Waktu Perjalanan Waktu Sirkulasi

67 kinerja pelayanan angkutan pedesaan ditinjau dari kecepatan perjalanan sangat baik.

4.2.3. Waktu Perjalanan

Waktu perjalanan kendaraan menurut standard World Bank adalah rata- rata 1-1,5 jam dan maksimum 2-3 jam. Data waktu perjalanan kendaraan per rit dikumpulkan dan disajikan pada Tabel G1- G4. Waktu perjalanan rata-rata per trayek dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 4.3. Waktu Perjalanan Rata rata per Trayek Trayek Waktu Perjalanan Rata - rata menit Standard menit Pagi Siang Sore Rata– rata Kabanjahe- Berastagi 45,33 45,46 44,56 45,12 60-90 Kabanjahe- Tigabinanga 73,36 71,29 78,01 74,22 60-90 Kabanjahe – Munte 60,68 58,73 65,21 61,54 60-90 Kabanjahe – Merek 59,59 59,79 60,69 60,02 60-90 Sumber: Hasil Pengolahan Data Waktu perjalanan rata – rata paling baik adalah trayek Kabanjahe – Tigabinanga dengan panjang lintasan trayek 35Km. Walaupun waktu perjalanan paling rendah adalah trayek Kabanjahe – Brastagi 45,12 menit, akan tetapi waktu perjalanan pada trayek ini kurang baik dikarenakan panjang lintasan trayeknya hanya 20,3Km. Bila dibandingkan antara trayek Kabanjahe – Merek dengan Kabanjahe – Munte maka waktu perjalanan trayek Kabanjahe – Merek lebih baik karena waktu perjalanannya lebih pendek padahal jarak lintasannya lebih panjang, demikian juga kondisi jalan yang rusak membuat waktu perjalanan ke Munte lebih lama. Secara umum kinerja pelayanan angkutan pedesaan di empat trayek ditijau dari waktu perjalanan cukup baik karena nilainya hampir mendekati waktu perjalanan rata – rata standart yang ditetapkan. Waktu peerjalanan rata – rata trayek Kabanjahe – Tigabinanga sedikit selain karena Universitas Sumatera Utara 68 jaraknya memang paling jauh juga kondisi jalan ke Tigabinanga yang rusak diruas jalan disekitar simpang singgamanik

4.2.4. Waktu Sirkulasi

Data waktu sirkulasi hasil pengamatan di lapangan dapat dilihat pada Tabel D1 - D4, sedangkan data waktu sirkulasi hasil optimasi dapat dilihat pada Tabel D5 - D8 pada bagian Lampiran. Waktu sirkulasi rata-rata kendaraan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan hasil optimasi untuk setiap periode pada trayek yang diteliti dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 4.4. Waktu Sirkulasi Rata-rataHasil Pengamatan per Trayek Trayek Waktu Sirkulasi Rata-rata menit Pagi Siang Sore Rata – rata Kabanjahe – Berastagi 145,70 142,75 139,24 142,56 Kabanjahe – Tigabinanga 222,90 208,76 210,20 213,95 Kabanjahe – Munthe 233,88 221,86 237,31 231,01 Kabanjahe – Merek 179,12 180,49 194,97 184,86 Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 4.5. Waktu Sirkulasi Rata-rataHasil Optimasi per Trayek Trayek Waktu Sirkulasi Rata-ratamenit Pagi Siang Sore Rata – rata Kabanjahe – Berastagi 104,26 104,54 102,31 103,75 Kabanjahe – Tigabinanga 168,72 163,97 179,43 170,70 Kabanjahe – Munte 139,22 135,19 152,71 142, 37 Kabanjahe – Merek 137, 06 137,32 138,59 137,99 Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 4.5 menunjukkan waktu sirkulasi kendaraan setelah dioptimasi dengan deviasi waktu 5 dari waktu perjalanan dan waktu henti diterminal ditetapkan 10 dari waktu perjalanan. Kedua tabel diatas menunjukkan perbedaan waktu sirkulasi hasil pengamatan dengan hasil optimasi. Waktu sirkulasi kendaraan pada keempat trayek lebih besar dibandingkan dengan hasil optimasi. Hal ini menunjukkan kinerja pelayanan angkutan pedesaan ditinjau dari waktu sirkulasi kurang baik. Dari pengamatan di lapangan, faktor Universitas Sumatera Utara 69 penyebab waktu sirkulasi menjadi lama adalah waktu henti kendaraan diterminal tujuan cukup lama.

4.2.5. Faktor Muatan Load factor