1 Teori-teori yang Mendukung LANDASAN TEORI

7

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan berbagai pengertian yang dikaji oleh peneliti dalam kajian pustaka. Menyajikan penelitian relevan dengan penelitian ini yang terdahulu, dan menjelaskan kerangka berpikir dalam penelitian ini. Selanjutnya dijelaskan hipotesis tindakan yang dicapai oleh peneliti.

2. 1 Kajian Pustaka

2.1. 1 Teori-teori yang Mendukung

Dalam teori-teori yang relevan ini dibahas teori nilai, teori kesadaran, teori nilai cinta tanah air, beberapa model pembelajaran model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan, dan mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar. Seluruhnya dibahas secara runtut sebagai berikut.

2.1.1.1 Nilai

Max Scheler dalam Wahana 2004:51 berpendapat bahwa nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan kualitas apriori yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pangalaman indrawi terlebih dahulu. Nilai juga merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia Wahana, 2004:84 Teori nilai menyelidiki proses dan isi penilaian, yaitu proses-proses yang mendahului, mengiringkan, dan menentukan semua kelakuan manusia sebagai objeknya Takdir, 1966:3. Dalam Djahiri 1991:18 nilai adalah sesuatu yang 8 berhargatidak berharga, mengacu kepada peringkat kualifikasi indah, baik, benar, adil dan kebalikannya. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai nilai dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa nilai adalah sesuatu yang abstrak, ideal, dan menyangkut persoalan keyakinan terhadap yang dikehendaki, dan memberikan corak pada pola pikiran, perasaan, dan perilaku.

2.1.1.1.1 Peranan Nilai dalam Kehidupan Manusia

Wahana 2004:70 mengatakan bahwa peranan nilai dalam kehidupan sehari-hari itu sangatlah penting untuk pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya. Peranan nilai tersebut terbagi atas:

2.1.1.1.1.1 Tanggapan Manusia Terhadap Nilai

Tanggapan manusia terhadap nilai terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Cara manusia memahami nilai Nilai tidak hanya berada pada dirinya sendiri, akan tetapi selalu tampak pada kita sebagai pembawa nilai, atau objek bernilai. Kita dapat dan harus memisahkan antara pemahaman terhadap objek nyata dengan nilai yang termuat di dalamnya, dan mempertanyakan apakah keduanya dapat diketahui dengan cara yang sama untuk menemukan dan memahami suatu nilai itu sendiri. Misalnya saja apabila kita melihat dua buah apel, kita melihat bahwa masing-masing buah tersebut dengan mata, tetapi kesamaan antara kedua buah apel tersebut tidak hanya dapat diketahui dengan mata saja melainkan dengan pikiran. 2. Sarana manusia memahami nilai Kesejajaran yang tepat antara keteraturan hati yang bersifat apriori dengan susunan nilai yang bersifat hierarkis objektif adalah hati manusia. Terdapat 9 sebuah hukum yang ditulis dalam hati yang berhubungan dengan rencana yang sesuai dengan dunia yang dibangun, yaitu dunia nilai. Sebelum manusia dapat menjadi manusia yang memikirkan dan menghendaki, ia ada sebagai yang mencinta. Hati manusia bukanlah kekacauan dari keadaan perasaan yang buta, tetapi merupakan pasangan yang teratur dari segala yang mungkin berhubungan dengan tindakan mencinta, yaitu nilai. 3. Sikap manusia terhadap nilai Hierarki nilai memiliki kodrat yang objektif dan tak berubah, yang pada akhirnya bersumber pada cinta abadi Allah. Konsekuensinya, harus ada juga keteraturan objektif jawaban-jawaban yang cocok dengan tingkatan-tingkatan nilai tersebut. Nilai harus dicintai dan diwujudkan dalam hidup manusia sesuai dengan tingkatan tinggi rendahnya; tingkatan yang lebih tinggi harus didahulukan daripada yang lebih rendah.

2.1.1.1.2 Peranan Nilai bagi Manusia

Dalam hal ini nilai memiliki peranan pendorong dan pengarah bagi pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya. Peranan nilai bagi manusia ini untuk menyelidiki pengaruh serta akibat hubungan tersebut bagi kehidupan manusia. Peranan nilai bagi manusia terbagi menjadi: 1. Peranan Nilai bagi Tindakan Manusia Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan merasakan yang terarah. Isi nilai perasaan intensional tersebut telah tersedia terlebih dahulu sebelum adanya tindakan kesadaran lainnya. Tersedianya nilai positif memungkinkan orang menangkap dan merasakan nilai tersebut, dan mendorong bertindak untuk mewujudkannya dalam realitas, sedangkan terwujudkan nilai negatif mendorong 10 orang yang merasakannya untuk bertindak menghapuskannya dalam realitas kehidupan. 2. Peranan Nilai bagi Pembentukan Diri Manusia Peranan nilai bagi pembentukan diri manusia dapat diwujudkan melalui tindakan-tindakan. Dengan memahami manusia sebagai person, akan tampak bahwa nilai-nilai yang diwujudkan dalam tindakan manusia menjadi dasar dan arah bagi pembentukan dirinya. Ini berarti bahwa nilai-nilai memiliki peran mengarahkan dan memberi daya tarik pada manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya. 3. Tipe-tipe Person Bernilai sebagai Model pembentukan Manusia Ada 5 nilai tipe person, yaitu 1 nilai kesenangan artis, 2 nilai kegunaan pemimpin, 3 nilai kehidupan pahlawan, 4 nilai spiritual jenius, dan 5 nilai kekudusan santo.

2.1.1.2 Pendidikan Nilai

Menurut Sastrapratedja dalam Kaswardi, 1993:3 pendidikan nilai merupakan penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang. Pendidikan nilai tidak hanya mengembangkan ilmu, ketrampilan maupun teknologi saja akan tetapi mengembangkan aspek kepribadian, etik moral dan lain-lain. Begitu juga menurut Hakam 2000:5 dalam Kaswardi,1993 mengungkapkan bahwa pendidikan nilai merupakan pendidikan yang mempertimbangkan objek dari sudut moral dan sudut pandang non moral, meliputi estetika, yakni menilai objek dari sudut pandang keindahan dan selera pribadi, dan etika yaitu menilai benar atau salahnya dalam hubungan antarpribadi. Mulyana 2004:119 mengungkapkan bahwa pendidikan nilai dimaksudkan untuk 11 membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan. Dari tiga definisi di atas, dapat dimaknai bahwa pendidikan nilai adalah pendidikan yang yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang di dalamnya mencakup nilai agama, budaya, etika dan estetika menuju pembentukan pribadi peserta didik yang utuh.

2.1.1.3 Kesadaran

Secara bahasa kata kesadaran berasal dari kata sadar yang mendapat imbuhan ke-an yang berarti insyaf, yakin, merasa, tahu dan mengerti. Kesadaran berarti keinsyafan, keadaan mengerti akan harga dirinya timbul karena ia di perlakukan secara tidak adil. Kesadaran juga merupakan hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. Kamus Besar Bahasa Indonesia,2011. Erich Fromm, dalam bukunya The Aart of Love dalam Medik Suhatman, 2009:46 mengungkapkan kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat kepada keadaan yang sebenarnya, keadaan ingat akan dirinya, ingat, tahu dan mengerti. Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Menurut Semium, 2006:59 kesadaran merupakan satu-satunya tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesadaran merupakan sikap sadar dan ingat pada keadaan yang sebenarnya yang secara langsung tersedia bagi kita. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai kesadaran dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa kesadaran adalah sikap mawas diri awareness, dan kondisi 12 dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam.

2.1.1.4 Cinta Tanah Air

Menurut Slametmuljana 1968:7 nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara dan semangat bernegara. Sedangkan menurut Djahiri 1991:115 Nasionalisme merupakan suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Menurut Sartono 1993:16 berpendapat bahwa nasionalisme memuat beberapa prinsip, diantaranya 1 kesatuan unity, 2 kebebasan liberty, 3 kesamaan equality, 4 kepribadian individuality, dan 5 prestasi performance. Pengertian bangsa menurut Ernest Renan adalah kesatuan dari orang-orang yang mempunyai persamaan latar belakang sejarah, pengalaman, serta perjuangan yang sama dalam mencapai hasrat untuk bersatu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Rasa bangga, memiliki, menghargai dan menghormati yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal.

2.1.1.5 Kesadaran akan Nilai Cinta Tanah Air

Menurut Wahana 2004 kesadaran akan nilai berarti kesadaran akan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai, antara lain: 1 menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, 2 menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi manusia untuk mewujudkannya, 3 menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju, 4 menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang 13 diharapkan, serta 5 menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuannya. Menurut Sartono, 1993:17 kesadaran nasional yaitu kesadaran yang menempatkan pengalaman, perilaku, serta tindakan individu dalam kerangka nasional. Sikap sadar tidak ada dalam diri seseorang, jika tanpa adanya rasa bangga terhadap bangsa Indonesia. Seperti halnya diungkapkan oleh Winataputra 2008: 4.20 bahwa mencermati kondisi dan letak geografis wilayah Indonesia, sudah sewajarnyalah warga negara Indonesia mempunyai kebanggaan tersendiri. Karena Indonesia mempunyai begitu banyak keberagaman. Bangga menurut Winataputra 2008: 4.20 adalah merasa berbesar hati atau merasa gagah karena mempunyai berbagai kelebihan atau keunggulan. Jadi, yang dimaksud dengan bangga sebagai bangsa Indonesia adalah merasa besar hati atau merasa berbesar jiwa menjadi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, konsekuensinya kalau kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara dimanapun berada

2.1. 2 Pembelajaran Tematik

Dokumen yang terkait

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SD Negeri Sarikarya semester genap tahun ajaran 2013/2014.

1 2 336

Pembelajaran PKN dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air siswa kelas III SD N Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013.

0 0 221

Pembelajaran PKN dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air siswa kelas III SD Kanisius Totogan tahun ajaran 2012/2013.

0 0 225

Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012/2013.

0 0 132

Pembelajaran PKN dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air siswa kelas III SD N Adisucipto 2.

0 0 213

Pembelajaran PKN dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air siswa kelas III SD N Adisucipto 1 tahun ajaran 2012 2013

0 0 219

Pembelajaran PKN dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air siswa kelas III SD N Adisucipto 2 - USD Repository

0 0 211

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta - USD Repository

0 0 206

Penerapan pembelajaran pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai organisasi pada siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

0 1 178

Penerapan pembelajaran pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III Sd Kanisius Totogan tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

0 0 177