Latar Belakang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke Uni Eropa

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa Sawit merupakan tanaman perkebunan yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia dan juga digunakan sebagai sumber bahan baku pembuatan minyak goreng. Crude Palm Oil CPO adalah salah satu hasil turunan dari tanaman kelapa sawit. CPO dijual dengan harga rendah tetapi mempunyai kegunaan yang beraneka ragam, salah satunya adalah sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Pemasaran CPO di dunia dikuasai oleh Malaysia sekitar 85 , sementara Indonesia sebagai produsen CPO di dunia hanya mampu memasok sekitar 47 dari total CPO dunia. Oleh sebab itu Indonesia harus dapat memperbaiki sistem internal dari hulu ke hilir agar mempuyai keunggulan untuk dapat bersaing di pasar Internasional. Ekspor CPO memiliki tingkat permintaan yang paling tinggi karena nilai jual yang tinggi dibandingkan beberapa jenis minyak nabati lainnya seperti Coconut Oil, Cotton Seed Oil, Olive Oil, Palm Oil, Palm Kernel Oil,Peanut Oil, Rape Seed Oil, Soybean Oil dan Sun Fower Oil. Sumber dari Foreign Agricultural Service FAS menjelaskan untuk rata-rata persentase ekspor CPO dunia tahun 2002 - Januari 2012 adalah sebagai berikut: Coconut Oil 3,76, Cotton Seed Oil 0,28 , Olive Oil 1,33, Palm Oil 59,14, Palm Kernel Oil 4,57, Peanut Oil 0,38, Rapeseed Oil 3,94, Soybean Oil 19,24 dan Sun Flower Oil 7,42. Dari data terlihat bahwa tingkat permintaan CPO di dunia cukup tinggi sekitar 59,14. Universita Sumatera Utara Beberapa negara yang mengkonsumsi CPO di dunia antara lain adalah negara China, Uni Eropa UE, India, Indonesia, Malaysia dan beberapa negara lainnya di dunia. Selain CPO, minyak kanola atau yang dikenal dengan rapeseed oil juga memiliki jumlah permintaan yang cukup besar. Produk Indonesia akan dapat merambah pasar Eropa asalkan memiliki standar produk yaitu ramah lingkungan. Menurut Partiwi 2011 beberapa produk turunan utama dari CPO yang diproduksi oleh Uni Eropa yaitu minyak makan dan biodiesel. Pada tahun 2010 Uni Eropa merupakan produsen dan pasar biodiesel terbesar di dunia dengan target pasar sebesar 5,75 dari total konsumsi minyak diesel untuk transportasi. Penduduk Uni Eropa saat ini sudah mencapai 500 juta jiwa dengan keanggotaan dari 27 negara. Dengan bertambahnya penduduk Uni Eropa ada kemungkinan bertambahnya keanggotaan Uni Eropa, maka diperkirakan akan semakin besar kebutuhan akan CPO termasuk CPO dari Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah