4.1.2 Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah
atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Pendidikan nonformal biasanya lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan pendidikan formal yang memiliki sistem atau aturan-aturan yang sudah
ditetapkan secara mendasar terhadap pendidik atau pun peserta didik dalam sekolah tersebut. Pendidikan nonformal terbuka untuk semua kalangan
masyarakat yang ingin menimba ilmu karena prosesnya yang berlangsung di luar sistem persekolahan.
Pendidikan non formal juga tergambar dalam novel Pincalang karya Idris Pasaribu. Pendidikan nonformal tersebut disebut dengan Pemberantasan Buta
Huruf. Pendidikan tersebut dialami oleh anggota masyarakat yang pada usia yang sudah tergolong tua dan belum bisa membaca. Pemberantasan buta huruf
seringkali diterapkan di daerah pedesaan yang jumlah angka penduduk yang berpendidikan sangat minim. Hal tersebut tentunya akan sangat membantu
masyarakat yang masih buta huruf. Pendidikan nonformal seperti yang terdapat di dalam cerita tentunya dapat meningkatkan sumber daya anusia di dalam sebuah
negara mengalami peningkatan yang berdampak positif bagi kehidupan masyarakat di dalam negara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
”Ya, Ogek. Aku akan belajar pada mereka,”jawab Maryam. Tetangga juga senang ada orang Pincalang yang mau menetap di daratan dan
membaur dengan mereka. Kepala sekolah yang mereka hormati meminta kaum ibu agar mengajak Maryam mengaji dan ikut dalam berbagai kegiatan. Maryam
dan Amat mendaftarkan dirinya untuk ikut pendidikan Pemberantasan Buta Huruf.” Hal. 114
Pemberantasan buta huruf dalam kutipan di atas merupakan pendidikan yang bersifat nonformal yang berada di luar sisitem persekolahan. Pemberantasan
Buta Huruf dilakukan pada masyarakat umum yang belum sempat menduduki bangku sekolah formal. Kegiatan ini sangat berdampak bagi perkembangan
sumber daya manusia yang tidak terbatas pada kalangan atau pun usia tertentu saja. Akan tetapi merangkul berbagai kalangan dan usia.
Kutipan berikut juga menggambarkan pendidikan nonformal yang terdapat dalam novel Pincalang:
”Amat menjelaskan semuanya. Dia sudah membeli rumah dengan cicilan. Menyekolahkan anak-anaknya agar menjadi orang pintar dengan tidak
akan meninggalkan ajaran agama. Bahkan di darat banyak ustadz yang lebih pintar, mereka juga berhaji ke Tanah Suci. Dia dan istrinya sudah
beberapa kali mengikuti pengajian dan ceramah agama yang jauh lebih berilmu ketimbang belajar sendiri dengan orangtua.” Hal.116
Pengajian merupakan pendidikan nonformal yang dapat diikuti oleh masyarakat luas. Pengajian dilakukan oleh orang-orang tertentu dengan
masyarakat luas guna membahas dan mempelajari hal-hal yang dapat mengubah pola pikir, serta pandangan masyarakat mengenai banyak hal dalam kehidupan.
Pengajian biasanya lebih membahas kepada hal-hal yang bersifat religius yaitu membahas hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan
pencipta alam semesta.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Pendidikan Informal