14
terus dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan pengguna sebagai tujuan utama suatu program dijalankan.
2.1.3 Proses Evaluasi
Dalam proses suatu program, pada hakekatnya selalu dimualai dari suatu rencana, bertitik dari situ maka proses evaluasi atau pelaksanaan evaluasi terhadap
suatu program tentu saja harus didasarkan atas rencana evaluasi program tersebut. Namun dalam praktek sering sekali evaluasi terhadap suatu program tidak
direncanakan. Hal ini tidak saja menimbulkan ketidakjelasan fungsi evaluasi, institusi, personal yang sebaiknya melakukan evaluasi dan biaya untuk evaluasi.
Dalam melakukan proses evaluasi ada beberapa etik birokrasi yang perlu diperhatikan olek pihak-pihak yang erat hubungannya dengan tugas-tugas evaluasi
antara lain: 1.
Semua tugastanggungjawab pemberi tugasyang menerima tugas harus jelas. 2.
Pengertian dan konotasi yang tersirat dalam evaluasi yaitu mencari kesalahan harus dihindari.
3. Pengertian evaluasi adalah untuk memperbandingkan rencana dengan
pelaksanaan dengan melakuakan pengukuran-pengukuran kuantitatifkualitatif totalitas program secara teknik, maka dari itu hendaknya ukuran-ukuaran
kualitas dan kuantitas tentang apa yang dimaksud dengan berhasil telah dicantumkan sebelumnya dalam rencan program secara eksplisit.
4. Tim yang melakukan evaluasi adalah pemberi sarannasehat kepada
manajemen, sedangkan pendayagunaan sarannasehat tersebut serta pembuat keputusan atas dasar sarannasehat tersebut berada ditangan manajemen
program.
Universitas Sumatera Utara
15
5. Dalam proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan atas data-
datapenemuan teknis perlu dikonsultasiakan secara cermat mungkin karena menyangkut banyak hal tentang masa depan proyek dalam kaitannya dengan
program. 6.
Hendaknya hubungan dan proses selalu didasari oleh suasana konstruktif dan objektif serta menghindari analisa-analisa subjektif. Dengan demikian,
evaluasi dapat diterapkan sebagai salah satu program yang sangat penting dalam siklus manajemen program Sirait: 1990:160.
2.1.4 Tolak Ukur Evaluasi