xvii
DAFTAR SINGKATAN A.
Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru :
dengan Pengantar dan Catatan Singkat. Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas
Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV. Ende: Arnoldus, 19851986, hlm 8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT : Catechesi Tradendae Penyelenggaraan Katekese,
Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang katekese
masa kini, 16 Oktober 1979. KGK
:Katekismus Gereja Katolik, P. Herman Embiru, SVD, Penerjemah. Ende: Percetakan Arnoldus.
LG : Lumen Gentium Terang Bangsa-bangsa, Konsitusi
Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.
C. Singkatan Lain
Art :Artikel
Hal :Halaman
KAS :Keuskupan Agung Semarang
Kej : Kejadian
Komkat : Komisi Kateketik
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia
LCD :Liquid Crystal Display
Mrk : Markus
xviii MSC
: Missionarii Sacratissimi Cordis Jesu OMK
: Orang Muda Katolik PIA
: Pendampingan Iman Anak PERNAS
:Pertemuan Nasional Pr
: Projo Rm
: Romo RT
: Rukun Tetangga RW
: Rukun Warga SJ
: Serikat Jesuit SMP
: Sekolah Menengah Pertama SMA
: Sekolah Menengah Atas St
: Santo VCD
: Video Compact Disc WKRI
: Wanita Katolik Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kaum muda terdiri dari pribadi-pribadi yang mulai berkembang. Mereka memiliki ciri khas dan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Potensi yang
mereka miliki merupakan suatu cerminan dari perkembangan pribadi mereka dalam pencarian identitas dan jati dirinya. Dalam proses pencarian jati dirinya
itu kaum muda cenderung menginginkan sesuatu yang cepat dan praktis dalam memperoleh sesuatu yang mereka inginkan. Mereka lebih senang mengikuti
kegiatan yang menyenangkan, meriah dan kreatif, misalnya seperti; kegiatan outbound
, hiking, rekreasi bersama, main game, internet, dll. Kegiatan-kegitan ini lebih menarik minat kaum muda untuk diikuti karena kegiatan tersebut
simple, menyenangkan dan tidak membosankan.
Media yang berkembang saat ini menyuguhkan berbagai hal yang menarik dan sesuai dengan jiwa muda mereka yang kreatif dan inovatif. Budaya instan
dan budaya pop yang saat ini berkembang banyak mempengaruhi mereka. Kebanyakan kaum muda lebih menyukai sesuatu yang berhubungan dengan
musik, film, lagu dan sesuatu yang berhubungan dengan hiburan atau entertaiment.
Mereka lebih tertarik untuk mendapatkan informasi melalui internet. Dengan internet mereka dapat menemukan segala sesuatu yang mereka
butuhkan dengan mudah dan cepat. Media hampir mendominasi setiap aktifitas senggang mereka di antara pekerjaan rutin setiap harinya. Radio, televisi, musik,
film, komputer dan internet dipandang mampu memberi mereka solusi dari setiap permasalahan dan keingintahuan mereka akan sesuatu hal. Kaum muda
lebih asyik memperluas pergaulannya dengan jejaring sosial seperti; facebook, twiter, blackberry
dan media jejaring sosial lainnnya. Mereka dengan mudah mendapatkan teman dari manapun. Internet mempermudah mereka mendapatkan
segala sesuatu yang mereka butuhkan secara instan dan tidak memerlukan banyak waktu.
Pada kenyataannya kaum muda adalah harapan bagi Gereja. Peran kaum muda dalam Gereja mampu menumbuhkan semangat baru dan memberikan
pencerahan. Kaum muda memiliki daya pikat bagi umat yang lainnya. Mereka dapat membuat suatu kegiatan yang dinamis, inspiratif dan kreatif. Ekaristi
Kaum Muda yang diadakan di gereja adalah salah satu contoh kegiatan yang dilaksanakan dan dikoordinir oleh kaum muda. Perayaan Ekaristi dikemas secara
menarik dengan menggunakan tari-tarian, fragmen, dan pemutaran video atau slide
gambar maupun lagu. Ekaristi tersebut mampu menarik banyak umat untuk hadir karena umat merasakan adanya sentuhan yang berbeda. Ekaristi menjadi
berwarna karena menampilkan sesuatu yang baru dan inspiratif. Kaum muda perlu disadarkan agar mereka memiliki keinginan untuk
mengembangkan imannya dengan terlibat dalam hidup menggereja. Usaha Gereja untuk menggerakkan dan mengarahkan kaum muda untuk mencintai
imannya dan mau terlibat dalam kegiatan di gereja adalah dengan membentuk suatu kelompok atau organisasi bagi kaum muda yang disebut OMK atau Orang
Muda Katolik. Organisasi ini membina dan membentuk kaum muda untuk
terlibat dalam kegiatan di gereja. Gereja selalu mengusahakan agar kegiatan- kegiatan OMK mengarah pada hal yang positif dan meningkatkan kepedulian
mereka terhadap Gereja. Gereja berperan untuk menghantar kaum muda dalam menemukan identitas dan kekatolikan mereka yang mulai menghilang. Gereja
tidak cukup hanya memberi materi dan metode dalam mengarahkan kaum muda, tetapi Gereja juga membutuhkan kerjasama dan keterbukaan kaum muda untuk
menerima karya Roh Kudus dalam Gereja-Nya. Roh Kudus merupakan penggerak utama dalam setiap karya perutusan Gereja. Usaha untuk
mewujudkan pencarian identitas kaum muda itu sendiri tidak akan tercapai tanpa adanya keterbukaan dari kaum muda.
Pendampingan iman bagi kaum muda juga perlu dilakukan agar kaum muda terbuka kesadarannya untuk terlibat dalam kegiatan menggereja.
Pendampingan ini sebaiknya menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh kaum muda dan mengarahkannya kepada situasi yang menjamin kehidupan
kaum muda menjadi lebih baik di tengah perkembangan zaman saat ini. Pendampingan diharapkan dapat membantu kaum muda untuk menjadi orang-
orang yang mampu berperan bagi kemajuan Gereja. Peran serta kaum muda itu dapat diwujudkan dengan keterlibatan dalam hidup menggereja sebagai salah
satu aktualisasi diri dari perwujudan iman mereka. Kaum muda dapat mengungkapkan imannya dalam kebersamaan serta keterlibatan dalam berbagai
kegiatan Gereja.
Pertemuan Nasional Kaum Muda 2005 merumuskan tujuannya yaitu : 1.
Merefleksikan panggilan Allah kepada orang muda Katolik untuk merasul dalam hidup bermasyarakat.
2. Merancang gerakan-gerakan orang muda Katolik bersama seluruh
umat dalam lingkup nasional dan keuskupan masing-masing. Tujuan tersebut bermaksud agar Gereja mampu mengajak umatnya khususnya
kaum muda untuk merefleksikan panggilaanNya. Gereja mengambil langkah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk mengajak kaum muda serta umat
yang lain untuk saling bekerjasama. Kegiatan tersebut mempunyai maksud untuk menggerakkan kaum muda yang aktif terlibat di dalam masyarakat
maupun hidup menggereja. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan sosial, kegiatan di dalam gereja dan kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat. Dengan
demikian akan timbul suatu kesadaran dari kaum muda akan perannya yang penting dalam hidup menggereja sebagai umat Allah. Kaum muda menjadi
penggerak pembaharuan dalam masyarakat maupun Gereja. Semangat dan pola pikir mereka yang kreatif sungguh memberikan nuansa yang berbeda dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan, entah itu dalam kegiatan di masyarakat maupun lingkungan Gereja. Untuk itu peranserta dan keterlibatan mereka sangat
penting bagi Gereja. Tetapi pada kenyataannya dalam kehidupan menggereja, kaum muda
kurang banyak terlibat aktif. Bila mereka ikut kadang hanya sekedar formalitas atau karena dipaksa oleh orang tua dan bukan dari inisiatifnya sendiri. Kaum
muda lebih disibukkan oleh kegiatan mereka seperti misalnya; kegitan sekolah maupun kegiatan dalam organisasi lainnya yang diikuti. Sulitnya membagi
waktu juga menjadi alasan mereka kurang terlibat dalam kehidupan menggereja.
Kadang kegiatan gereja bertabrakan dengan kegiatan-kegiatan di luar yang mereka ikuti sehingga mereka terpaksa memilih kegiatan yang dirasa lebih
menarik. Keterlibatan dalam kehidupan menggereja itu tidak hanya semata-mata
kegiatan doa di lingkungan maupun sesuatu yang berhubungan dengan Gereja. Kegiatan sosial seperti bantuan saat bencana alam, dan kegiatan-kegiatan sosial
di luar dari gereja yang dilakukan oleh banyak kaum muda Katolik juga dapat disebut kegiatan menggereja. Mereka beranggapan bahwa ikut dalam kegiatan
sosial di luar gereja juga merupakan salah satu bagian dari perwujudan iman dan bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja. Tetapi tidak boleh dilupakan pula
bahwa penghayatan iman mereka akan Allah juga perlu dikembangkan. Kaum muda sebenarnya ingin dekat pula dengan Yesus. Mereka mencoba
mendekatkan dirinya dengan Yesus dengan rajin pergi ke gereja sebagai bentuk ungkapan imannya terhadap Yesus Kristus, akan tetapi nilai-nilai religius dari
iman mereka tidak mereka hayati sehingga mereka kurang dapat mengembangkan imannya. Kaum muda diharapkan semakin menghayati
imannya dan perannya yang penting dalam perkembangan Gereja sehingga penghayatan iman mereka dapat diwujudkan dalam kehidupan konkret dengan
ikut terlibat dalam kehidupan menggereja. Melihat dari permasalahan yang dialami oleh kaum muda di Stasi
Gembala Yang Baik, penulis melihat ada beberapa permasalahan yang mereka hadapi. Permasalahan itu seperti misalnya mereka sulit untuk terlibat karena
disibukkan oleh kegiatannya masing-masing. Mereka mengikuti kegiatan-
kegiatan di Gereja hanya saat hari-hari besar saja dan mereka juga tidak terlalu aktif terlibat. Di stasi tersebut kaum mudanya didominasi oleh para pelajar dan
karyawan. Kaum muda yang telah menjadi mahasiswa hanya saat libur saja ada di rumah, sehingga kegiatan-kegiatan di gereja kurang dapat diikuti. Para pelajar
juga disibukkan oleh kegiatan di sekolahnya dan kegiatan di sekolah itu kadang bertabrakan dengan kegiatan menggereja. Mereka yang sudah menjadi
mahasiswa atau sudah bekerja berpindah tempat di luar kota. Mereka pulang satu bulan sekali atau pada waktu liburan. Mereka yang telah bekerja dan masih
menetap di stasi tersebut juga kadang sulit untuk sepenuhnya dapat mengkuti kegiatan dalam hidup menggereja, faktor waktu dan kesibukan menjadi
alasannya. Tenaga pendamping untuk kaum muda juga menjadi permasalahan di
Stasi Gembala Yang Baik. Tenaga pendamping untuk kaum muda yang ada di stasi kurang. Hanya ada satu pendamping yang mendampingi kaum muda di
stasi tersebut. Pendamping tersebut adalah seorang guru agama katolik dan beliau adalah guru agama yang mengajar di beberapa sekolah Negeri di Batang.
Kesibukan pendamping juga mempengaruhi kurangnya keterlibatan kaum muda dalam kehidupan mengereja. Pendamping kurang intensif mendampingi kaum
muda dalam kegiatan menggereja di stasi karena kesibukan dan keterbatasan waktu. Kaum muda di stasi tersebut memerlukan seorang pendamping yang
dapat memotivasi mereka dan siap mendampingi secara intensif. Peran pendamping sangat dibutuhkan bagi perkembangan iman kaum muda yang dapat
memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja.
Dari keprihatinan dan permasalahan yang penulis rasakan, memotivasi penulis untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana terwujudnya
keterlibatan hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik, Paroki Santo Yusuf Batang. Salah satu usaha untuk meningkatkan kesadaran kaum muda di Stasi
Gembala Yang Baik Limpung akan pentingnya terlibat dalam kehidupan menggereja adalah dengan katekese. Katekese yang tepat untuk diberikan
kepada kaum muda adalah katekese yang mempunyai sasaran utama yaitu kaum muda, yang memiliki pola pikir, kreatifitas dan juga sikap kritis terhadap sesuatu
hal, yang dianggap tidak sesuai dengan mereka. Katekese ini juga harus bertolak pada situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda, sehingga mereka
dapat tersentuh dan mampu untuk menghayatinya. Katekese ini juga diharapkan mampu memberikan motivasi bagi kaum muda akan kesadaran dan penghayatan
imannnya yang perlu diwujudkan melalui keterlibatan dalam kehidupan menggereja. Katekese yang dipakai harus menarik dan mengikuti
perkembangan zaman dan situasi saat ini. Katekese yang dipakai haruslah menggunakan metode-metode yang lebih menarik, misalnya menggunakan film,
cerita yang dikemas lebih menarik dengan menggunakan alat-alat yang lebih modern seperti LCD atau VCD. Agar prosesnya tidak terlalu kaku, kaum muda
diajak untuk mensharingkan pengalamannya, sehingga kaum muda merasa diakui dan diterima. Katekese dengan metode seperti ini membuat mereka
tertarik dan mampu menjawab kebutuhan mereka.
Seperti yang telah diungkapkan Yohanes Paulus II dalam Catechesi Tradendae
sebagai berikut: Katekese menjadi penting sekali, karena sudah tibalah saatnya Injil dapat
disajikan, dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang mampu memberi makna kepada kehidupam, dengan kata lain: mampu mengilhami sikap-
sikap, yang tanpa Injil tidak dapat dijelaskan, misalnya pengorbanan diri, sikap lepas-bebas, sikap menahan diri, keadilan, komitmen, perdamaian,
kepekaan terhadap Yang Mutlak dan tidak kelihatan. Itu semua termasuk ciri-ciri yang membedakan orang muda dengan teman-temannya sebagai
murid Yesus Kristus CT, art 39.
Katekese yang sesuai dengan kebutuhan kaum muda di stasi Gembala Yang Baik adalah katekese kaum muda. Melalui katekese kaum muda ini,
mereka diajak untuk mendekatkan diri dan mengenal Allah. Melalui katekese, mereka dapat menyadari sekaligus merefleksikan pengalaman hidupnya
sehingga mereka dapat menentukan aksi konkret atau tindakan konkret sesuai dengan nilai-nilai kerajaan Allah. Melalui proses katekese semacam ini kaum
muda didorong untuk berani terbuka mengungkapkan permasalahan dan pengalaman imannya sehari-hari. Peneguhan oleh katekis dalam menanggapi
permasalahan yang mereka hadapi diharapkan mampu membuat mereka merasa diakui dan diteguhkan, seperti yang telah dijelaskan oleh Sri Paus Yohannes
Paulus II dalam Catecese Tradende, sebagai berikut: Ciri-ciri Gereja muda masa kini yang begitu kompleks; dengan menunjukkan
bahwa kaum muda menggunakan bahasa tertentu, dan bahwa amanat Yesus harus diterjemahkan ke dalam bahasa itu dengan sabar dan bijaksana dan
tanpa mengkhianatinya; dengan memperlihatkan bahwa kendati apa yang nampak secara lahiriah bahwa orang-orang muda, meskipun sering secara
kabur, bukan hanya siap sedia dan terbuka, melainkan dengan sungguh- sungguh berhasrat mengen
al “ Yesus yang disebut Kristus” CT, Art 40.
Menurut penulis, katekese bagi kaum muda ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam kehidupan menggereja di
Paroki St. Yusuf Batang. Melalui katekese kaum muda diharapkan semakin menyadari kehadiran Allah dan selalu mengusahakan dirinya untuk terlibat
dalam kehidupan menggereja demi perkembangan imannya. Katekese ini menjadi suatu tempat pendampingan iman bagi kaum muda yang mengarahkan,
membimbing dan membantu mereka dalam menjawab kebutuhan dan menghantar mereka untuk mewujudkan iman yang dewasa dan aktif dalam
kehidupan menggereja. Melihat kenyataan dan keprihatinan di atas maka penulis tergerak untuk
menulis skripsi
dengan judul
“UPAYA MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA STASI GEMBALA YANG BAIK, PAROKI ST. YUSUF BATANG MELALUI KATEKESE KAUM MUDA”.
B. RUMUSAN MASALAH