Molekul yang mengkerut ini memaksa keluarnya medium dari sistem matriks gel Gad, 2008. Sineresis biasanya terjadi pada sediaan dengan konsentrasi gelling
agent yang rendah. Fenomena sineresis menunjukkan sediaan tidak stabil secara
termodinamika Kaur dan Guleri, 2013. Uji freeze-thaw atau cycling test dapat digunakan untuk melihat
stabilitas fisik gel, terjadinya pemisahan fase, maupun sineresis. Uji freeze-thaw dilakukan minimal 3 siklus dengan 24 jam pembekuan pada suhu -4 hingga 0
o
C dan 24 jam pencairan pada suhu kamar atau 40
o
C atau sesuai tujuan Lieberman dkk, 1989. CPMP 2004 menyatakan uji freeze-thaw hendaknya dilakukan
dengan pembekuan pada suhu -10
o
C hingga -20
o
C dan pencairan pada suhu 25
o
C. Periode uji freeze-thaw adalah 24 jam karena mengikuti ritme harian bumi. Uji
freeze-thaw dapat digunakan untuk melihat ketahanan fisik sediaan pada suhu uji
atau terhadap adanya perubahan temperatur selama distribusi atau penyimpanan Bajaj dkk, 2012.
B. Hand Sanitizer
Hand sanitizer mengandung bahan antiseptik seperti alkohol atau
isopropanol, serta pelembab untuk meminimalisir terjadinya iritasi pada kulit. Hand sanitizer
digunakan untuk membersihkan tangan pada keadaan yang tidak memungkinkan untuk mencuci tangan Simonne, 2005. Hand sanitizer memiliki
banyak keunggulan yang disukai seperti waktu aplikasi yang singkat, kerja yang efektif, nyaman, dan meningkatnya kepatuhan pengguna. Sediaan hand sanitizer
dapat diformulasikan dalam bentuk gel maupun cairan Traore dkk, 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bakteri yang ada di tangan dibagi menjadi dua jenis yaitu bakteri resident dan bakteri transient. Bakteri resident adalah bakteri yang tinggal dan berkoloni
di kulit dan biasa ditemui pada lapisan stratum korneum kulit. Sebagai flora normal, bakteri ini memiliki peran protektif dengan melakukan kompetisi nutrisi
dengan bakteri patogen. Bakteri transient biasa didapatkan melalui kontak dengan permukaan benda asing. Bakteri ini mungkin tidak dapat berkoloni di tangan dan
lebih mudah dihilangkan dibandingkan bakteri resident. Bakteri transient dapat bersifat patogenik dan menyebabkan infeksi. Hand sanitizer bekerja membunuh
mikroorganisme transient yang hidup di permukaan tangan dan menjaga bakteri resident
untuk hidup setelah penggunaan WHO, 2005. WHO 2005 merekomendasikan menjaga kebersihan tangan rutin dengan
dua cara, yaitu dengan mencuci tangan dan dengan mengaplikasikan sediaan antiseptik tangan mengandung alkohol yang dapat berupa gel ataupun cairan.
Sediaan hand sanitizer yang mengandung alkohol telah terbukti mampu mengurangi infeksi bakteri pada gastrointestinal di berbagai kalangan konsumen
Reynolds dkk, 2006.
C. Carbopol
Gelling agent merupakan suatu agen biasanya berupa polimer yang
berperan menjaga konsistensi bentuk gel. Gelling agent dapat terbuat dari polimer alami yang berasal dari polisakarida anionik seperti gummi arabicum, polimer
semi sintetik seperti turunan selulosa, ataupun polimer sintetik seperti carbopol. Karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu gelling agent antara lain inert, aman,
dan tidak bersifat reaktif terhadap komponen formulasi lainnya Gibson, 2009, serta ekonomis, mudah didapatkan, mampu membentuk massa gel yang jernih,
dan memiliki organoleptis yang bisa diterima oleh konsumen Gad, 2008
Gambar 1. Struktur carbopol Wen dan Park, 2010
Carbopol merupakan salah satu gelling agent yang sering digunakan sebagai penambah viskositas dalam sediaan farmasi. Carbopol memiliki
karakteristik non-toksik dan non-iritan dalam penggunaan, serta tidak menimbulkan efek hipersensitivitas atau alergi terhadap penggunaan secara
topikal pada manusia Gibson, 2009. Polimer carbopol terdiri atas monomer berupa asam akrilik yang dihubungkan oleh alil sukrosa atau alil eter dari
pentaeritritol danatau sukrosa. Carbopol memiliki range berat molekul beragam yang menggambarkan viskositas serta rigiditas polimer yang bisa dibentuk.
Sebagai suatu gelling agent, carbopol biasanya digunakan sebesar 0,5 hingga 2 dari sediaan Allen dan Howard, 2014.
Carbopol merupakan polimer bersifat anionik dan viskositas dari carbopol bergantung dari pH atau jumlah agen penetralisir yang ditambahkan
serta dengan pengaruh adanya penambahan elektrolit. Penambahan alkohol dapat menurunkan viskositas resin carbopol. Agen penetralisir ditambahkan setelah
carbopol telah terdispersi. NaOH dapat digunakan sebagai penetralisir resin carbopol yang mengandung kurang dari 20 alkohol. Triethanolamin dapat
digunakan sebagai penetralisir resin carbopol yang mengandung hingga 50 alkohol. Viskositas pH akan menurun signifikan pada pH di bawah 3 atau di atas
12 Troy dan Beringer, 2006. Peningkatan pH mengakibatkan derajat ionisasi gugus karboksilat pada polimer meningkat dan terjadi gaya tolak menolak antara
rantai polimer sehingga solven dapat masuk membentuk massa gel Lieberman dkk., 1989.
Carbopol bersifat mudah dibasahi dalam air namun mudah menggumpal. Dispersi carbopol yang efektif dan cepat dapat dilakukan dengan menambahkan
bubuk carbopol secara perlahan ke dalam fase air yang diaduk secara perlahan Troy dan Beringer, 2006. Carbopol bersifat asam dengan pH 2,5-4,0 pada
larutan 0,2bv dalam air dengan nilai pKa sebesar 6,0±0,5. Carbopol akan terdekomposisi dengan pemanasan 30 menit pada suhu 260
o
C, paparan ultraviolet, adanya asam kuat dan polimer kation. Carbopol bersifat bersifat higroskopis
sehingga akan sulit didispersikan apabila terjadi penggumpalan Rowe dkk, 2009.
D. Propilen Glikol