b. Kebijakan Perdagangan Proteksionis adalah kebijakan aturan perdagangan
yang berfungsi melindungi produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk asing dengan melakukan cara membuat berbagai rintangan dan
hambatan arus produksi dalam dan keluar negeri. Alasan dilakukan kebijakan proteksionis adalah: Pertama, hanya negara
maju saja yang dapat diuntungkan, karena memiliki modal dan teknologi tinggi. Selain itu harga jual produk dari negara-negara maju dinilai terlalu tinggi
dibanding dengah harga bahan baku yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang. Kedua, untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.
Ketiga, untuk membuka lapangan kerja. Untuk membuat proteksi maka industri dalam negeri dapat tetap hidup dan dengan demikian akan mampu membuka
lapangan kerja bagi masyarakat. Keempat, untuk menyehatkan neraca pembayaran. Kelima untuk meningkatkan penerimaan negara http:farida-
fsantiida.blogspot.com 2011.
2.2.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO Indonesia
2.2.2.1 Harga
Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsen pemilik komoditi. Dalam teori ekonomi
disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Oleh
karena itu dalam penelitian ini harga pasar CPO akan ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan pasar Wardani, 2008. Harga CPO di dalam negeri sangat
ditentukan oleh harga CPO Internasional. Harga CPO dunia yang tinggi
Universita Sumatera Utara
merupakan insentif yang besar bagi pengusaha CPO domestik untuk mengekspor CPO dan menghindarkan diri dari kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan CPO
dalam negeri. Ketika terjadi kenaikan harga CPO dunia, para produsen sawit akan lebih memilih memasarkan produknya di pasar internasional Wardani,
2008. Ekspor merupakan kelebihan penawaran domestik yang tidak dikonsumsi
oleh konsumen negara itu sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk stok. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
QX
t
= Q
t
– C
t
– S
t-1
Dimana:
................................................................................... 1
QX
t
Q = Jumlah yang diekspor
t
Ct = Jumlah konsumsi
= Jumlah produksi
S
t-1
Jumlah stok diasumsikan tetap dari tahun ke tahun, maka : = Stok pada tahun t
QXt = Q
t
Dimana:
– QDt ...................................................................................... 2
QX
t
Q = Jumlah yang diekspor
t
QDt = Jumlah penawaran domestik Rahardja dan Manurung, 2002
= Jumlah produksi
2.2.2.2 Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa konsumsi berubah ketika harganya berubah. Elastisitas
Universita Sumatera Utara
permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut:
1. Permintaan tidak elastis sempurna =0, perubahan harga tidak
mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan.
2. Permintaan tidak elastis 1, persentase perubahan kuantitas yang diminta
lebih kecil dari persentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual produsen.
3. Permintaan uniter elastis = 1, persentase perubahan kuantitas sama dengan
persentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
4. Permintaan elastis 1, persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih
besar dari persentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual produsen.
5. Permintaan elastis sempurna tak terhingga, kenaikan harga akan
menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan
harga akan menurunkan total penerimaan. E =
∆Q x ∆P Q1
P1
Keterangan: E
= Elastisitas ∆Q = Perubahan jumlah barang
∆P = Perubahan harga P1
= Harga mula-mula
Universita Sumatera Utara
Q1 = Jumlah barang mula-mula …………………………………………….. 3
Empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan: 1. Produk substitusi.
Semakin banyak produk pengganti substitusi, permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke
produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
2. Jumlah pendapatan yang dibelanjakan. Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan
produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen
akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
3. Produk mewah versus kebutuhan. Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana
konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan
permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan. 4. Jangka waktu permintaan dianalisis.
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar
mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli
Universita Sumatera Utara
produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi
yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke
produk lain yasinta.wordpress.com, 2008.
2.2.2.3 Produk Domestik Bruto