Penentuan Jumlah Armada Angkutan Umum

45 σ AB = deviasi waktu perjalanan dari A ke B σ AB = deviasi waktu perjalanan dari B ke A TTA = waktu henti kendaraan di A TTB = waktu henti kendaraan di B Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang dapat dilakukan adalah mendekati besarnya angka kebutuhan. Ketidakpastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata sepanjang waktu misalnya pada jam-jam sibuk dan jam-jam biasa besar jumlah permintaan penumpang sangat berbeda. Besarnya kebutuhan angkutan umumdipengaruhi oleh: 1. Jumlah penumpang pada jam puncak 2. Kapasitas kendaraan 3. Standar beban tiap kendaraan 4. Waktu 1 trip kendaraan Dasar perhitungan faktor muatan atau load factoradalah merupakan perbandingan banyaknya antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam . Menurut Pasal 28 ayat 2 PeraturanPemerintah Nomor: 41 Tahun 1993 mengatur penambahan kendaraan untuk trayek yang sudah terbuka dengan menggunakan pendekatan faktor muatan diatas 70, kecuali untuk trayek perintis.

2.13.9. Penentuan Jumlah Armada Angkutan Umum

Peningkatan kebutuhan akan bepergian mengharuskan pula peningkatan sediaan kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Salah satu Universitas Sumatera Utara 46 tolak ukur keberhasilan pengelolaan pengangkutan adalah terpenuhinya kebutuhan kendaraan atau armada yang siap operasi pada saat diperlukan dalam jumlah yang optimal. Pengertian optimal dalam hal ini adalah kapasitas tersedia sedemikian rupa sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal pada masa sibuk, namun tidak terlalu banyak kendaraan yang menganggur pada masa sepi. Masalah ini menjadi sangat penting bagi pengelola angkutan, dalam kasus di Indonesia adalah Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan, dengan tujuan: a. Mencapai hasil optimal yakni keseimbangan sediaan dan permintaan di setiap sector elayanan b. Menjadi pedomanacuan bagi Pemda dalam memberikan izin operasi angkutan umum c. Menghindarkan persaingan tidak sehat di antara pelayan jasa angkutan d. Menghindarkan ‘rebutan’ muatan di antara pelayan jasa angkutan e. Menghindarkan menumpuknya trayek pada ruas jalan tertentu f. Menjalin keandalan layanan jasa angkutan bagi masyarakat Secara keseluruhan, pada satu sisi adalah menjamin dunia usaha agar tetap mampu mengembangkan diri karena dapat meraih keuntungan yang wajar dari usaha layanan jasa angkutan. Di sisi lain, layanan kepada masyarakat dapat terjaga pada tingkat maksimal. Dasar-dasar perhitungan jumlah armada adalah sebagai berikut: a. Faktor muat load factor, merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu kali erjalanan yang biasanya dinyatakan dalam persen b. Kapasitas kendaraan adalah daya muat penumpang pada setiap kendaraan angkutan umum Universitas Sumatera Utara 47 c. Waktu sirkulasi, waktu henti kendaraan di terminal, dan waktu antara headway Dalam menentukan jumlah armada yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek dari sistem angkutan umum berdasarkan waktu tempuh terdapat beberapa variabel utama yang perlu diketahui. Adapun variabel tersebut adalah: a. Volume: Jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek b. Waktu tempuh: Waktu perjalanan yang diperlukan untuk melintas dari ujung ke ujung rute c. Headway: Selang waktu keberangkatan kendaraan Hibungan dasar dari ketiga variabel tersebut selanjutnya dinyatakan dalam sebuah hubungan matematis, yaitu: � = �� � ...................................................................................................2.8 dimana: V = Volumejumlah kendaraan unit CT = Waktu tempuh menit H = Headway menit Besar kecilnya nilai waktu tempuh ditentukan oleh kecepatan dan jarak. Dengan meningkatkan kecepatan akan mempersingkat waktu tempuh dan waktu sirkulasi, sehingga volume yang diperlukan semakin sedikit. Hubungan volume dengan kecepatan dapat dilihat seperti Gambar 2.2. dibawah ini: Kecepatan Universitas Sumatera Utara 48 Volume jumlah kendaraan Gambar 2.2. Hubungan Kecepatan terhadap Volume Dari grafik diatas ditunjukkan bahwa volume berbanding terbalik dengan kecepatan, semakin besar volume maka kecepatan semakin kecil. Untuk menentukan jumlah armada yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek dari system angkutan umum per waktu sirkulasinya, yaitu waktu yang dibutuhkan dari A ke B, kembali ke A, berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. 687 tahun 2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut: � = �� ��� ���� .........................................................................................................2.9 dimana: K = Jumlah armada kendaraan per waktu sirkulasi unit kendaraan CT ABA = Waktu sirkulasi kendaraan dari A ke B, kembali ke A menit H = Headway menit fA = Faktor ketersediaan kendaraan 100 Dan kebutuhan armada pada periode sibuk yang diperlukan dihitung dengan rumus: �′ = � W �� ��� .................................................................................................2.10 dimana: K’ = Kebutuhan armada kendaraan pada periode sibuk trip kendaraan K = Jumlah armada per waktu sirkulasi unit kendaraan W = Periode jam sibuk menit Universitas Sumatera Utara 49 CT ABA = Waktu sirkulasi kendaraan dari A ke B, kembali ke A menit\

2.14. Standard Pelayanan Angkutan Umum