Karakteristik Informan Profil Informan

Data dipaparkan dengan data yang telah di dapat dari naskah wawancara mendalam dan observasi lapangan melalui kerabat terdekat peneliti sendiri. Wawancara telah dilakukan dan mendapatkan informasi dari informan yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti. Peneliti telah mendapatkan 4 pasang informan suami istri, diantaranya adalah pasangan suami istri Yohanes dan Anastasya, Hendra dan Anis, Farel dan Trisia, Afandi dan Dian.

4.2.1.1 Karakteristik Informan

Dari hasil observasi, karakteristik pasangan informan yang diperoleh adalah pasangan informan dengan karakteristik berusia antara 25‐30 tahun dan 45‐56 tahun, dengan status semuanya memiliki anak, berasal dari suku jawa dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama yang dianutnya. Pada informan yang memiliki usia yang masih tergolong muda, pola pikir dalam membentuk rumah tangga, mengatasi konflik yang terjadi, hingga cara mereka mempertahankan hubungan perkawinannya akan berbeda dibandingkan dengan pasangan informan yang memiliki pengalaman dalam membina rumah tangga lebih lama, terutama jika pasangan tersebut berusia antara 45‐56 tahun. Memiliki seseorang anak merupakan tanggung jawab yang besar, ketika menyadari hal tersebut, pasangan informan tetap bertahan dengan perkawinannya karena rasa tanggung jawabnya terhadap anak. Berhubung semua pasangan informan merupakan masyarakat yang berasal dari suku jawa asli, sebenarnya mereka menyadari bahwa seorang laki‐laki atau suami merupakan kepala keluarga yang sepatutnya bekerja mencari nafkah demi keluarga, dan seorang istri bekerja disektor domestik yakni mengurus rumah tangga. Namun di zaman sekarang ini, hal tersebut rupanya sudah tidak menjadi masalah lagi, karena mereka menyadari bahwa tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga hanya dengan mengandalkan penghasilan suami. Adanya keyakinan kuat yang dimiliki oleh seluruh pasangan informan juga merupakan suatu pegangan untuk mempertahankan perkawinannya. Peneliti mengamati bahwa pengabdian informan kepada Tuhannya dilakukan dengan cara masing ‐masing sesuai keyakinan yang dianutnya.

4.2.1.2 Profil Informan

Informan 1 : Pasangan suami istri Yohanes Destiano berumur 27 tahun dengan Anastasya Linda berumur 25 yang sudah menikah selama 3 tahun dan telah dikaruniai 1 orang putra. Yohanes sendiri bekerja sebagai karyawan percetakan freelance atau tidak menetap selama 3 tahun di kawasan Tambak Segaran Surabaya dan dia hanya lulusan SMK dari Banyuwangi. Kemudian sang istri yakni Anastasya awalnya hanya mengajar les privat musik piano dan pelajaran murid SD dirumah selama 5 tahun karena ia sudah mempunyai ijazah sekolah musik dan bekal tersebut digunakannya sebagai modal untuk mendapat penghasilan. Anastasya tidak menempuh perguruan tinggi setelah lulus SMA, namun dia melanjutkan kesekolah musik sesuai dengan hobbynya. Namun dengan berjalannya waktu, ia akhirnya mendapat tawaran untuk mengajar di salah satu SMP swasta di Surabaya sebagai guru ekstrakurikuler paduan suara dan piano, kemudian mendapat tawaran lagi untuk mengajar sebagai guru agama Katholik di SMP tersebut. Kesenjangan yang terjadi pada perkawinan pasangan ini adalah diawal menikah. Selama ini pasangan suami istri Yohanes dan Anastasya masih tinggal bersama dengan orang tua Anastasya di jl. Prima surabaya. Alasan masih tinggal bersama orang tua karena masih dianggap belum mampu untuk membeli atau mengontrak rumah sendiri, dan alasan lain karena agar Putra mereka bisa di jaga oleh orang tuanya ketika mereka sibuk bekerja. Hubungan kedekatan peneliti dengan informan sendiri adalah karena informan merupakan teman dari peneliti. Informan 2 : Pasangan suami istri Hendra berumur 56 tahun dan Anis berumur 52 tahun yang sudah menikah dari tahun 1978 atau usia pernikahan mereka sudah berjalan selama 32 tahun. Dalam pernikahan mereka, telah mendapatkan 1 orang Putra dan 1 Putri. Hendra dulu adalah seorang distributor Ban di Jawa Timur, namun karena krisis moneter, perusahaan beliau mengalami kebangkrutan. Hingga akhirnya ia bekerja berwiraswasta sebagai EO Event Organizer yang tidak memiliki penghasilan tetap selama 11 tahun. Namun sang istri yakni Anis bekerja di Koperasi Setia Bhakti Wanita di Surabaya sebagai ketua kelompok selama 10 tahun. Dengan penghasilan tetapnya, Anis mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain bekerja di Koperasi tersebut, Anis juga mengurus rumah tangga dan kadang membuat kue kering untuk dijual ketika menjelang lebaran. Adanya kesenjangan ini pun terjadi setelah jalannya perkawinan. Pasangan suami istri tersebut tinggal dirumah sendiri yaitu di kawasan Kompleks Taman Pondok Indah Surabaya. Hubungan kedekatan antara peneliti dengan informan adalah karena informan merupakan orang tua dari teman peneliti sendiri. Informan 3 : Pasangan suami istri Farel berumur 30 tahun dan Trisia berumur 25 tahun yang sudah menikah selama 3 tahun dan sudah dikaruniai 1 orang putri berusia 1,5 tahun. Dengan latar belakang pendidikan D3 disalah satu perguruan tinggi di Surabaya, Farel hanya mampu bekerja sebagai operator, teknisi, sekaligus penjaga di salah satu warnet di kompleks Gunungsari Indah, selama 4 tahun. Namun hal tersebut dapat diimbangi dengan penghasilan istrinya yang lebih tinggi yakni Trisia yang bekerja di salah satu perusahaan di Surabaya di bagian Finance selama 4 tahun juga. Karena Trisia berlatar belakang pendidikan lebih tinggi dari suaminya, maka dari itu pekerjaannya pun juga lebih baik dari suaminya. Terjadinya kesenjangan perbedaan ini di awal mereka menikah, dan mereka tidak mempermasalahkan keadaan ini. Sampai saat ini mereka pun masih tinggal bersama orang tua dari Trisia yaitu di kompleks Gunungsari Indah Surabaya. Kedekatan hubungan antara informan dan peneliti adalah informan merupakan tetangga dari peneliti sendiri. Informan 4 : Pasangan suami istri Afandi berumur 51 tahun dan Dian berumur 45 tahun telah menikah selama 26 tahun dan dikaruniai 3 orang anak. Afandi sendiri bekerja di salah satu bengkel bubut di kawasan Surabaya selatan selama 25 tahun. Sedangkan Dian istrinya bekerja sebagai Pagawai Negeri sipil di dinas Peternakan di Surabaya selama 20 tahun. Latar belakang pendidikan mereka pun sama yakni, Afandi hanya lulusan SMK dan Dian lulusan SMA. Namun karena faktor keberuntungan, penghasilan Dian lebih besar daripada Afandi. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari kurang tercukupinya kebutuhan rumah tangga mereka, mengingat semakin besar pengeluaran untuk ketiga anaknya. Kesenjangan yang terjadi di tengah‐tengah perjalanan perkawinan mereka, dapat teratasi hingga rumah tangganya dapat berjalan dengan baik hingga saat ini. Pasangan suami istri ini tinggal dirumah sendiri di jl. Bogangin Baru Surabaya. Kedekatan informan dengan peneliti adalah karena informan merupakan kerabat dekat dari keluarga peneliti.

4.2.2 Analisis Data

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BIRO IKLAN WARNA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran Strategi Komunikasi Pemasaran Biro Iklan Warna (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran PT. Warna Rekakreasi Nusantara Dalam Mempertahankan Loyali

0 2 14

PENDAHULUAN Strategi Komunikasi Pemasaran Biro Iklan Warna (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran PT. Warna Rekakreasi Nusantara Dalam Mempertahankan Loyalitas Pelanggan.

2 3 32

HUBUNGAN KUALITAS KOMUNIKASI ISTRI DENGAN KEMAMPUAN MENGELOLA KONFLIK DALAM PERKAWINAN Hubungan Kualitas Komunikasi Istri Dengan Kemampuan Mengelola Konflik Dalam Perkawinan.

0 1 18

HUBUNGAN KUALITAS KOMUNIKASI ISTRI DENGAN KEMAMPUAN MENGELOLA KONFLIK DALAM PERKAWINAN Hubungan Kualitas Komunikasi Istri Dengan Kemampuan Mengelola Konflik Dalam Perkawinan.

0 2 17

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN“REEBS CLOTH”DALAM MEMPERTAHANKAN MINAT BELANJA PELANGGAN (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran “Reebs Cloth” dalam Mempertahankan Minat Belanja Pelanggan).

2 8 123

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN “COFFEE CORNER” DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran “Coffee Corner” dalam Upaya Mempertahankan Pelanggan).

2 8 85

A CORRELATION BETWEEN TRAINING, PROMOTION, IMAGING AND PUBLIC INTEREST WITH INCREASE OF SALE IN PRODUCT OF “BATIK TULIS” IN LAWEYAN, SURAKARTA. | Sujanto | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3288 7284 1 SM

0 0 10

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA MENGENAI PERBEDAAN TINGKAT PENGHASILAN di RT.29 SAMARINDA SEBERANG Cherni Rachmadani

0 0 16

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN PERKAWINAN DENGAN PERBEDAAN TINGKAT PENGHASILAN.(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi Dalam Mempertahankan Hubungan Perkawinan Dengan Perbedaan Tingkat Penghasilan).

0 0 17

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN“REEBS CLOTH”DALAM MEMPERTAHANKAN MINAT BELANJA PELANGGAN (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran “Reebs Cloth” dalam Mempertahankan Minat Belanja Pelanggan)

0 0 17