6. Hambatan-hambatan Belajar
Menurut Syah, 2003: 185-186 hambatan-hambatan belajar yang
sering dialami seseorang dalam proses belajar adalah sebagai berikut:
a. Disleksia
Dyslexia
Disleksia adalah ketidakmampuan belajar membaca. Membaca merupakan aktivitas audiovisual untuk memperoleh makna dari simbol
berupa huruf atau kata. Hal ini akan berdampak pada kemampuan
membaca pemahaman. Orang yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau
mengenali struktur kata-kata misalnya huruf atau suara yang seharusnya tidak diucapkan, sisipan, dan penggantian kata. Mereka
juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya.
b. Disgrafia
Dysgraphia
Disgrafia adalah
ketidakmampuan belajar
menulis. Ketidakmampuan belajar menulis melibatkan proses menggambar
simbol simbol bunyi menjadi simbol huruf atau angka. Kesulitan menulis tersebut terjadi pada beberapa tahap aktivitas menulis, yaitu:
1 Mengeja, yaitu aktivitas memproduksi urutan huruf yang
tepat dalam ucapan atau tulisan dari suku katakata. Kemampuan yang dibutuhkan aktivitas mengeja yaitu:
decoding kemampuan menguraikan kodesimbol visual, auditori ingatan atas obyek kodesimbol yang sudah
diurai dan divisualisasikan dalam bentuk tulisan.
2 Menulis cetak dan menulis sambung, yaitu aktivitas
membuat gambar simbol tertulis. Sebagian orang berkesulitan belajar umumnya lebih mudah menuliskan
huruf cetak yang terpisah-pisah daripada menulis huruf sambung. Dalam menulis huruf cetak, rentang perhatian
yang dibutuhkan mereka relatif pendek, karena mereka menulis per huruf. Sedangkan saat menulis huruf sambung
rentang perhatian yang dibutuhkan relatif lebih panjang, karena mereka menulis per kata.
c. Diskalkulia
Dyscalculia
Diskalkulia adalah
ketidakmampuan berlajar
berhitung. Ketidakmampuan berhitung adalah kesulitan dalam menggunakan
bahasa simbol untuk berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide- ide yang berkaitan dengan kuantitas atau jumlah. Kesulitan berhitung
dapat dikelompokkan menurut tingkatan, yaitu kemampuan dasar berhitung, kemampuan dalam menentukan nilai tempat, kemampuan
melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan, kemampuan memahami konsep perkalian dan pembagian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa, hambatan- hambatan belajar seseorang disebabkan karena ketidakmampuan
belajar membaca
Dyslexia
, ketidakmampuan menulis
Dysgraphia
, dan ketidakmampuan berhitung
Dyscalculia
. Jadi, dengan adanya
hambatan-hambatan belajar ini membuat proses belajar seseorang terganggu.
37
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan tentang jenis penelitian, subyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan realibilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif dekriptif ini bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai
kondisi, berbagai situasi, dan berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Menurut
Sugiyono 2013 penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Menurut Nazir 2005:55, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran, dan suatu peristiwa yang terjadi dimasa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau skala
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta peristiwa, dan sifat- sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif dirancang untuk memperoleh gambaran mengenai Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.