Pelatihan Kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan Tipe Penelitian

33 f. Presentase kematian dan sakit narapidanatahanan lebih sedikit atau sama dengan angka kematian dan sakit dari anggota masyarakat. g. Biaya perawatan narapidana dan tahanan sama dengan kebutuhan minimal manusia Indonesia pada umumnya. h. Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan adalah instansi terbersih di lingkungan masing-masing. i. Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang menggambarkan proyeksi nilai-nilai masyarakat ke dalam Lembaga Pemasyarakatan dan sebaiknya semakin berkurangnya nilai-nilai subkultur penjara dan Lembaga Pemasyarakatan.

2.5 Pelatihan Kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan

Program Pelatihan Kemandirian adalah suatu program pembinan yang dilakukan oleh Lapas, dimana seorang narapidana akan diberikan pelatihan keterampilan berdasarkan minat dan bakatnya dan kemudian diarahkan untuk dapat memproduksi suatu barang atau jasa yang mempunyai nilai ekomonis dan nilai jual, dan bagi narapidana yang mampu berproduksi akan diberikan upahpremiinsentif sebagai mana diatur menurut undang-undang. Adapun Kegiatan Pembinaan Kemandirian di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan adalah sebagai berikut: a. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri misalnya kerajinan tangan, industri, Rumah Tangga, reparasi mesin, alat-alat elektronika dan sebagainya Universitas Sumatera Utara 34 b. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil, misalnya pengelolaan bahan mentah dari sektor pertanian dan bahan alam menjadi bahan setengah jadi dan jadi Pembuatan batako dan paving blok c. Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakatnya masing-masing. Mengingat di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan masih terdapat Warga Binaan Pemasyarakatan yang buta huruf dan agar mereka dapat membaca, menulis, berhitung dan keterampilan agar mampu berswadaya dalam hidup bermasyarakat, maka program Pendidikan Masyarakat dalam bentuk kelompok belajar paket A dan kelompok Belajar Usaha dapat diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan. 2.6 Narapidana 2.6.1 Pengertian Narapidana Narapidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan terpidana tersebutmenjalani hukumannya di lembaga pemasyarakatan. Narapidana ditempatkan di lembaga pemasyarakatan agar mendapatkan pembinaan dengan menggunakan metode pengenalan diri akan kelemahan dan kelebihannya kareana manusia hanya bisa dibina apabila mammpu mengenal dirinya. Lingkungan narapidana adalahsuatu pola kegiatan narapidana yang hilang kemerdekaan geraknya sampai waktu yang ditentukan atas pidana yang dijatuhkan sesuai hukum yang berlaku Harsono, 1995:36. Pengertian narapidana adalah orang-orang sedang menjalani sanksi kurungan atau sannksi lainnya, menurut perundang-undangan. Pengertian narapidana menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang hukuman orang yg sedang menjalani hukuman krn tindak pidana; atau terhukum. Universitas Sumatera Utara 35 Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Selanjutnya Harsono 1995 mengatakan narapidana adalah seseorang yang telah dijatuhkan vonis bersalah oleh hukum dan harus menjalani hukuman dan Wilson 2005 mengatakan narapidana adalah manusia bermasalah yang dipisahkan dari masyarakat untuk belajar bermasyarakat dengan baik. Narapidana adalah manusia biasa seperti manusia lainnya hanya karena melanggar norma hukum yang ada, maka dipisahkan oleh hakim untuk menjalani hukuman Dirjosworo, 1992. Dengan demikian, pengertian narapidana adalah seseorang yang melakukan tindak kejahatan dan telah menjalani persidangan, telah diponis hukuman pidana serta ditempatkan dalam suatu bangunan yang disebut penjara. Peran keluarga dan lingkungan mampu memberikan motivasi bagi narapidana untuk dapat menyesuaikan diri. Narapidana tidak berbeda dengan masyarakat lainnya yang sewaktu-waktu melakukan kesalahan dan dapat dikenakan pidana, sehingga tidak harus diberantas. Tetapi yang harus diberantas adalah faktor-faktor yang menyababkan narapidana berbuat hal-hal yang bertentangan dengan hukum, kesusikaan, agama, atau kewajiban-kewajiban sosial lain yang dapat dikenakan pidana.

2.6.2 Hak dan Kewajiban Narapidana

Dalam suatu proses peradilan pidana, narapidana masih mempunyai beberapa hak dan kewajiban, yaitu: 1. Menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinannya masing-masing 2. Menerima makanan minuman yang sehat menurut menu yang telah ditetapkan Universitas Sumatera Utara 36 3. Menerima perawatan dari pemerintah 4. Menerima kunjungan dari Penasehat hukum, keluarga, handai tolan 5. Menerima perlindungan hukum 6. Sepanjang tidak ditetapkan lain, setiap Warga Binaan Pemasyarakatan berhak untuk : a. Memperoleh remisi b. Memperoleh Cuti Menjelang Bebas CMB dan Cuti Bersyarat CB c. Memperoleh Asimilasi d. Memperoleh Pembebasan Bersyarat PB Kewajiban Warga Binaan Pemasyarakatan: 1. Wajib dan taat mengikuti program pembinaan yang diberikan oleh petugas 2. Berkelakuan baik dan sopan didalam Lembaga Pemasyarakatan baik sesame Warga Binaan Pemasyarakatan maupun kepada petugas 3. Memberi jawaban yang sopan bila ditanya oleh Petugas 4. Memelihara kebersihan dan keindahan dilingkungan kamar bloknya serta memlihara barang inventaris yang dipinjamkan kepadanya 5. Wajib bekerja Larangan Warga Binaan Pemasyarakatan: 1. Dilarang membuat keributan 2. Dilarang melarikan diri 3. Dilarang merusak bangunan, taman yang ada di lingkungan kamar bloknya 4. Dilarang merusak barang inventaris yang dipinjamkan kepadanya untuk dipakai 5. Dilarang mengambil barang-barang milik orang lain tanpa izinnya 6. Dilarang minum-minuman keras, judi, menggunakan narkoba 7. Dilarang membuat tato 8. Dilarang membawa, menyimpan benda tajam, senjata api dan barang-barang yang dapat mebahayakan orang lain 9. Dilarang berhubungan intim dengan sesame jenis 10. Dilarang melawan Petugas 11. Dilarang menyimpan HP di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Universitas Sumatera Utara 37 Sanksi Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan: Barang siapa yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan larangan tersebut diatas akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu pengasingantutupan sunyi di straapsel dan pencabutan hak-hak yang bersangkutan. 2.7 Konsep Kesejahteraan Sosial dan Keberfungsian sosial 2.7.1 Konsep Kesejahteraan Sosial Konsep Kesejahteraan Sosial sebagai suatu program yang terorganisir dan sistematis yang dilengkapi dengan segala macan keterampilan ilmiah, merupakan suatu konsep yang relatif baru berkembang Masalah-masalah kemiskinan, penyakit dan disorganisasi sosial merupakan masalah sosial yang sudah lama ada sepanjang sejarah kehidupan manusia. Permasalahan kesejahteraan sosial yang begitu luas dan kompleks telah menyebabkan timbulnya beraneka pemahaman konsepsi dan perwujudan kesejahteraan sosial itu dalam masyarakat setiap Negara. Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak mulai berdirinya telah memikirkan tentang peranan kesejahteraan sosial itu dalam pembangunan nasional. Kesejahteraan sosial didefinisikan sebagai “suatu kegiatan terorganisasi yang membantu tercapainya peny esuaian timbale balik diantara perorangan dengan lingkungannya”. Tujuan ini diwujudkan melalui penggunaan teknik-teknik dan metode-metode untuk membantu perorangan, kelompok-kelompok dan kesatuan-kesatuan masyarakay agar mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka serta memecahkan masalah-masalah penyesuaian diri mereka terhadap pola-pola kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan dinamis, dan melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial. Universitas Sumatera Utara 38 Menurut Walter A. Friedlander 1961, “Kesejahteraan sosial” adalah sistem yang terorganisir dari peleyanan-pelayanan sosial dan lembaga yang bertujuan mengangkat individu dan kelompok untuk mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat. Definisi diatas menjelaskan: 1. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan lembaga- lembaga dan pelayanan sosial. 2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya. 3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan”kemampuan individu” baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya Pearlman, 1991:18. Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial berbunyi: “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang meliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak- hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”. Universitas Sumatera Utara 39 Definisi tersebut menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial itu adalah keadaan yang sebaik-baiknya yaitu pemenuhan kebutuhan manusia yang terdiri dari aspek jasmaniah dan rohaniah. Manusia membutuhkan makanan, pakaian, tempat tinggal, air, udara dan pemeliharaan kesehatan serta kebutuhan kerohanian.

2.7.2 Keberfungsian Sosial

Fungsi sosial yaitu pelaksanaan tugas tugas pokok yang dilaksanakan oleh individu dan anggota masyarakat sebagai suatu petunjuk umum kearah kehidupan bersama manusia dan masyarakat yang berupa fungsi pengaturan, pemilikan, pelaksanaan dan pengawasan. Kemampuan berfungsi sosial yaitu mengacu kepada cara-cara individu atau kolektivitas seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, masyarakat dan sebagainya bertindak dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Keberfungsian sosial dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu: 1. Dipandang sebagai kemampuan melaksanakan peranan sosial Keberfungsian sosial dapat dipandang sebagai penampilanpelaksanaan peranan yang diharapkan sebagai anggota suatu kolektivitas. 2. Dipandang sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan Orang selalu dihadapkan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, keberfungsian sosial juga mengacu kepada cara-cara yang digunakan oleh individu maupun kolektivitas dalam memenuhi kebutuhan mereka. 3. Dipandang sebagai kemampuan untuk memecahkan permasalahan Universitas Sumatera Utara 40 Orang dalam usahanya memenuhi kebutuhan, melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan mewujudkan aspirasinya tidaklah mudah. Ia dihadapkan kepada keterbatasan, hambatan dan kesulitan serta permasalahan yang harus ditangani dan dipecahkan. Uraian diatas menggambarkan bahwa setiap orang selalu dihadapkan kepada permasalahan sosial. Kemampuan seseorang dalam mengatasi dan memecahkan permasalahan yang dialami menunjukkan kemampuannya dalam melaksanakan keberfungsian sosial.

2.7.3 Kerangka Pemikiran

Penempatan para pelaku tindak pidana di lembaga pemasyarakatan bertujuan untuk mengintegrasikan warga binaan pemasyarakatan ke dalam masyarakat. Pemasyarakatan merupakan bagian yang paling akhir dari sistem peradilan pidana. Sebagai sebuah tahapan yang terakhir sudah semestinya terdapat harapan dan tujuan berupa pembinaan dari penghuni lembaga pemasyarakatan. Pada prinsipnya di Indonesia, tujuan pemberian sanksi pidana haruslah berfungsi untuk membina, yaitu bagaimana narapidana setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan menjadi baik, mempunyai keterampilan hidup yang dibutuhkan, sehingga dapat mandiri dalam memenuhi kehidupannya tanpa harus melakukan suatu tindak kejahatan, keseimbangan mental dan fisik pulih, dihormati segala hak dan kewajibannya sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Universitas Sumatera Utara 41 Bagan 1 Bagan Alur Pikir LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN PROGRAM PEMBINAAN 1. Pembinaa beragama 2. Pembinaan kemampuan intelektual 3. Pembinaan kesadaran hukum 4. Pembinaan kesadran berbangsa dan bernegara 5. Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat PROGRAM PELATIHAN KEMANDIRIAN 1. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri 2. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil 3. Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan minat dan bakat WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN EVALUASI Universitas Sumatera Utara 42 2.8 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.8.1 Definisi Konsep Konsep adalah istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji Siagian, 2011: 136. Karena kajian konsep itu sangat multi dimensional dan abstrak maka diperlukan proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna dalam suatu penelitian yang disebut dengan definisi konsep. Untuk mengetahui pengertian konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut: a. Evaluasi adalah sebuah proses penilaian dan pengukuran untuk melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan suatu program dengan melihat dampak atau hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut. b. Pembinaan dan pelatihan kemandirian yaitu semua usaha atau kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan mengembangkan pengetahuan warga binaan. Dalam rangka mempersiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan kembali ke masyarakat agar mempunyai bekal keterampilan untuk hidup mandiri dalam memenuhi kehidupannya tanpa harus melakukan tindak kejahatan. c. Warga binaan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu narapidana yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di lembaga pemasyarakatan. d. Lembaga pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan dan pelatihan narapidanawarga binaan pemasyarakatan. Universitas Sumatera Utara 43

2.8.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian dilapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep- konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati Silalahi, 2009:120. Dalam penelitian ini dapat diukur dari varibel sebagai berikut: 1. Program pembinaan dan Pelatihan kemandirian yang merupakan program yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Yang bertujuan untuk Meningkatkan Kesadaran narapidana dengan tahap introspeksi, motivasi dan pengembangan sumber daya manusia. Adapun indikator- indikator pembinaan adalah: a. Pengetahuan narapidana terhadap jenis-jenis pembinaan 1 Pendidikan Umum 2 Pendidikan kesadaran beragama 3 Pendidikan keterampilan 4 Pendidikan sosial budaya 5 Kegiatan rekreasi: Olahraga, hiburan b. Pemahaman narapidana terhadap tujuan pembinaan. Membina narapidana agar dapat berintegrasi setelah selesai menjalani pidana dan kembali menjadi warga negara yang bertanggung jawab. c. Pemahaman narapidana terhadap pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh petugas lembaga pemasyarakatan dan instansi terkait. Universitas Sumatera Utara 44 d. Manfaat pembinaan yang diperoleh narapidana. Agar seorang narapidana menyadari akan perbuatannya dan kembali menuju masyarakat yang sejahtera. e. Pemahaman narapidana terhadap sarana dan prasarana yang disediakan, meliputi: 1 Ruanganbangunan fisik. 2 Poliklinik. 3 Peralatan pendukung pembinaan dan pelatihan kemandirian. 4 Sarana hiburan, olahraga, keterampilan dan sebagainya. 5 Sarana ibadah seperti mesjid, gereja dan vihara. Universitas Sumatera Utara 45 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk tipe deskriptif, yaitu menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis, dan terkontrol, peneliti memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkannya secara akurat silalahi, 2009:28. Melalui tipe penelitian ini, penulis ingin mengetahui pencapaian tujuan program pembinaan dan pelatihan kemandirian terhadap warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.

3.2 Lokasi Penelitian