Pengertian Status Gizi Status Gizi

22 Parameter antropologi merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Jenis dari berbagai indeks antropometri seperti Berat Badan Menurut Umur BBU, Tinggi Badan Menurut Umur TBU, Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB, Lingkar Lengan Atas menurut Umur LLAU, dan Indeks Masa Tubuh IMT. Untuk menentukan status gizi penduduk karena faktor usia sering sukar dipercaya ketetapannya. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesimnambungan, salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal. Laporan FAOWWHOUNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index BMI. Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh IMT. Pengukuran dengan rasio ini dipakai untuk survei dibidang gizi dan untuk mengukur obesitas secara tak langsung. Indeks Masa Tubuh IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan Nyoman Supariasa, 2001: 60. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa 23 berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat dipergunakan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu IMT tidak bisa ditetapkan pada keadaan khusus penyakit lainnya seperti adanya edema, asites dan hepatomegali. Menurut Djoko Pekik 2002: 73 pengukuran menggunakan IMT memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan IMT sebagai berikut: a Kelebihan IMT  Pengukuran sederhana dan mudah dilakukan  Dapat menentukan kelebihan dan kekurangan berat bdan. b Kekurangan IMT  Hanya dapat digunakan untuk menentukan status gizi orang dewasa usia 18 tahun keatas.  Tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahraga.  Tidak dapat digunakan untuk menentukan status gizi bagi orang yang menderita sakit edema, asites dan hepatomegaly. Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAOWHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Batas ambang IMT di Indonesia dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Medan Johor

11 124 97

Konsumsi, Status Gizi dan Kesehatan Masyarakat Vegetarian dan Nonvegetarian di Bali

0 5 323

Hubungan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, dan Kesesuaian MP-Asi Terhadap Status Gizi Balita di Desa Bulu Polokarto Sukoharjo

0 2 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI PENGASUH DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PROTEIN DAN STATUS GIZI BATITA Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Pengasuh dengan Tingkat Konsumsi Energi Protein dan Status Gizi Batita di Wilayah Puskesmas Undaan Kabupaten Kudus.

0 2 18

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU II KABUPATEN Hubungan Status Ekonomi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 12

SKRIPSI Hubungan Status Ekonomi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Dengan Hubungan Status Ekonomi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Colomadu Ii Kabupaten Karanganyar.

0 3 16

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN Hubungan Tingkat Depresi Dengan Tingkat Konsumsi Energi,Protein dan Status Gizi Lanjut Usia Di Panti Wreda Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Depresi Dengan Tingkat Konsumsi Energi,Protein dan Status Gizi Lanjut Usia Di Panti Wreda Surakarta.

0 1 4

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN Hubungan Tingkat Depresi Dengan Tingkat Konsumsi Energi,Protein dan Status Gizi Lanjut Usia Di Panti Wreda Surakarta.

0 1 14

kecukupan Asupan Gizi remaja Vegetarian dan Non Vegetarian di Yayasan Sri Sathya Bali Tahun 2011.

0 0 9