62
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografis Surabaya Secara geografis Kotamadya DaerahTingkat II Surabaya terletak
antara 7° 21’ Lintang selatan dan 112° 36’ Lintang Selatan sampai dengan 112° 54’ Bujur Timur. Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3 – 6
meter diatas permukaan laut, kecuali di sebelah selatan yang mencapai daerah Lidah dan Gayungan
Adapun batas – batas wilayah kota Surabaya adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara
: Selat Madura b. Sebelah Timur : Selat Madura
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo d. Sebelah Barat
: Kabupaten Gresik Luas wilayah seluruhnya kurang lebih 326,36 KM² yang terbagi dalam
5 wilayah pembantu Walikotamadya,28 wilayah kecamatan dan 163 DesaKelurahaan, secara administratif 5 wilayah kerja pembantu walikotamadya
Surabaya yaitu: a. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya pusat meliputi kecamatan
Tegalsari, kecamatan Bubutan, kecamatan Genteng, kecamatan Siwalankerto.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya utara meliputi kecamatan Semampir, kecamatan Krembangan, kecamatan Kenjeran, kecamatan Pabean
Cantikan. c. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya timur meliputi kecamatan
Rungkut, kecamatan Tambak Sari, kecamatan Mulyorejo, kecamatan Gunung Anyar, kecamatan Tenggilis Mejoyo.
d. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya selatan meliputi kecamatan Gayungan, kecamatan Jambangan,
kecamatan Wonocolo, kecamatan
Wonokromo, kecamatan Sawahan,kecamatan Dukuh Pakis, kecamatanWiyung, dan kecamatan Karang Pilang
e. Wilayah kerja pembantu walikotamadya Surabaya Barat meliputi kecamatan Tandes, kecamatan Suko Manunggal, kecamatan Asem Rowo , kecamatan
Benowo, kecamatan Lakarsantri.
4.1.2. Kependudukan Kota Surabaya merupakan kota dengan tingkat kepadatan penduduk
yang cukup tinggi setelah DKI Jakarta yang merupakan ibukota negara Indonesia dimana jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 2008 mencapai 2.709.936
jiwa, yang terdiri dari 1.342.689 laki – laki dan 1.367.247 perempuan. Tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di kota Surabaya di
sebabkan dengan adanya beberapa faktor, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Faktor Geografis dan letak stategis
Surabaya merupakan gerbang utama bagi kawasan Indonesia bagian timur, memiliki posisi penting dan fasilitas yng menunjang bagi kegiatan
perekonomian seperti perdagangan industri, perhubungan, dan perbankan. b.
Faktor Industri Pertumbuhan dan perkembangan baik industri besar, sedang, kecil, maupun
industri kerajinan tangan merupakan daya tarik tersendiri bagi arus penyebaran urbanisasi. Hal ini dapat diketahui bahwa wilayah kecamatan yang banyak
memiliki industri, tingkat kepadatan penduduk lebih besar di bandingkan dengan wilayah yang jarang industrinya. Dengan besarnya jumlah penduduk
akan mempengaruhi terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia di masyarakat, yang perlu di tampung pada berbagai sektor ekonomi
4.1.3. Pendidikan
Perkembangan jumlah penduduk juga menimbulkan meningkatnya kebutuhan akan sarana dan fasilitas pendidikan, yaitu lembaga atau institusi.
Sebagai kota BUDI PAMARINDA kota budaya, pendidikan, pariwisata, maritim, industri dan perdagangan, Kota Surabaya boleh dikatakan memiliki
relatif lengkap sarana dan fasilitas pendidikan . Hal ini ditunjukkan dengan adanya sekolah dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi dan
tersedianya sekolah-sekolah kejuruan serta kursus-kursus ketrampilan. Namun hanya sedikit sekali penduduk Surabaya berada di jenjang perguruan tinggi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang paling besar berada di jenjang SMA dan SD. Kelulusan memperoleh ijiazah menurut Dinas Pendidikan yang paling besar adalah ijazah SMA.
4.2. Penyajian Data