3
MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana situasi pelaksanaan renungan harian di kampus program studi PAK?
2. Bagaimana peranan renungan harian di kampus PAK untuk pembinaan
spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK? 3.
Usaha apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian di kampus program studi PAK agar dapat menjadi bagian dari pembinaan
spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui situasi pelaksanaan renungan harian di kampus PAK.
2. Mengetahui peranan renungan harian untuk pembinaan spiritualitas katekis bagi
mahasiswa PAK. 3.
Menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian agar dapat membantu pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa
PAK.
D. Manfaat Penulisan
1. Membantu mahasiswa PAK dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan
harian. 2.
Mengetahui bahwa renungan harian di kampus PAK merupakan bagian dari pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK.
4
3. Memberi sumbangan pemikiran bagi koordinator pembinaan spiritualitas PAK
dalam mengembangkan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa PAK.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif analisis. Penulis mengumpulkan data dengan cara wawancara dan penelitian untuk mengetahui situasi
persiapan dan pelaksanaan renungan harian di kampus prodi PAK dengan memberikan quesioner tertutup serta hasil studi pustaka sebagai acuan yang dapat
menunjang penulisan skripsi ini. Pada skripsi ini penulis mencoba memaparkan mengenai situasi pelaksanaan renungan harian dan usaha yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan mutu renungan harian untuk pembinaan bagi mahasiswa PAK.
F. Sistematika Penulisan
Judul dari skripsi ini adalah
“USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA ”. Sistematika penulisan akan diuraikan menjadi 5
lima bab sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan, yang meliputi alasan penulis memilih judul skripsi ini. Dalam rumusan permasalahan
penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan yang dianggap merupakan keprihatinan yang ingin dicari solusinya. Pada tujuan penulisan, penulis
menyebutkan beberapa tujuan dari penulisan skripsi ini. Manfaat penulisan akan
5
dipaparkan beberapa manfaat dari penulisan skripsi ini, serta metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang gambaran umum pelaksanaan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik, sejarah singkat berdirinya kampus Pendidikan
Agama Katolik, visi, misi serta motto Pendidikan Agama Katolik, pembinaan spiritualitas di kampus Pendidikan Agama Katolik, pelaksanaan renungan harian di
kampus Pendidikan Agama Katolik, renungan harian untuk pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa PAK serta metodelogi penelitian yang mencakup; tujuan penelitian,
metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, populasi, responden penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian serta hasil dan pembahasan
penelitian. Selanjutnya penulis mengkaji hasil penelitian yang meliputi deskripsi, analisis dan reduksi data hasil penelitian. Tahap selanjutnya penulis menarik
kesimpulan atas hasil penelitian. Bab III menguraikan renungan harian, pengertian doa, pengertian renungan
harian, tahapan renungan, metode-metode renungan, pembinaan bagi katekis, dasar pembinaan bagi katekis, tujuan pembinaan bagi katekis, proses pembinaan dan
pendidikan katekis, spiritualitas katekis, pengertian spiritualitas, pengertian katekis, spiritualitas katekis, pembinaan spiritualitas bagi katekis serta syarat dan tugas
katekis. Bab IV memaparkan usulan panduan tema untuk mempersiapkan dan
melaksanakan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma yang meliputi latar belakang pemilihan panduan tema untuk
renungan harian, alasan pemilihan tema dan tujuan, rumusan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program dan contoh renungan harian.
6
Bab V berisi tentang penutup, meliputi kesimpulan umum dari keseluruhan isi skripsi ini dan saran bagi dosen pembinaan spiritualitas Pendidikan Agama
Katolik, dosen Pendidikan Agama Katolik dan mahasiswa Pendidikan Agama Katolik.
BAB II SITUASI PELAKSANAAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Program Studi Pendidikan Agama Katolik PAK merupakan bagian dari Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Prodi PAK mulai menjadi bagian dari Universitas
Sanata Dharma sejak tahun 1995 karena sebelumnya lembaga ini berdiri sendiri dan pada tahun 2015 baru prodi PAK bergabung secara penuh dengan Universitas Sanata
Dharma. Kampus Program Studi PAK beralamat di Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta. Kampus PAK merupakan kampus V lima Universitas Sanata Dharma.
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma
Sesuai dengan nama program studinya, lembaga ini secara khusus menyiapkan pendidikan bagi para calon katekis, baik katekis paroki maupun katekis
sekolah atau guru agama di sekolah dan pengembang katekese. Sebagai calon katekis atau guru agama tentu para mahasiswa harus mempunyai bekal yang cukup tentang
ilmu pendidikan pada umumnya dan secara khusus pendidikan agama katolik. Oleh karena itu, para pendidik di Pendidikan Agama Katolik tidak hanya memberikan
materi tentang ilmu pendidikan saja melainkan juga memberikan juga pembinaan khusus mengenai keahlian yang mestinya dimiliki oleh para katekis. Salah satu
bentuk pembinaan tersebut adalah kegiatan renungan harian yang biasanya dilaksanakan setiap pagi sebelum memulai proses perkuliahan di kampus Pendidikan
8
Agama Katolik. Bentuk pembinaan seperti ini membiasakan para mahasiswa dengan kegiatan-kegiatan rohani yang menjadi bagian dari tanggung jawab mereka sebagai
calon katekis.
1. Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Pendidikan Agama Katolik
Berdasarkan Staf Dosen 2010: 1-3 pada tahun 1959 Majelis Agung Wali Gereja Indonesia MAWIsekarang KWI merencanakan usaha untuk meningkatkan
pelayanan di bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbaharui pelaksanaan katekese di Indonesia. Rencana tersebut diserahkan kepada P.F.
Heselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P.C. Carry SJ, maka pada tahun 1960 P. Heselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik. Pada saat itu telah disadari bahwa
kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik dapat memperlambat usaha memperbaharui katekese. Maka pada 1 Agustus 1962 didirikan YAYASAN
AKADEMIK KATEKETIK
KATOLIK INDONESIA
AKKI yang
menyelenggarakan pendidikkan tinggi kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Pada
11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK No. 108B.Swtp65.
Pada 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Menteri P dan K dengan SK No. 0170 Tahun 1969. Pada tahun
1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga. Maka pada 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat SH,
AKKI berubah
nama menjadi
SEKOLAH TINGGI
KATEKETIK PRADNYAWIDYA. Pada 23 Juni 1971 tingkat sarjana SEKOLAH TINGGI
9
KATEKETIK PRADNYAWIDYA memperoleh status terdaftar dari Direktorat Pendidikkan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227DPT71 Staf Dosen,
2010: 2. Berdasarkan proses penataan kembali nama unit jurusanprogram studi
dengan status diakui di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V DIY, Sekolah Tinggi Kateketik Pradyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu
sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana 1 S1 dengan nama SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATEKETIK
PRADNYAWIDYA. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau yang memiliki akta
mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan jalur dari non kependidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut
mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses
merger
kepada Universitas Sanata Dharma. Pada 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu
Pendidikan Agama FIPA, Jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan
Staf Dosen, 2010: 2-3. Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama
program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA USD be
rubah menjadi program studi dengan nama program studi “Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Kat
olik” IPPAK menjadi bagian FKIP USD. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI nomor 014BAN-PTAk-
VIIS1IV2014 IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajukan akreditasi dan kembali mendapat peringkat A Staf Dosen, 2010: 3.
10
Pada tahun 2016, berdasarkan keputusan BAN-PT No. 0126SKBAN- PTAkredIII2016, IPPAK mendapat akreditasi A dan mengganti nama menjadi
Pendidikan Agama Katolik PAK.
2. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Agama Katolik
Staf Dosen 2010: 4 menguraikan visi, misi dan motto program studi Pendidikan Agama Katolik PAK Universitas Sanata Dharma.
a. Visi Pendidikan Agama Katolik
Visi program studi Pendidikan Agama Katolik PAK adalah Terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat Staf
Dosen, 2010: 4.
b. Misi Pendidikan Agama Katolik
Mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang memasyarakat dan mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi masyarakat
Indonesia yang semakin bermartabat. Uraian misi tersebut Staf Dosen, 2010: 4: 1
Menghasilkan katekis yang mempunyai integritas, kritis, dewasa, bisa diandalkan Gereja, mampu mendampingi dalam pencarian makna, dan
mempu memberikan jawaban yang tegas dalam soal-soal iman. 2
Menyelenggarakan pendidikan kaum muda untuk menjadi pendidik iman yang akrab, informal, dalam kebebasan, dengan pendekatan
cura personalis
, dialogal, reflektif dan berpusat pada mahasiswa. 3
Membina katekis yang mampu mendampingi dalam pencarian makna. 4
Mengembangkan ilmu kateketik yang dapat membangun Gereja dan masyarakat.
5 Membangun jejaring sosial yang sinergis dalam mengembangkan
masyarakat. 6
Membangun kerja sama dengan sekolah,
stakeholder
, prodi sejenis dan alumi.
11
7 Membuat buku pegangan pengajaran.
8 Menerbitkan karangan-karangan kateketis.
9 Ikut serta dalam pencaturan kateketik nasional.
10 Menyediakan narasumber bagi keperluan kateketis nasional.
11 Memikirkan dan mengembangkan katekese yang berbasis ICT,
kontekstual, dan kontemporer.
c. Motto Pendidikan Agama Katolik
Motto program studi Pendidikan Agama Katolik adalah Mewujudkan kateketis yang
“Pradnya-Widya” Bijaksana dan berilmu. Lulusan prodi PAK tidak hanya memilik ilmu pengetahuan saja tetapi juga bijaksana Staf Dosen, 2010: 5.
3. Pembinaan Spiritualitas di Kampus PAK
Spiritualitas yang hendak ditumbuhkembangkan di PAK adalah spiritualitas Ignatian seperti semangat yang ditumbuhkan oleh Universitas Sanata Dharma dan
Universitas Yesuit lainnya. Pola pembinaan spiritualitas yang diterapkan di kampus Pendidikan Agama Katolik mengacu pada pola latihan rohani Staf Dosen, 2010: 29.
a. Spiritualitas Ignatian
Spiritualitas Ignatian adalah semangat hidup dan perjuangan yang diwariskan oleh Santo Ignatius Loyola. Spiritualitas Ignatian dapat diartikan juga sebagai latihan
rohani St. Ignatius Loyola. Santo Ignatius Loyola memperjuangkan kepekaan atas kehadiran Yesus dalam hidupnya lewat kebiasaan hidup doa yang rutin serta
memandang hidup dengan kacamata iman atau kesadaran bahwa Tuhan selalu menyertai dan mengajak manusia untuk senantiasa mencari kehendak-Nya Staf
Dosen, 2010: 29.
12
b. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas
Pembinaan spiritualitas yang diprogramkan di Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi angkatan, camping rohani, rekoleksi bersama
mahasiswa, dosen dan karyawan, retret, perayaan ekaristi kampus, bimbingan pribadi, re-entry dan pertemuan perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas.
Perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas ini dilaksanakan mulai dari semester I satu sampai dengan semester VIII delapan. Pertemuan ini dijadwalkan dalam
bentuk perkuliahan setara dengan 2 JPsemester namun tanpa sistem kredit semester atau nol SKS Staf Dosen, 2010: 30-31. Kuliah pembinaan spiritualitas ini dihitung
sebagai kurikulum plus prodi PAK Staf Dosen, 2010: 73. Maksud pembinaan spiritualitas ini adalah membantu mahasiswa agar dapat
memperkembangkan baik kedewasaan manusiawi, kedewasaan iman kristiani, kedewasaan religius dan kedewasaan spiritualitas katekis. Selain hal tersebut
pembinaan ini juga diharapkan mambantu para mahasiswa sebagai calon katekis mampu profesional dalam menjalankan tugasnya, memiliki sikap yang jelas dan
tekun menghayati spiritualitasnya sebagai para pewarta kabar gembira Staf Dosen, 2010: 73-74.
c. Materi Pembinaan Spiritualitas
Materi pembinaan spiritualitas dalam pertemuan di kelas diberikan selama empat tahun atau selama delapan semester kepada para mahasiswa dan diuraikan
dengan tema-tema yang telah disiapkan oleh para dosen pengampu masing-masing setiap semesternya. Pada tahun pertama atau semester I dan semester II, materi
pembinaan spiritualitas adalah perjumpaan antar pribadi, pengolahan dan refleksi,
13
generatif themes
, pemutaran film
3 Idiots
, pemutaran dan refleksi film
Dead Poet Society
, kisah angsa liar, apa yang kau cari?, dan jati diri. Tujuan dari materi-materi tersebut agar mahasiswa lebih mengenal teman-teman angkatannya, merasa krasan
dengan lingkungannya, semakin mantap dengan pilihan program studinya, semakin mampu menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan serta religiositasnya, dan semakin
menyadari kerinduan hatinya yang terdalam sehingga jati dirinya yang terarah pada Tuhan dan sesamanya juga semakin berkembang [Lampiran 1: 1 - 4].
Pada tahun kedua yaitu semester III dan IV, materi yang diberikan mengenai kedewasaan kristiani, yaitu pengenalan budaya dan tradisi rekan se-angkatan,
pengalaman akan Allah sebagai Bapa, panggilan rasuli, hidup secara Kristiani, konsekuensi hidup Kristiani, pengabdian Kristiani yang sejati, Kerajaan Allah dan
konsekuensinya bagi rasul Yesus Kristus, misteri salib sebagai jalan kebangkitan, kebangkitan, menemukan Allah dalam segala, askesis hidup Kristiani, Roh Kudus
Roh Kristus dan pengabdian murid Kristus. Tujuan dari materi-materi tersebut agar mahasiswa semakin mengenal Allah secara pribadi secara existensial, mendalami
pribadi Yesus Kristus dan karya-karya-Nya, serta mengenal fase-fase panggilan kristiani seperti halnya yang dialami para murid Yesus termasuk di dalamnya krisis
yang terjadi dalam “fase Yerusalem” untuk bisa sampai ke “fase kebangkitan” sehingga mahasiswa semakin tertarik pula untuk mengikuti Yesus Kristus [Lampiran
2: 5 - 10]. Pada tahun ketiga atau pada semester V dan VI materi yang diberikan adalah
materi tentang doa pribadi dan ibadat bersama yakni latihan doa dengan kesadaran tubuh, latihan kesadaran pernafasan, latihan kesadaran suara, fantasi, ibadat harian,
ibadat Sabda, ibadat pemberkatan rumah, ibadat tobat, ibadat ulang tahun, dan ibadat
14
taize. Tujuan dari materi-materi ini ialah agar mahasiswa memiliki tertib doa, baik dalam eajegan rutin dilakukan setiap hari, frekuensi maupun kualitasnya, memiliki
kebiasaan dan kebutuhan untuk berdoa pribadi, mampu menemukan Tuhan dalam hidup dan kegiatan sehari-hari, mengetahui sejarah ibadat-ibadat bersama, dan
mampu memimpin ibadat-ibadat bersama [Lampiran 3: 11 - 12].
Pada semester VII dan VIII atau pada tahun yang keempat materi yang diberikan adalah tentang arti kedewasaan rohani, kebebasan anak-anak Allah,
pembedaan roh, arti mengabdi dalam KS, askese hidup melayani, macam-macam bentuk pengabdian, dasar panggilan kristiani, awah hirarki dalam Gereja, bentuk-
bentuk panggilan hidup dalam Gereja, spiritualitas kemuridan, spiritualitas umat kristiani perdana, dasar-dasar spiritualitas kristiani, figure rasul awam dalam KS, arti
spiritualitas rasul awam, macam-macam bentuk rasul awam, Yesus sebagai pewarta Injil, dasar-dasar spiritualitas katekis, ciri khas spiritualitas katekis, pengabdian
katekis masa kini. Dengan materi tersebut mahasiswa diharapkan semakin mengenal sosok seorang katekis dan mencintai panggilanya sebagai katekis sehingga semakin
siap untuk terjun ke dalam dunia kerja baik sebagai katekis paroki maupun sebagai
guru agama di sekolah [Lampiran 4: 13 - 14].
4. Pelaksanaan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik
Renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan setiap hari kuliah sebelum perkuliahan dimulai. Biasanya renungan harian dilaksanakan
sesuai dengan giliran mahasiswa yang mendapat tugas berdasarkan jadwal yang telah disusun. Bacaan Kitab Suci yang direnungkan dalam renungan harian adalah bacaan
15
harian yang bertepatan dengan hari yang bersangkutan yang diambil dari kalender liturgi.
a. Proses Mempersiapkan Renungan Harian
Sebaiknya proses persiapan renungan harian dilakukan beberapa hari sebelum melaksanakan renungan di kelas. Teks Kitab Suci yang akan direnungkan dibaca
untuk menemukan pesan dari teks Kitab Suci tersebut. Selain membaca secara berulang-ulang, biasanya juga mahasiswa menafsirkan terlebih dahulu teks Kitab
Suci untuk menemukan pesan dari teks tersebut. Setelah menemukan pesan dari teks Kitab Suci, selanjutnya pesan teks Kitab Suci dikaitkan dengan pengalaman hidup
sehari-hari dan kemudian membuat pertanyaan refleksi untuk membantu mahasiswa untuk mendalami pesan dari teks Kitab Suci yang direnungkan [Lampiran 6:16-17].
Pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa melakukan proses persiapan renungan harian dengan baik. Terkadang karena mahasiswa yang mendapat giliran
untuk mempersiapkan renungan tidak mempersiapkan, maka digantikan secara mendadak oleh mahasiswa yang lain untuk membawakan renungan atau terkadang
hanya melaksanakan doa pagi tanpa renungan harian [Lampiran 6: 16-17].
b. Model Renungan Harian
Renungan harian yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik biasanya diawali dengan doa pembukaan dan isi dari doa pembukaan ini juga harus
dikaitkan dengan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Setelah doa kemudian dilanjutkan dengan membacakan salah satu teks Kitab Suci sesuai dengan yang telah
disiapkan oleh mahasiswa yang mendapat tugas pada hari tersebut. Selanjutnya
16
mahasiswa tersebut akan menyampaikan renungan sesuai dengan teks Kitab Suci yang telah dibaca dan dihubungkan dengan pengalaman hidup pribadi mahasiswa
yang bersangkutan. Kemudian renungan harian ditutup lagi dengan doa penutup [Lampiran 6: 16-17].
Berdasarkan pengalaman pribadi, selain merenungkan teks Kitab Suci dan pengalaman hidup pribadi, terkadang juga pada saat renungan harian, mahasiswa
merenungkan kisah hidup Santoa atau orang Kudus yang pestanya dirayakan pada hari tersebut. Biasanya kisah atau teladan dari para orang Kudus yang dirayakan pada
hari tersebut dihubungkan dengan bacaan dari teks Kitab Suci serta pengalaman pribadi dari para mahasiswa. Maksud dari merenungkan kisah orang-orang Kudus
ini ialah agar para mahasiswa yang para calon katekis mampu meneladani kisah hidup para orang Kudus sehingga iman mahasiswa semakin bertumbuh.
c. Waktu Pelaksanaan Renungan Harian
Renungan harian dilaksankan setiap hari kuliah sebelum perkuliahan pertama berlangsung. Waktu untuk pelaksanaan renungan biasanya sekitar sepuluh 10 menit
setelah bel tanda perkuliahan dibunyikan. Sebelum renungan dibacakan, terlebih dahulu dibuka dengan doa oleh salah satu mahasiswa yang mendapat tugas untuk
memimpin doa pada hari tersebut dan setelah membacakan atau menyampaikan
renungan maka akan ditutup dengan doa [Lampiran 6: 16-17].
5. Renungan Harian untuk Pembinaan Spiritualitas bagi Mahasiswa PAK
Spiritualitas yang dihidupkan atau dihayati di program studi Pendidikan Agama Katolik atau secara umum di Universitas Sanata Dharma adalah spiritualitas
17
Ignatian, sehingga spiritualitas yang ingin ditumbuhkembangkan bagi para mahasiswa Pendidikan Agama Katolik adalah spiritualitas Ignatian. Pola pembinaan
spiritualitas yang dilaksanakan bagi para mahasiswa Pendidikan Agama Katolik mengacu dinamika latihan rohani Staf Dosen, 2010: 29- 33.
Latihan rohani Ignatian menekankan cara berdoa dengan menggunakan imajinasi, ingatan, pemahaman dan kehendak. Cara doa tersebut dengan meditasi
atau biasa disebut juga dengan doa renung. Meditasi atau doa renung dilaksanakan dengan menghadirkan suatu misteri yang ingin direnungkan, misalnya teks Kitab
Suci atau bacaan-bacaan rohani yang sesuai Staf Dosen, 2010: 29- 33. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa renungan harian
atau doa renung menjadi salah satu bagian dari spiritualitas Ignatian. Sehingga renungan harian atau doa renung yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama
Katolik merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh pihak kampus Pendidikan Agama Katolik untuk pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa-
mahasiswa Pendidikan Agama Katolik.
B. Penelitian tentang Peranan Renungan Harian di Kampus PAK Terhadap