48
2. Subjek BPHTB
Subjek BPHTB pada dasarnya adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
60
akibat suatu perbuatan atau peristiwa hukum yang menyebabkan beralihnya hak atas
tanah dan atau bangunan. Sedangkan subjek pajak yang tidak dikenakan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan BPHTB adalah:
61
a. Perwakilan Diplomatik, Konsultat dengan asas timbal balik. b. Negara untuk penyelenggaraan pemerintah danatau pelaksanaan
pembangunan guna kepentingan umum. c. BadanPerwakilan
Organisasi Internasional
yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan diluar fungsi dan
tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut. d. Orang Pribadi atau badan yang memperoleh objek pajak karena
konversi hak atau peraturan hukum lain tanpa perubahan nama.
60
Gatot S.M. Faisal, How To Be A Smarter Taxpaper, Bagaimana Menjadi Wajib Pajak yang Lebih Cerdas, Jakarta: PT. Grasindo, 2009, hlm. 31
61
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal 85 ayat 4.
Universita Sumatera Utara
49
e. Orang Pribadi atau Badan yang memperoleh objek pajak karena wakaf.
f. Orang Pribadi atau Badan yang memperoleh objek pajak untuk
kepentingan ibadah.
3. Objek BPHTB
Objek Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB adalah perolehan hak atas tanah atau bangunan, bukan tanah dan
bangunannya yang
dikenakan PBB.
Dengan demikian
BPHTB dikenakan terhadap peristiwa hukum perolehan hak atas tanah-bangunan.
62
Sesuai dengan Pasal 85 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah UU PDRD yang
menjadi objek BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, yang meliputi:
63
a. Pemindahan hak karena: 1 Jual beli;
2 Tukar-menukar; 3 Hibah;
62
Gatot S.M. Faisal, Op.cit, hlm. 30
63
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal 85 ayat 2
Universita Sumatera Utara
50
4 Hibah wasiat; 5 Waris;
6 Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum; 7 Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
8 Penunjukan pembeli dalam lelang; 9 Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum
tetap; 10 Penggabungan usaha;
11 Peleburan usaha; 12 Pemekaran usaha;
13 Hadiah. b. Pemberian hak baru karena:
1 Kelanjutan pelepasan hak; 2 Di luar pelepasan hak
Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan
atau bangunan oleh orang pribadi atau badan.
Universita Sumatera Utara
51
Menurut ketentuan pasal 85 ayat 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah UU PDRD, hak
atas tanah tersebut meliputi:
64
a. Hak Milik, yaitu hak turun-temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang pribadi atau badan-badan hukum tertentu
yang ditetapkan oleh Pemerintah; b. Hak Guna Usaha HGU, yaitu hak untuk mengusahakan tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka waktu sebagaimana yang ditentukan oleh perundang-undangan yang
berlaku; c. Hak Guna Bangunan HGB, yaitu hak untuk mendirikan dan
mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria.
d. Hak Pakai, yaitu hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik
orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang
64
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal 85 ayat 3.
Universita Sumatera Utara
52
ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik
tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu sepanjang tidak bertentangan
dengan jiwa dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yaitu hak milik atas satuan
yang bersifat perseorangan dan terpisah. Hak milik atas satuan rumah susun meliputi juga hak atas bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama yang semuanya merupakan satu kesatuan
yang tidak
terpisahkan dengan
satuan yang
bersangkutan. f.
Hak Pengelolaan, yaitu
hak menguasai dari
negara yang
kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan
kepada pemegang haknya, antara lain, berupa perencanaan peruntukan dan
penggunaan tanah, penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada
pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.
Universita Sumatera Utara
53
4. Objek Pajak Yang Tidak Dikenakan BPHTB