2. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Manfaat pembelajaran kooperatif menurut Sadker dan Sadker 1997 dalam Miftahul Huda, 2012:66 adalah meningkatkan
ketrampilan kognitif dan afektif siswa, selain itu pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat
– manfaat besar lain seperti berikut :
a. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur – struktur kooperatif
akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi; hal ini khususnya berlaku bagi siswa
– siswa SD untuk mata pelajaran matematika.
b. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan
memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar.
c. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada
teman – temannya, dan diantara mereka akan terbangun rasa
ketergantungan yang positif interpedensi positif untuk proses belajar mereka nanti.
d. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa
terhadap teman – temannya yang berasal dari latar belakang ras dan
etnik yang berbeda – beda.
3. Aspek – Aspek Pembelajaran Kooperatif dalam Miftahul Huda,
2012:78
a. Tujuan
Semua siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok
kecil dan diminta untuk mempelajari materi tertentu dan saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi
tersebut. b.
Level kooperasi Kerja sama dapat diterapkan dalam level kelas dengan cara
memastikan bahwa semua siswa di ruang kelas benar – benar
mempelajari materi yang ditugaskan dan level sekolah dengan cara memastikan bahwa semua siswa di sekolah benar
– benar mengalami kemajuan secara akademik.
c. Pola interaksi
Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antarsatu sama lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain,
saling menjelaskan cara menyelesaikan tugas pembelajaran, saling menyimak penjelasan masing
– masing, saling mendorong untuk bekerja keras, dan saling memberikan bantuan akademik jika ada
yang membutuhkan. Pola interaksi ini muncul di dalam dan di antara kelompok
– kelompok kooperatif.
d. Evaluasi
Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan
akademik setiap individu siswa – bisa pula difokuskan pada setiap
kelompok, semua siswa, ataupun sekolah. Beberapa orang menganggap pembelajaran kooperatif
sebagai “sekadar” belajar kelompok. Padahal pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok, bahakan dalam beberapa hal lebih
dari sekadar belajar kelompok. Tabel berikut ini merefleksikan pembacaan detail Ellis dan Whalen tentang perbedaan
– perbedaan mendasar antara pembelajaran kooperatif dan belajar kelompok kecil.
Tabel 2.1 Perbedaan – Perbedaan Mendasar
Antara Kelompok Kooperatif dan Kelompok Kecil dalam Miftahul Huda, 2012:80
Kelompok Kooperatif Kelompok Kecil
Interdependensi positif
ketergantungan positif
. Siswa
“tenggelam atau berenang bersama” sink or swim together. Interaksi
verbal berhadap – hadapan.
Tidak ada interdependensi. Siswa bekerja sama hanya untuk kesuksesan sendiri.
Bahkan, tak jarang mereka mencocokkan jawaban mereka dengan jawaban teman
– temannya hanya untuk memperoleh nilai
yang maksimal bagi diri mereka sendiri. Akuntabilitas individu. Setiap anggota
kelompok harus menguasai materi pelajaran
Sekadar ikut – ikutan. Beberapa siswa
membiarkan saja jika ada teman satu kelompoknya bekerja sendiri, sementara
mereka tinggal mencopy-paste-nya jika sudah selesai.
Guru mengajarkan ketrampilan –
ketrampilan sosial yang dibutuhkan siswa untuk dapat bekerja sama secara
efektif. Ketrampilan sosial tidak diajarkan secara
sistematis.
Guru memonitor perilaku siswa. Guru
tidak secara
langsung mengobservasi perilaku siswa. Mereka
bahkan seringkali terlalu intervensi dalam kerja kelompok. Selama proses diskusi
antarsiswa, tak jarang guru mengerjakan tugas
– tugas lain seperti menyiapkan pengajaran berikutnya, menulis sesuatu
atau hal – hal lain, tanpa memperhatikan
perilaku siswa dalam proses diskusi
tersebut. Sebelum
beranjak pada
sesi berikutnya, di akhir pertemuan guru
memberikan feedback tentang perilaku – perilaku siswa selama pembelajaran
kooperatif. Tidak ada feedback. Tidak ada diskusi
lanjutan tentang perilaku siswa selama berkelompok.
Jika toh
ada, guru
terkadang hanya berkomentar seperti, “Bagus”, “Lain kali, coba lebih baik
lagi”, dan sebagainya.
Berikut ini merupakan tabel perbedaan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran tradisional diadaptasi dari Johnson Johnson,
1986.
Tabel 2.2 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Tradisional dalam Miftahul Huda, 2012:83
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Tradisional
Interdependensi positif ketergantungan positif dengan prosedur
– prosedur yang
terstruktur jelas
positive interdependence with structured
Tidak ada interdependensi positif no positive interdependence.
Akuntabilitas individu atas pembagian kerja kelompok a clear accountability
for their individual’s share of the group work.
Tidak ada akuntabilitas atas pembagian kerja kelompok no accountability for
individual share of the group’s work. Relatif menekankan kelompok yang
terdiri dari siswa – siswa dengan level
kemampuan yang
berbeda heterogeneous ability grouping.
Cenderung menekankan kelompok yang terdiri dari siswa
– siswa dengan level kemampuan yang setara homogeneous
ability grouping. Saling berbagi peran kepemimpinan
sharing of leadership roles. Jarang menunjuk pemimpin kelompok
few being appointed or put in charge of the group.
Masing – masing anggota saling
menshare tugas pembelajaran dengan anggota yang lain sharing of the
appointed learning task. Masing
– masing anggota jarang yang membantu anggota yang lain untuk
belajar each seldom responsible for others’ learning .
Bertujuan memaksimalkan
pembelajaran setiap anggota kelompok aiming to develop each member’s
learning to the maximum. Fokus hanya untuk menyelesaikan tugas
focusing only on accomplishing the assigments.
Menjaga relasi kerja sama yang baik maintaining
of good
working relationship.
Acap kali mengabaikan relasi kerja sama yang baik frequent neglect of
good working relationship. Mengajarkan ketrampilan bekerjasama
yang efektif teaching of collaboratr skills.
Menganggap semua siswa bisa bekerja sama dengan baik assuming that
students already have the required skills.
Observasi guru pada kualitas teamwork siswa teachers of collaborate skills.
Jarang ada observasi dari guru little teacher observation.
Merancang prosedur – prosedur yang
jelas dan mengalokasikan waktu yang memadai untuk pemrosesan kelompok
structuring of the procedures and time for the processing.
Jarang merancang
prosedur dan
mengalokasikan waktu
untuk pemrosesan kelompok rare structuring
of procedures and time for the processing
4. Metode