1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia dengan segala aspek kehidupannya itu melaksanakan aktivitas dalam berbagai hal dihadapkan kepada dua sifat manusia yang saling bertentangan satu
sama lainnya, disatu pihak dia ingin bekerja sama, dilain pihak dia cenderung untuk bersaing sesama manusia itu sendiri. Dengan demikian setiap manusia harus berusaha
untuk dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi atau keadaan dimana seseorang itu berada.
Pada saat ini masih banyak masalah sosial yang tidak bisa teratasi. Salah satunya yaitu masalah tindak kriminal atau kejahatan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Kejahatan ini mengakibatkan kondisi yang dapat membahayakan kehidupan dan tidak adanya ketenangan dalam masyarakat. Kejahatan merupakan
aktivitas kriminal yang sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan manusia. Kejahatan dapat saja terjadi tanpa mengenal ruang dan waktu, tanpa mengenal siapa
korban dan dapat dilakukan oleh siapa saja, oleh anak-anak, orang yang sudah dewasa bahkan orang tua, baik yang berjenis kelamin laki-laki ataupun wanita yang
penting bagi pelaku kejahatan tersebut adalah mendapatkan keinginannya. Pada umumnya kejahatan terjadi karena:
1. Niat untuk melakukan suatu pelanggaran
2. Kesempatan untuk melaksanakan niat
Jika hanya ada salah satu dari kedua unsur tersebut maka kejahatan tidak akan terjadi Sahetapy, 1992:87.
Universitas Sumatera Utara
2
Setiap masyarakat dalam suatu Negara selalu menghadapi tindak kejahatan karena, Tidak ada satupun negara di dunia ini yang terlepas dari tindak kejahatan,
tetapi jumlah tingkat kejahatan di setiap negara berbeda-beda. Oleh karena itu, manusia hanya mampu mengurangi jumlah dari tindak kejahatan.
Dewasa ini kejahatan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman terutama dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
timbul berbagai macam bentuk-bentuk kejahatan baru. kejahatan selalu menimbulkan keresahan didalam masyarakat. Keresahan adalah gejala tidak adanya kesejahteraan
sosial, ketentraman dan kebahagiaan. Kejahatan adalah masalah sosial yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena masalah sosial sebagai hasil dari
kebudayaan manusia. Masalah sosial ini berbeda-beda disetiap masyarakat disebabkan adanya tingkat perkembangan kebudayaan, lingkungan, sifat penduduk
dimana masyarakat itu hidup Mardjono, 1994:12. Perlu diketahui angka kejahatan di Indonesia semakin lama semakin
meningkat. Menurut catatan Mabes Polri, jumlah kejahatan di Indonesia pada tahun 2008 adalah sebanyak 326.752 kasus, pada tahun 2009 bertambah
menjadi 344.942 kasus, pada tahun 2010 sebanyak 333.249 kasus dan pada tahun 2011 jumlah kejahatan sebanyak 347.605 kasus. terjadi kenaikan angka
kejahatan antara tahun 2008 - 2009 sebesar 5,27, dan antara tahun 2009 - 2010 terjadi penurunan tingkat kejahatan sebesar 3,39 tetapi antara tahun
2010 - 2011 terjadi lagi peningkatan yaitu sebesar 4,13, dan sampai sekarang
angka kejahatan
di Indonesia
masih terus
meningkat. http:www.bps.go.idtab_subview.php?kat=1tabel=1daftar=1id_subye
k=34notab=1 diakses pada tanggal 22 maret 2014.
Universitas Sumatera Utara
3
Setiap 91 detik terjadi satu kejahatan di Indonesia sepanjang tahun 2013. jumlah kejahatan di tahun 2013, tepatnya hingga November 2013, mencapai 316.500
kasus. Risiko penduduk yang mengalami kejahatan sekitar 136 orang. Jadi, setiap 1 menit 31 detik terjadi satu kejahatan. Adapun 316.500 kasus kejahatan itu, terdiri
dari 304.835 kasus konvensional, 7.171 kasus transnasional, 3.844 kasus kekayaan negara, dan 650 kasus implikasi kontinjensi. Jumlah tindak kejahatan yang terjadi
hingga November tersebut, menurun dibandingkan satu dan dua tahun sebelumnya. Pada 2011, terjadi 347.605 kejahatan, sementara pada 2010 terjadi 332.490 kasus
kejahatan. http:nasional.kompas.comread2012122615260465Setiap.91.Detik.Terjadi.Satu
.Kejahatan.di.Indonesia diakses pada tanggal 22 maret 2014. Sementara itu jumlah tindak kejahatan menurut kepolisian daerah provinsi
sumatera utara juga memiliki tingkat kejahatan yang tinggi. Pada tahun 2007-2011.
Tabel 1 Tabel Jumlah Kasus Kejahatan di Sumatera Utara
No
Tahun
Jumlah Kasus Tindak KejahatanPelanggaran
1 2007
29.601 2
2008 29.229
3 2009
32.309 4
2010 39.220
5 2011
44.104 Sumber: Kepolisian Daerah Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4
Menurut B. Simanjuntak kejahatan merupakan “suatu tindakan anti sosial
yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan, yang dapat menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat.” Sedangkan Van Bammelen merumuskan:
Kejahatan adalah tiap kelakuan yang bersifat tidak susila dan merugikan, dan menimbulkan begitu banyak ketidaktenangan dalam suatu masyarakat tertentu,
sehingga masyarakat itu berhak untuk mencelanya dan menyatakan penolakannya atas kelakuan itu dalam bentuk nestapa dengan sengaja diberikan karena kelakuan
tersebut http:hukum-danumum.blogspot.com201204definisiartikejahatan.html
Diakses pada tanggal 03 Februari 2014, pukul 10:45. Tidak ada satu pun Negara di bumi ini yang lepas dari permasalahan
kejahatan atau tindak kriminal, dimana di era yang modern sekarang ini siapapun bisa menjadi korban tanpa memandang jarak atau usia. Salah satu sanksi yang diberikan
dari pelaku tindak kejahatan yaitu pidana penjara, sesuai dengan tindak kejahatan yang dilakukan.
seiring dengan perkembangan sistim kepenjaraan berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan.
Dalam Kenyataannya tugas pokok dan fungsi sistem Pemasyarakatan juga mencakup pelayanan terhadap tahanan, perawatan terhadap
barang sitaan, pengamanan, serta pembimbingan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan. Oleh karenanya Sub-sub sistem dari Sistem Pemasyarakatan yang
kemudian Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang melakukan pembinaan dan
pelayanan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan. Secara filosofis Pemasyarakatan adalah system pembinaan yang sudah jauh
bergerak meninggalkan filosofis Pembalasan Retributif , Penjeran Deterrence , dan resosialisasi, dengan kata lain pemidanaan tidak ditujukan untuk membuat derita
sebagai bentuk pembalasan, tidak ditujukan untuk membuat jera dengan penderitaan,
Universitas Sumatera Utara
5
juga tidak mengasumsikan terpidana sebagai seorang yang kurang sosialisasinya, Pemasyarakatan sejalan dengan filosofis reintegrasi social yang berasumsi kejahatan
adalah konflik yang terjadi antar terpidana dengan masyarakat, sehingga pemidanaan ditujukan untuk memulihkan konflik atau menyatukan kembali terpidana dengan
masyarakatnya. Dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995, Tentang
Pemasyarakatan di tegaskan bahwa Sistem Pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan
dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab Nurulaen, 2012:75.
Tabel 2 Tabel Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan Klas I Medan
No
Tahun
Jumlah narapidana Dewasa Laki-laki
1 2010
1693 4
2011 2077
2 2012
2117 3
2013 2192
Sumber: Seksi Registrasi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
Universitas Sumatera Utara
6
Tabel 3
Tabel Warga Binaan berdasarkan asal Kabupaten Kota
NO KABUPATENKOTA
JUMLAH 1
Medan 356
2 Serdang Bedagai
87 3
Lubuk Pakam 129
4 Labuhan Batu
142 5
Batu Bara 80
6 Aceh
716 7
Tanah Karo 654
8 Lainnya
28
TOTAL 2.192
Sumber: Seksi Registrasi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
1.2 Perumusan Masalah