d. Teror
Suatu tindakan tidak menyenangkan yang ditujukan pada korban dan terjadi berulang-ulang merupakan suatu hal
yang menjadikan ancaman tersendiri bagi korban. Teror yang dimaksud adalah ancaman itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
bullying
adalah perilaku agresi secara fisik maupun psikologis yang disengaja dan dilakukan oleh seseorang atau kelompok kepada seseorang atau
kelompok, dengan tujuan menekan atau menyakiti sehingga korban merasa takut, terancam, atau tidak bahagia.
2. Bentuk-bentuk Perilaku
Bullying
Menurut Riauskina, dkk 2005, perilaku
bullying
dikelompokkan dalam berbagai bentuk:
a. Kontak Fisik Langsung
Antara lain: Memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit,
mencakar, merusak barang-barang milik orang lain. b.
Kontak Verbal Langsung Antara lain: Mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, member
panggilan nama,
sarkasme, merendahkan, mencelamengejek, mengintimidasi, memaki,
menyebarkan gosip.
c. Perilaku Non Verbal Langsung
Antara lain: Melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek,
mengancam. d.
Perilaku Non Verbal Tidak Langsung Antara
lain: Mendiamkan
seseorang, memanipulasi
persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
e. Pelecehan Seksual
Antara lain: Memukul atau menendang alat kelamin korban, membuat lelucon tentang alat kelamin korban. Kadang
dikategorikan sebagai perilaku agresi fisik atau verbal.
3. Karakteristik Pelaku, Korban, dan Penonton
Bullying
Yayasan Sejiwa 2008 mengatakan bahwa
bullying
merupakan suatu situasi di mana terdapat 3 tiga karakter yang berperan di
dalamnya. Tiga karakter tersebut adalah pelaku
bullying,
korban
bullying,
dan penonton
bullying.
Peran serta sifat yang dimiliki oleh masing- masing karakter tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Karakteristik Pelaku
Bullying
Para pelaku
bullying
memiliki beberapa sifat yang cenderung sama. Sifat-sifat itulah yang memberikan
kontribusi dalam tindakan
bullying
yang dilakukan. Hanya saja mereka memiliki cara atau strategi yang berbeda-beda
dalam menjalankan aksinya Coloroso, 2007. Pada umumnya, sifat-sifat yang dimiliki pelaku
bullying
antara lain:
1. Cenderung
hiperaktif, disruptive, impulsive,
dan
overactive.
2. Suka mendominasi orang lain.
3. Suka
memanfaatkan orang
lain untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. 4.
Sulit melihat situasi dari titik pandang orang lain. 5.
Hanya peduli pada keinginan dan kesenangan mereka sendiri, bukan pada hak-hak dan
perasaan-perasaan orang lain. 6.
Menggunakan kesalahan, kritikan, dan tuduhan- tuduhan yang keliru untuk memproyeksikan
ketidakcakapan mereka pada targetnya. 7.
Haus perhatian. 8.
Memiliki tempramen yang sulit dan masalah pada atensi atau konsentrasi.
9. Berteman dengan anak-anak yang memiliki
kecenderungan agresif.
10. Kurang memiliki empati terhadap korbannya dan
tidak menunjukkan penyesalan atas perbuatannya.
b. Karakteristik Korban
Bullying
Coloroso 2007 menemukan ciri-ciri seseorang yang biasanya menjadi korban tindakan
bullying
. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Anak baru di suatu lingkungan.
2. Anak termuda di sekolah.
3. Anak penurut.
4. Anak yang perilakunya dianggap mengganggu
orang lain. 5.
Anak yang tidak mau berkelahi dan lebih suka menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
6. Anak
yang pemalu,
menyembunyikan perasaannya, pendiam atau tidak mau menarik
perhatian orang lain, penggugup, peka. 7.
Anak yang miskin atau kaya. 8.
Anak yang memiliki etnisagama yang minoritas dan orientasi
gender
atau seksual yang berbeda. 9.
Anak yang kurus atau gemuk, pendek atau jangkung.
10. Anak yang memakai kacamata atau kawat gigi.
11. Anak yang berjerawat atau memiliki masalah
kondisi kulit lainnya. 12.
Anak yang memiliki ciri fisik berbeda dengan mayoritas anak lainnya.
13. Anak dengan ketidakcakapan mental dan atau
fisik. Anak-anak seperti itu biasanya dua atau tiga kali lebih sering ditindas daripada anak-anak lain
karena mereka memiliki ketidakcakapan mental yang nyata sehingga menyediakan dalih bagi sang
pelaku kekurangan yang dimiliki korban menjadi materi ejekan atau lelucon.
14. Anak yang berada di sekitar pelaku
bullying
. Mereka berpotensi untuk dikenai tindakan
bullying
karena pelaku sedang ingin menyerang siapapun di tempat itu dan pada saat itu juga.
c. Karakteristik Penonton
Bullying
Coloroso 2007 menemukan ciri-ciri seseorang yang biasanya menjadi penonton peristiwa atau praktik
bullying
. Ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Anak-anak yang hanya berdiam diri dan
memandangi saja.
2. Anak-anak yang mendorong penindasan secara
aktif. 3.
Anak-anak yang bergabung dan menjadi salah satu anggota dari gerombolan penindas.
4. Memberikan penguatan kepada pelaku
bullying
berupa tepuk tangan, tawa, dan gerakan anggota tubuh lainnya.
5. Menambah kehancuran kendali batin korban
bullying
dengan terikan-teriakan, kritikan-kritik kejam yang bersifat verbal, fisik, dan relasional.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penonton
bullying
adalah pihak ketiga dalam peristiwa
bullying
selain pelaku dan korban. Secara tidak langsung, mereka berperan sebagai peran pendukung tindakan yang
dilakukan oleh pelaku
bullying
. Mereka dapat berdiam dan hanya menonton atau bisa pula ikut berperan secara tidak
langsung sebagai pelaku
bullying
.
4. Dampak Perilaku