Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini disajikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan defenisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam pengertian yang luas merupakan kegiatan yang meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari generasi yang lebih tingkat pengetahuan dan pengalaman untuk mengalihkan pengetahuan, pengalaman serta keterampilannya kepada generasi tingkat pengetahuannya lebih rendah. Pendidikan mempunyai fungsi sebagai salah satu cara dalam menyiapkan generasi yang lebih mudah agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik secara jasmani maupun rohani. Upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kehidupan yang semakin kompleks dan beraneka ragam serta perkembangan teknologi yang semakin canggih dan perkembangan budaya yang semakin luas. Sistem pendidikan yang dirancangkan oleh pemerintah sekarang ini merupakan salah satu wahana dalam pembentukan karakteristik kepribadian remaja yang lebih baik, sehingga diharapkan mampu dalam mengembangkan aspek pengetahuan, sikap dan nilai keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperolehnya dari dalam dunia pendidikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya semata- mata berkaitan dengan aspek kognitif saja. Dari pengalaman dan pengamatan peneliti menemukan bahwa, penggunaan metode tidak variasi dalam proses pembelajaran sehingga mahasiswa mengalami kejenuhan belajar akibatnya tujuan dari proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan. Kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar seseorang yang melampaui batas kemampuan fisik karena lelah dan bosan. Namun kejenuhan yang umum terjadi adalah karena keletihan yang melanda mahasiswa, sehingga bisa berperilaku menyimpang seperti membolos, melalaikan tugas, dan malas mengerjakan tugas. Keletihan dapat dikategorikan menjadi tiga macam yaitu: keletihan indera, keletihan fisik, dan keletihan mental. Keletihan indera dan fisik seperti mata, telinga atau indera lainnya. Pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah istrahat yang cukup, terutama tidur nyenyak dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, dan sebaliknya keletihan pada mental tidak dapat diatasi dengan cara sederhana seperti cara untuk mengatasi keletihan lainnya. Masalah –masalah yang biasa terjadi di lingkungan perkuliahan terkait dengan kejenuhan yang sering dialami mahasiswa khususnya ketika pelaksanaan proses perkuliahan yakni apabila mahasiswa sudah jenuh atau bosan maka ada mahasiswa yang sering keluar ruangan dengan meminta izin untuk ke kamar mandi secara bergantian. Kejenuhan belajar merupakan salah satu jenis kesulitan belajar yang sering terjadi pada kalangan mahasiswa. Secara harafiah kejenuhan berarti padat atau penuh sehingga tidak dapat memuat menerima apapun. Selain itu juga, jenuh mempunyai arti jemu atau bosan. Kejenuhan yang dialami mahasiswa dapat menyebabkan usaha belajar yang dilakukan sia- sia yang disebabkan oleh suatu akal yang tidak bekerja sebagaimana mestinya dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru yang diperoleh. Faktor yang dapat menyebabkan mahasiswa mengalami kejenuhan dalam belajar, seperti kehilangan motivasi dan konsolidasi yang merupakan salah satu tingkat keterampilan yang di miliki mahasiswa sebelum mencapai pada tingkat keterampilan selanjutnya. Artinya, mahasiswa tersebut telah mengalami kejenuhan yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan salah satu contoh faktor kejenuhan yang berasal dari luar yaitu mahasiswa berada pada situasi kompetitif yang ketat dan menuntut kerja intelek yang berat Muhibbin Syah, 2010:170. Mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, saat ini sudah menempuh tujuh semester. Mereka sudah mencapai 144 SKS. Mereka di harapkan dapat menyelesaikan studinya 8 semester 4 tahun. Akan tetapi sebagian mahasiswa yang belum mencapai target tersebut harus kuliah mengulang bersama angkatan berikutnya untuk memperbaiki nilai mata kuliah yang belum lulus atau mata kuliah wajib lulus yang belum lulus sehingga sangat menguras tenaga, pikiran, dan waktu. Separuh dari mahasiswa selalu menunda-nunda mengerjakan tugas perkuliahan yang diberikan oleh setiap dosen. Mereka beranggapan bahwa masih ada waktu untuk menyelesaikan tugas perkuliahan yang diberikan. Pada akhirnya, tugas perkuliahan semakin banyak dan semakin menumpuk sehingga mahasiswa kewalahan untuk mengerjakannya. Ada kalanya mahasiswa, menggunakan sistem kebut semalaman deadline, sebuah sistem yang sering dipakai oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Sehingga tugas perkuliahan yang dikerjakannya hasilnya tidak semaksimal mungkin karena keletihan dan kelesuhan yang membuat mahasiswa tidak berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas perkuliahan. Istilah kurikulum curriculum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya” pelari’’ dan curere yang bera rti “ tempat berpacu”. Kurikulum adalah semua kegiatan proses pendidikan dan pengalaman potensial isimateri yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan maupun diluar lingkungan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Zainal, 2011: 4. Kurikulum 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta merupakan sebuah kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun akademik 20132014. Kurikulum ini dikembangkan berbasis kompetensi dengan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI. Dalam konsep KKNI, sarjana masuk dalam level 6. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skilss dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan Fadlillah 2014 : 16. Kurikulum 2013 ini menuntut mahasiwa harus aktif mencapai 70 dan 30 merupakan tambahan materi dari berbagai dosen yang mengampuh mata kuliah tersebut. Jumlah sks setiap semester tidak menentu rata-rata 20 sks akan tetapi setiap mata kuliah ada yang 6 sks, 4 sks, dan 2 sks. Sistem kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum 2006. Jumlah sks Kurikulum 2006 sebanyak 152 sks sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Sedangkan jumlah sks Kurikulum 2013 sebanyak 144 sks sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Pada kurikulum 2013 ada beberapa mata kuliah memiliki besaran sks 6 sks dan 6 jam pertemuan. Dalam satu semester jumlah sksnya bisa mencapai 24 sks. Bagi mahasiswa yang IPK nya tidak mencapai standar 3,0 tidak bisa mengambil sebanyak 24 sks dalam satu semester, sehingga mahasiswa tersebut dianjurkan untuk mengambil setelah semester berikutnya. Apabila pada semester ganjil ada satu mata kuliah berjumlah 6 sks dan mahasiswa tersebut nilainya tidak mencapai standar atau tidak lulus harus menunggu satu tahun untuk bisa memperbaiki nilainya. Kejadian seperti ini membuat mahasiswa merasa jenuh dan bosan dengan proses perkuliahan. Sistem kebut semalam, yang sering dipakai oleh mahasiswa mengerjakan tugas ketika menjelang ada presentasi, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Sistem kebut semalam ini, hampir digunakan oleh seluruh mahasiswa di wilayah Indonesia khususnya mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Akademik 20132014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta’’.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24