasukkan menjadi kendala perhitungan berikutnya, yaitu pada minimisasi prioritas
keempat. 4.
: meminimalkan
Meminimalkan
dengan kendala:
68 Nilai optimum untuk permasalahan ini adalah
. Selanjutnya
, ,
, dan dimasukkan menjadi kendala
perhitungan berikutnya, yaitu pada minimisasi prioritas kelima. 5.
: meminimalkan
Meminimalkan dengan kendala:
69 Penyelesaian optimal untuk permasalahan terakhir ini merupakan nilai
optimal model lexicographic goal programming pembentukan portofolio saham portofolio 1. Hasil penyelesaian langkah 1 -5
memberikan objective value nol , hal ini berarti bahwa semua variabel deviasional yang diminimalkan dalam fungsi tujuan bernilai nol
dengan kata lain setiap tujuan tercapai. Penyelesaian model untuk mendapatkan proporsi investasi masing-
masing saham diperoleh dengan bantuan software LINGO. Secara analog dapat diperoleh nilai masing- masing proporsi tiap saham pada sepuluh
portofolio lainnya, output lingo terlampir pada lampiran 3. Diperoleh nilai proporsi investasi masing-masing portofolio seperti disajikan dalam Tabel
3.9 berikut:
Tabel 3.9 Proporsi Saham pada Portofolio Saham JII Portofolio
1 0,3
0,1 0,3
0,3 2
0,31 0,07
0,31 0,31
3 0,32
0,05 0,31
0,32 4
0,33 0,05
0,29 0,33
5 0,34
0,05 0,27
0,34 6
0,35 0,05
0,25 0,35
7 0,36
0,05 0,23
0,36 8
0,37 0,05
0,21 0,37
9 0,38
0,05 0,19
0,38 10
0,39 0,05
0,17 0,39
11 0,4
0,05 0,15
0,4
70
b. Risiko dan Return Portofolio
Setelah nilai proporsi investasi masing-masing saham pada setiap portofolio diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai
expected return portofolio dan risiko portofolio. Expected Return
portofolio diperoleh dari Persamaan 2.4 sedangkan nilai risiko dihitung berdasarkan Persamaan 2.6 . Pada portofolio pertama perhitungan nilai
expected return dapat dituliskan sebagai berikut:
Tabel 3.10 Perhitungan Expected Return Portofolio Satu No Kode saham
x
i
ER
i
x
i
. ER
i
1 AKRA
0,3 0,02031
0,006093 2
ICBP 0,1
0,0141 0,00141
3 TLKM
0,3 0,0157
0,00471 4
UNVR 0,3
0,01806 0,005418
Expected return portofolio satu
0,017631
Dengan perhitungan risiko portofolio pertama sebagai berikut :
[ ]
[ ]
[ ]
[ ] [ ] [
]
71 [
] [ ]
=
0,00158041
Risiko portofolio adalah akar kuadrat dari , sehingga didapat risiko
portofolio adalah
0,03975437
. Selanjutnya dihitung nilai risiko dan return kesepuluh portofolio lainnya. Nilai expected return portofolio dan risiko
portofolio masing-masing portofolio disajikan dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Expected Return Portofolio dan Risiko Portofolio Portofolio
Return Risiko
1 0,017631
0,03975
2 0,017749
0,03991
3 0,01785
0,0402
4 0,01792
0,4092
5 0,01799
0,0416
6 0,0180595
0,0424
7 0,018129
0,0432
8 0,018199
0,0441
9 0,0182686
0,045
10 0,0183383
0,046
11 0,018408
0,047
c. Menghitung Nilai Indeks Sharpe
Setelah mendapatkan portofolio yang efisien, selanjutnya akan dihitung indeks sharpe masing- masing portofolio efisien untuk mengukur
kinerja portofolio. Secara garis besar perhitungan indeks sharpe adalah menghitung rasio return terhadap risiko portofolio. Nilai rasio terbesar
72 merupakan portofolio optimal yang akan digunakan untuk investasi.
Perhitungan indeks sharpe berdasarkan Persamaan 2.9 untuk portofolio pertama adalah
Tabel 3.12 Indeks Sharpe Portofolio Saham JII Portofolio
Indeks Sharpe
1
0,443547
2
0,444751
3
0,44403
4
0,043793
5
0,432452
6
0,425932
7
0,419653
8
0,412676
9
0,405969
10
0,398659
11
0,39166
Berdasarkan Tabel 3.12 terlihat bahwa nilai indeks sharpe tertinggi adalah portofolio 2. Jadi portofolio 2 merupakan portofolio optimal dari 11
portofolio yang dibentuk menggunakan metode lexicographic goal programming.
Investor disarankan menggunakan portofolio 2 sebagai
73 acuan berinvestasi. Proporsi investasi pada portofolio ketiga adalah x
1
= 0,31, x
2
= 0,07, x
3
= 0,31 dan x
4
= 0,31. Berdasarkan portofolio 2 investor akan mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 0,017749
dan tingkat risiko sebesar
0,03991
. Apabila investor akan berinvestasi sebesar Rp 100.000.000,- maka investor akan menginvestasikan dana di
saham AKRA , TLKM, dan UNVR sebesar Rp 31.000.000,- , saham ICBP sebesar Rp.7.000.000. Investor akan mendapatkan tingkat keuntungan
sebesar Rp 1.774 900 dan menanggung risiko sebesar Rp 3.991.000.
D. Efektifitas Model GP dan LGP dalam Membentuk Portofolio Saham