Tema Generik yang Dikontekstualisasi. Judul-judul yang kekhususannya
rabbanaa aatinaa…” atau “doa sapu jagat.”
3
Doa ini disebut “doa sapu jagat” karena permintaan, permohonan, dan keinginan paling dasar dan umum
manusia sudah terangkum di dalamnya –hidup di dunia dalam keadaan baik sedangkan di kehidupan di akhirat kelak juga dalam keadaan baik, yakni masuk
surga dan terhindar dari siksa api neraka. Dalam kosa kata modern, kesejahteraan di dunia dan di akhirat ini
seringkali dipadankan dengan kesejahteraan jasmani dan rohani. Pemadanan ini dapat diterima jika kata “kesejahteraan rohani” secara normatif mengacu pada
kualitas ketakwaan dan amal-shaleh yang jadi penentu nasib seorang manusia di akhirat.
Buku-buku Islam dengan tema generik dengan sendirinya menjadi salah satu sarana bagi orang Muslim untuk meraih kesejahteraan atau kesehatan
rohani dalam pengertian di atas. Sebab di antara cara terpenting dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan tadi adalah dengan beramal-shaleh melakukan
ritual ibadah sesuai yang dituntunkan dalam tradisi Islam. Namun jika pengertiannya dibawa ke dalam konteks kehidupan modern,
maka pengertian kesejahteraankesehatan jasmani lebih mengacu pada kualitas jasmaniah dalam arti tubuh fisik. Pengertian ini mencakup soal-soal seputar
kesehatan, kebugaran, penampilan, kenyamanankenikmatan fisik. Karena semua itu dalam kehidupan modern diukur dengan biaya, maka soal kekayaan
atau kemiskinan pun jadi terikutkan. Kata kunci yang berlaku di sini adalah “sehat.”
Di lain pihak, pengertian kesejahteraankesehatan rohani dalam konteks kehidupan modern tidak melulu berkonotasi kualitas ketakwaan dan amal-
shaleh, melainkan “kesehatan jiwa” atau psikis. Di sini yang pertama-tama
3
Doa dimaksud selengkapnya berbunyi: “Rabbanaa aatinaa fi al-dunya hasanah, wa fi al-akhiraati hasanah, wa qiinaa ‘azab al-naar.” Terjemahan bebasnya adalah “Wahai Tuhan kami, datangkanlah
kepada kami kebaikankesejahteraan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
98
menjadi masalah bukan bagaimana kualitas hubungan hamba dengan Allah SWT hablun min Allah dalam bingkai takwa, melainkan bagaimana kondisi
psikologis seseorang dalam hubungannya dengan manusia lain hablun min an- naas. Kata yang menjadi kunci di sini bukanlah “takwa,” melainkan “bahagia.”
Sebagaimana yang akan terlihat di bawah, pengertian dikotomis hasanah yang dijadikan dasar kategorisasi ini tidak membuat judul-judul yang
mengandung pembahasan ritual ibadah langsung tergolong pada kategori tema generik yang tidak jadi objek kajian dalam penelitian ini. Ini dikarenakan judul-
judul tersebut sebenarnya membahas kesejahteraan hasanah di dunia tapi memanfaatkan ritual ibadah sebagai sarana untuk mencapainya. Ini dapat
dilihat, misalnya, dalam judul-judul yang menyatakan manfaat suatu ibadah tertentu bagi kesehatan atau penyembuhan suatu penyakit.