Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium, karena rahim merupakan organ internal
maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Pada persalinan nyeri dapat dirasakan ibu pada punggung bagian bawah dan sacrum, biasanya ibu mengalami nyeri ini
selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi. b. Regangan Otot Dasar Panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II, tidak seperti nyeri visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rektum dan perineum sekitar anus. Nyeri ini
disebut dengan nyeri somatik dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.
c. Kondisi Psikologis Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut,
dan tegang yang memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul hormon. Kondisi hormon dapat memengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.
2.2.3 Pengukuran Intensitas Nyeri
Kata-kata deskriptif sering memiliki nilai numeris yang ditambahkan dalam upaya untuk lebih memperjelas hubungan antara berbagai tingkat nyeri menurut
Wright 1988 dalam Prasetyo 2010. Skala pengukuran nyeri NRS Numerical
Rating Scale digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini ibu bersalin dapat di nilai nyeri persalinan dengan skala 0-10. Angka 0 diartikan kondisi
klien tidak merasakan nyeri dan angka 10 mengidentifikasikan nyeri paling berat
Universitas Sumatera Utara
yang dirasakan, skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian terapi musik Prasetyo, 2010.
2.2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Respon terhadap Nyeri Persalinan
Faktor-faktor yang memengaruhi respon terhadap nyeri persalinan adalah : a. Budaya
Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh budaya individu. Menurut Mulyati 2002 dalam Judha dkk 2012 menjelaskan bahwa
budaya memengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primigravida, sehingga penting untuk mengetahui bagaimana kepercayaan, nilai, praktik budaya
memengaruhi seorang ibu dalam mempersepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan. Menurut Finnerty 2006 bahwa musik dapat memengaruhi fisiologi tubuh
dan keadaan pikiran seseorang, dalam mengatasi nyeri klinis, model biopsikososial sangat berpengaruh saat ini sehingga budaya juga dapat memengaruhi seseorang
dalam pemilihan penggunaan musik untuk mengatasi rasa nyeri. b. Kecemasan
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Karena saat wanita dalam
kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka secara otomatis tubuh akan melakukan reaksi defenisif sehingga secara otomatis dari hormon tersebut
merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon kotekolamin dan hormon adrenalin, kotekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat
Universitas Sumatera Utara
persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan, sehingga uterus menjadi semakin tegang, aliran darah dan oksigen ke
dalam otot – otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tidak terelakkan Judha, 2012
Menurut Paice 1991 dalam Marpaung 2011 menyatakan bahwa stimulus nyeri mengaktifkan sistem limbik yang diyakini dapat mengendalikan emosi
seseorang khususnya ansietas. Kecemasan sering meningkatkan persepsi nyeri dan nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan cemas sehingga sulit memisahkan
antara kecemasan dan persepsi nyeri, hubungan keduanya bersifat kompleks. c. Pengalaman Persalinan
Menurut Judha 2012 bahwa Pengalaman persalinan sebelumnya juga dapat memengaruhi respon ibu terhadap nyeri, bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang
menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan memengaruhi sensitifitas rasa nyeri. Menurut Maryunani
2010 bahwa pengalaman nyeri yang lalu mengubah sensitifitas ibu terhadap nyeri, selain itu keberhasilan atau kurang berhasilnya tindakan pengurangan nyeri
memengaruhi harapan ibu terhadap penyembuhan nyeri. d. Dukungan Keluarga Support System
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu mengatasi rasa nyeri.
Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan penghiburan dan dorongan orang yang mendukung sangat besar artinya karena dapat membantu ibu
Universitas Sumatera Utara
saat proses persalinan. Pendamping ibu saat proses persalinan sebaiknya adalah orang yang paling peduli pada ibu dan yang paling penting adalah orang yang diinginkan
ibu untuk mendampingi ibu selama proses persalinan Rukiyah dkk, 2011 e. Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut
akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai tehnik atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi ketakutannya Judha, 2012
f. Terapi Musik Terapi musik mempunyai efek positif pada nyeri dan kecemasan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup individu. Musik dapat mengurangi denyut jantung seseorang, tekanan darah, suhu tubuh, laju respirasi dan mampu mengalihkan
perhatian ke yang lain sehingga mampu mengurangi persepsi nyeri Demir, 2011. Musik selain dapat memengaruhi suasana hati, kini musik diketahui memiliki
kekuatan yang mengagumkan. Secara fisik, emosi dan spiritual. Bunyi, nada dan ritme yang terkandung dalam musik dapat mempertajam pikiran, meningkatkan
kreativitas dan menyembuhkan penyakit dalam tubuh, bahkan musik mampu meredakan kecemasan para calon ibu yang akan melahirkan dan membantu
mengeluarkan endorphin yaitu pemati rasa sakit alamiah yang dimiliki tubuh sehingga mengurangi kebutuhan akan obat anastesi, menurut Campbell 2002 dalam
penelitian Mulyono 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan