katalog toko buku lahir dari proses pembikinan judul yang bertumpu pada dua hal: keterwakilan isi buku oleh judul dan judul harus semenarik mungkin
sehingga mendorong calon pembacapembeli untuk membacamembelinya.
2
Di sini yang jadi kunci adalah soal menarik atau tidak menariknya judul sebuah
buku. Jika hanya mengikuti prinsip keterwakilan isi buku oleh judul, maka akan sangat banyak judul yang mirip satu sama lain karena yang terjadi di kenyataan
industri perbukuan adalah satu tema dibahas oleh buku-buku yang berbeda dari penulis dan penerbit yang berbeda pula. Dengan kata lain, meski satu buku
membahas tema yang sudah dibahas oleh buku-buku lain, namun dengan judul yang menarik, buku itu diharapkan bisa “tampil beda” dari yang lain dan menarik
perhatian calon pembacapembeli karena kemencolokannya –dalam hal ini, kemencolokan dari segi judul. Walhasil, ketika memperhatikan judul-judul buku
swa-bantu Islami, teknik retorika persuasi judul mendapat prioritas lebih dibanding persoalan keterwakilan isi buku oleh judul.
2. Kategori Judul-judul Buku Swa-Bantu Islami Berdasarkan Tema
Sebagaimana tema dasar buku swa-bantu pada umumnya, yaitu memberikan panduan kepada pembaca tentang bagaimana mewujudkan
kesejahteraan dalam arti seluas-luasnya kata ini, buku-buku swa-bantu Islami juga mengikuti tema dasar ini. Buku-buku tersebut menjanjikan langkah, cara,
tips, solusi dan sebagainya yang dapat dilakukan pembaca dalam mewujudkan kesejahteraan hidupnya. Dalam konteks buku-buku swa-bantu Islami, pengertian
kesejahteraan yang ingin diwujudkan itu terangkum dalam kata hasanah kebaikan yang terdapat dalam sebuah doa yang terkenal dengan sebutan “doa
2
Wawancara dengan Bambang Trim, seorang praktisi dunia perbukuan dan penerbitan.
97
rabbanaa aatinaa…” atau “doa sapu jagat.”
3
Doa ini disebut “doa sapu jagat” karena permintaan, permohonan, dan keinginan paling dasar dan umum
manusia sudah terangkum di dalamnya –hidup di dunia dalam keadaan baik sedangkan di kehidupan di akhirat kelak juga dalam keadaan baik, yakni masuk
surga dan terhindar dari siksa api neraka. Dalam kosa kata modern, kesejahteraan di dunia dan di akhirat ini
seringkali dipadankan dengan kesejahteraan jasmani dan rohani. Pemadanan ini dapat diterima jika kata “kesejahteraan rohani” secara normatif mengacu pada
kualitas ketakwaan dan amal-shaleh yang jadi penentu nasib seorang manusia di akhirat.
Buku-buku Islam dengan tema generik dengan sendirinya menjadi salah satu sarana bagi orang Muslim untuk meraih kesejahteraan atau kesehatan
rohani dalam pengertian di atas. Sebab di antara cara terpenting dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan tadi adalah dengan beramal-shaleh melakukan
ritual ibadah sesuai yang dituntunkan dalam tradisi Islam. Namun jika pengertiannya dibawa ke dalam konteks kehidupan modern,
maka pengertian kesejahteraankesehatan jasmani lebih mengacu pada kualitas jasmaniah dalam arti tubuh fisik. Pengertian ini mencakup soal-soal seputar
kesehatan, kebugaran, penampilan, kenyamanankenikmatan fisik. Karena semua itu dalam kehidupan modern diukur dengan biaya, maka soal kekayaan
atau kemiskinan pun jadi terikutkan. Kata kunci yang berlaku di sini adalah “sehat.”
Di lain pihak, pengertian kesejahteraankesehatan rohani dalam konteks kehidupan modern tidak melulu berkonotasi kualitas ketakwaan dan amal-
shaleh, melainkan “kesehatan jiwa” atau psikis. Di sini yang pertama-tama
3
Doa dimaksud selengkapnya berbunyi: “Rabbanaa aatinaa fi al-dunya hasanah, wa fi al-akhiraati hasanah, wa qiinaa ‘azab al-naar.” Terjemahan bebasnya adalah “Wahai Tuhan kami, datangkanlah
kepada kami kebaikankesejahteraan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
98