Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Ketiga ranah tersebut saling berhubungan dan ketiganya harus Nampak sebagai hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku, pemahaman dan kemampuan- kemampuan yang merupakan umpan balik dari hasil pengalamannya selama mengikuti proses belajar.

C. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif Suprijono, 2009:54 adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru. Menurut Slavin dalam Tukiran Taniredja dkk, 2011:55, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Sedangkan menurut Sugiyanto 2010:37, model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan pengertian tentang pembelajaran kooperatif dari berbagai ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif, sehingga merangsang siswa lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bergairah dalam belajar serta bekerja sama dalam memaksimalkan suatu tujuan tertentu.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johson dalam Anita Lie, 2008:31 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu: a. Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan suatu tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Tugas kelompok tidak akan bisa diselesaikan saat ada satu anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya. Diperlukan kerja sama yang baik antar anggota kelompok, maka setiap anggota kelompok akan merasa saling ketergantungan. b. Tanggung jawab peseorangan Setiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab pribadi sehingga siswa merasa memiliki bertanggung jawab untuk dapat melakukan yang terbaik. c. Interaksi tatap muka Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan bagi setiap anggotanya untuk bertatap muka saling memberi informasi dan saling belajar. Pada setiap interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing. d. Komunikasi antar anggota Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan komunikatif.Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.Komunikasi yang baik antar anggota kelompok tentunya dapat memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam komunikasi yang baik tersebut, siswa harus dapat saling mempercayai, saling emnerima, saling mengeluarkan pendapat dan mendukung serta mampu menyelesaikan masalah. e. Evaluasi proses kelompok Evaluasi dalam kelompok sangat diperlukan agar para siswa dapat mengetahui kinerja mereka selama berada dalam kelompok dan hasil kerja sama mereka. Sehingga guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja dan hasilnya agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif. f. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif Sebagian besar pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif dan mereka haruslah beranggapan sehidup sepenaggungan bersama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Kelompok dibentuk dari siswa-siswi yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3 Jika di dalam kelas terdapat siswa-siswi yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda maka diupayakan agar dalam setiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. 4 Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada individu. g. Metode-metode Pembelajaran Kooperatif Beberapa metode dalam pembelajaran kooperatif Miftahul Huda,2011, antara lain: 1 Model Student Teams Achievment Division STAD Jenis pembelajaran ini dikembangkan oleh Slavin yang melibatkan kompetensi antar kelompok. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat sampai enam orang yang heterogen, menurut kemampuan, ras, etnis, dan jenis kelamin. Gguru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswi dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi dan mereka tidak boleh saling membantu. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh krlompok. Jadi setiap anggota harus berusaha PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor tinggi. 2 Model Teams Games Tournaments TGT Hampir sama dengan STAD, siswa di kelompokkan secara heterogen dalam TGT umumnya focus pada level kemampuan saja. Selain itu, jika dalam STAD yang digunakan adalah kuis, maka dalam TGT biasanya berganti dengan game akademik. Dalam TGT setiap siswa ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih dahulu bersama anggota yang lain, lalu mereka diuji secara individual melalui gane akademik. Nilai yang mereka peroleh dari game akan menentukan skor kelompok mereka. 3 Model Jigsaw Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil.Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topic yang dipelajari atau disesuaikan suatu kondisi tertentu. Kelompok- kelompok ini disebut home teams kelompok asal. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi kepada tiap-tiap kelompok.Setiap orang dalam setiap kelompok bertanggung jawab mempelajari materi yang diterima dari guru.Sesi berikutnya, membentuk expert temas kelompok ahli. Setiap kelompok ahli memiliki anggota yang dari kelompok asal yang berbeda-beda dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memiliki materi yang harus dipelajari sama. Setelah terbentuk, kelompok asal akan berdiskusi mengenai materi tersebut. Setelah masing-masing anggota kelompok telah memahami materi yang diperoleh, mereka kembali ke kelompok asal dan saling berbagi tentang materi satu sama lain. Selanjutnya dilakukan diskusi dengan seluruh kelas sebelum akhirnya pembelajaran ditutup oleh guru dengan memberikan reviw dari hasil pembelajaran hari tersebut. 4 Investigasi Kelompok Group Investigation Model ini lebbih menekankan pada pilihan dan control siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Siswa diberi control dan pilihan penuh untuk merencanakan yang ingin dipelajari dan diinvestigasi serta ditempatkan dalam kelompok kecil dan diberi tugas atau proyek yang berbeda. Dalam kelompoknya, setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi yang akan dikumpulkan, baaimana mengolahnya, menelitinya, dan menyajikan hasilnya di depan kelas. Semua anggota harus ikut andil dan selama proses penelitian mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berpikir, seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir. 5 Model Team Accelerated Instruction TAI TAI dikembangkan oleh Slavin, Leavy, dan Madden Slavin 2005:195. Tahap-tahap dalam TAI antara lain: tes penempatan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar kelompok, perhitungan nilai kelompok, dan pemberian penghargaan bagi kelompok. Tes penempatan merupakan cirri terpenting yang membedakan TAI dengan model yang lain karena model ini para siswa diberikan tes pra-program pada permulaan pelaksanaan program, mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuia dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MEDIA PERAGA SISTEM AC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

1 7 148

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SMP ALI IMRON T.A 2015/2016.

0 3 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS IX SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII-1 MTSN 1 MODEL MEDAN.

0 1 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD.

0 0 14

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II yang dikombinasikan dengan pembelajaran berbasis masalah ditinjau berdasarkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

0 1 266

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem dalam kehidupan tumbuhan untuk kelas VIII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.

0 0 142

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING STICK BERBANTUAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI PRISMA DAN LIMAS

0 0 8

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

0 0 10