Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012/2013.

(1)

ABSTRAK

Lakshita, Elsa Serafina Mayang. (2013). Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : Mata pelajaran PKn, Model Pembelajaran Masalah, Nilai Globalisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Sinduadi (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD Kanisius Kadirojo sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk

pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSS 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalahberpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) adalah 0,477 atau > 0,05 maka H 0 diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan (homogen) antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan uji perbandingan skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol yaitu 0,000 dan kelompok eksperimen 0,000. Kedua kelompok memiliki harga sig. (2-tailed) < 0,05 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan. Kenaikan skor pada kelompok kontrol dari 2,66 menjadi 3,49, berarti persentase kenaikan skor pada kelompok kontrol yaitu sebesar 31,20 % sedangkan kelompok eksperimen, dari 2,58 menjadi 3,62 berarti persentase kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 40,31 %.


(2)

ABSTRACT

Lakshita, Elsa Serafina Mayang. 2013. The Effect of Using Problem-Based

Learning To Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKnAtSD Kanisius Kadirojo Yogyakarta Grade IV . Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value

This research is intended to discover the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Kanisius Kadirojo grade IV year 2012/2013.

The research that used was non-equivalent control design experimental research. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi grade IV (controled group) and the students of SD Kanisius Kadirojo grade IV as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.

The result of this research evidances that problem-based learning model influented to the increase of globalization awareness significantly. This result of this research could be proved using the value of sig. (2-tailed) was 0,477 or > 0,05 so H0 was accepted and H1 was rejected. It means that there was no

significant (homogen) differences between pre-test in controled group and experimental group. In other words, those two pre-test scores had equivalent level so the writer used the comparison analysis of pre-test score from controled group and experimental group. The result of comparison test from pre-test score to post-test between controlled group and experimental group was sig. (2-tailed); 0,000 for controlled group and 0,000 for experimental group. Those two groups had sig. (2-tailed) < 0,05. It means that the increase of score percentage in controlled group was 31,20%; from 2,66 to 3,49. While in the experimental group, it was 40,31%; from 2,58 to 3,62.


(3)

i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV

SD KANISIUS KADIROJO TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Elsa Serafina Mayang Lakshita NIM : 091134040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

(5)

(6)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada :

1. Bunda Maria dan Tuhan Yesus karena telah memberikan kasih karunia didalam hidup ini

2. Bapak dan Mama yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya sampai saat ini.

3. Adik-adik yang telah mendukung saya selama ini.

4. Untuk teman spesialku yang memberikan bantuan dan semangat. 5. Teman-teman yang telah mendukung dalam doa.


(7)

v MOTTO

Keberhasilan bukan diukur dengan apa yang sudah Anda capai, melainkan dengan tantangan yang Anda hadapi dan keteguhan hati Anda untuk menjalani perjuangan

mengatasi berbagai rintangan. -Orisan Swett Marden-


(8)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 November 2013 Penulis,


(9)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Elsa Serafina Mayang Lakshita

NIM : 091134040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 November 2013 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

Lakshita, Elsa Serafina Mayang. (2013). Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : Mata pelajaran PKn, Model Pembelajaran Masalah, Nilai Globalisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Sinduadi (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD Kanisius Kadirojo sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk

pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSS 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) adalah 0,477 atau > 0,05 maka H 0 diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan (homogen) antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan uji perbandingan skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol yaitu 0,000 dan kelompok eksperimen 0,000. Kedua kelompok memiliki harga sig. (2-tailed) < 0,05 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan. Kenaikan skor pada kelompok kontrol dari 2,66 menjadi 3,49, berarti persentase kenaikan skor pada kelompok kontrol yaitu sebesar 31,20 % sedangkan kelompok eksperimen, dari 2,58 menjadi 3,62 berarti persentase kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 40,31 %.


(11)

ix

ABSTRACT

Lakshita, Elsa Serafina Mayang. 2013. The Effect of Using Problem-Based

Learning To Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKn At SD Kanisius Kadirojo Yogyakarta Grade IV. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value

This research is intended to discover the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Kanisius Kadirojo grade IV year 2012/2013.

The research that used was non-equivalent control design experimental research. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi grade IV (controled group) and the students of SD Kanisius Kadirojo grade IV as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.

The result of this research evidances that problem-based learning model influented to the increase of globalization awareness significantly. This result of this research could be proved using the value of sig. (2-tailed) was 0,477 or > 0,05 so H0 was accepted and H1 was rejected. It means that there was no

significant (homogen) differences between pre-test in controled group and experimental group. In other words, those two pre-test scores had equivalent level so the writer used the comparison analysis of pre-test score from controled group and experimental group. The result of comparison test from pre-test score to post-test between controlled group and experimental group was sig. (2-tailed); 0,000 for controlled group and 0,000 for experimental group. Those two groups had sig. (2-tailed) < 0,05. It means that the increase of score percentage in controlled group was 31,20%; from 2,66 to 3,49. While in the experimental group, it was 40,31%; from 2,58 to 3,62.


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN BERBASISMASALAH TERHADAP TINGKAT

KESADARAN AKAN NILAI GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO TAHUN AJARAN 2012/2013 ” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST ., M.A., selaku Ketua Program studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan membantu sehingga karya ilmiah ini dapat selesai. 4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II

yang telah membimbing, membantu dengan sabar dan memberikan dukungan penulis sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

5. Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., sebagai dosen III yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Th. Supartinah, selaku kepala SDK Kadirojo yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SDK Kadirojo.

7. St. Padmonohadi, selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak membantu sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. Siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo yang telah mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.


(13)

xi 9. Bapak, Mama, Adik-adik dan saudara yang mendukung dalam segala bentuk dan selalu memotivasi dalam mengerjakan karya ilmiah ini sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

10.Teman-teman satu kelompok payung PKn (Brigitta, Chatarina, Desi, Putri, Vitalis, Ima, Nia dan Nila) yang banyak membantu dalam melaksanakan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulis karya ilmiah ini. Namun, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... .. vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I ... ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Definisi Operasional ... 4

1.4Tujuan penelitian ... 5

1.5Manfaat Penelitian ... 5

BAB II ... 7

LANDASAN TEORI ... 7

2.1Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Kesadaran ... 7

2.1.2 Nilai ... 10

2.1.2.1Pengertian Nilai ... 10

2.1.2.2Jenis-Jenis Nilai ... 11

2.1.2.3Pendidikan Nilai ... 13


(15)

xiii

2.1.3.1 Pengertian PBM ... 14

2.1.3.2 Karakteristik PBM ... 15

2.1.3.3 Langkah PBM ... 17

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 19

2.1.4.1 Pengertian PKn ... 19

2.1.4.2 Tujuan PKn ... 21

2.1.4.3 Ruang Lingkup PKn ... 21

2.1.4.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn di SD ... . 22

2.2Materi Globalisasi SD ... 23

2.2.1 Pengertian Globalisasi ... 23

2.2.2 Proses Globalisasi ... 24

2.2.3 Tanda dan Ciri Globalisasi ... 24

2.2.4 Pengaruh Globalisasi di Lingkungan ... 25

2.2.5 Pengaruh Globalisasi Positif dan Negatif ... 27

2.2.6 Upaya Penanggulangi Globalisasi ... 27

2.2.7 Sikap Menghadapi Globalisasi ... 28

2.3Hasil Penelitian Sebelumnya ... 29

2.4Kerangka Berpikir ... 31

2.5Hipotesis Statistik ... 32

BAB III ... 33

METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel ... 34

3.3 Jadwal Penelitian ... 36

3.4 Langkah-Langkah Penelitian ... 36

3.5 Variabel Penelitian ... 38

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

3.7.1 Validitas ... 44

3.7.2 Reliabilitas ... 47

3.8 Teknik Analisis Data ... 48


(16)

xiv

3.8.2 Uji Statistik ... 49

3.8.2.1 Uji Homogenitas Skor Pretest ... 49

3.8.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest Dan Posttest ... 49

3.8.2.3 Uji Perbandingan Selisih Skor Posttest ke Pretest ... 50

BAB IV ... 51

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Peningkatan Penggunaan Model PBM terhadap Kesadaran siswa ... 51

4.1.2 Uji Normalitas Data ... 52

4.1.3 Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Eksperimen .... 54

4.1.4 Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 55

4.2 Pembahasan... 59

BAB V ... 62

KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1Kesimpulan ... 62

5.2Keterbatasan Penelitian ... 63

5.3Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(17)

xv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Langkah-langkah PBM ... 17

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan ... 34

Tabel 3. Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 4. Penjabaran Indikator ... 43

Tabel 5. Kisi-kisi Indstrumen Kuesioner ... 44

Tabel 6. Validitas Instrumen ... 45

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 46

Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas. ... 47

Tabel 9. Reliabilitas ... 47

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ... 53

Tabel 11. Perbandingan Skor pretest ... 55

Tabel 12. Perbandingan Skor Pretest ke Postest ... 57


(18)

xvi DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Variabel dependent dan variabel independent ... 39 Gambar 2. Perbandingan skor pretest keposttestkelompok kontrol dan eksperimen ... 57


(19)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus Kelompok Eksperimen ... 68

Lampiran 2 : RPP Kelompok Eksperimen ... 73

Lampiran 3 : Kuesioner ... 83

Lampiran 4 : Analisis SPSS ... 87

Lampiran 5 : Uji Validitas ... 89

Lampiran 6 : Uji Reliabilitas ... 90

Lampiran 7 : Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 91

Lampiran 8 : Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 93

Lampiran 9 : Lembar Kuesioner Validitas Siswa ... 95

Lampiran 10 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 97

Lampiran 11 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen .. 99

Lampiran 12 : Lembar Kerja Siswa ... 103

Lampiran 13 : Refleksi Siswa Setelah mengikuti Pembelajaran ... 107

Lampiran 14 : Foto-Foto Penelitian ... 109

Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian ... 111

Lampiran 16 : Surat Keterangan Penelitian ... 112


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1Latar Belakang Penelitian

Sardiman (dalam Rukiyati, 2008:203) pendidikan adalah suatu proses secara sadar dan terencana untuk membelajarkan peserta didik dan masyarakat dalam rangka membangun watak dan peradaban manusia yang bermartabat. Dengan pendidikan diharapkan ketercapaian tujuan pendidikan. Siswoyo (2011:28) tujuan pendidikan adalah “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tercipta pendidikan yang ideal, setiap peserta didik memiliki kesadaran karena kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi postif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan lebih selektif dalam menentukan arah untuk meraih tujuan (Given, 2007:213).

Pada kenyataannya di era globalisasi ini, kesadaran akan nilai yang termuat dalam Pancasila khususnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam proses pembelajaran di SD sangat kurang, contohnya dalam bidanggaya hidup, makanan, pakaian dan komunikasi berkembang cukup pesat. Di bidang gaya hidup lingkungan sekolah dasar, anak-anak sudah diberi handphone agar


(21)

dapat berkomunikasi lancar dengan orang tuanya tetapi orang tua kurang memberi arahan yang baik kepada anaknya sehingga ditemukan adanya kasus tentang gambar/video mesum ditemukan di handphone sehingga dapat merusak moral penerus bangsa. Di bidang makanan di tandai dengan berbagai jenis makanan instan seperti makanan ringan yang diproduksi oleh pabrik yang bentuk dan kemasannya menarik dan juga beredar luas mie instan, pizza, dan nugget. Dari segi kesehatan, makanan cepat saji mempunyai efek yang kurang baik dalam kesehatan manusia apabila dikonsumsi secara berlebihan. Diharapkan sekolah dan orang tua memberikan bimbingan untuk menuntun perkembangan kepribadian siswa dalam menumbuhkan kesadaran siswa dalam nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila (Sukmadinata, 2007:29)

Disisi lain dalam pembelajaran di kelas guru kurang berinovasi dalam memberikan pengajaran kepada peserta didiknya, guru menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah, dengan metode ceramah beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, beberapa siswa juga ribut sendiri dengan teman sebangkunya dan membicarakan di luar materi pelajaran, dan hanya terdapat beberapa siswa yang serius mendengarkan penjelasan guru. Oleh sebab itu pada proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan kurang adanya partisipasi dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa. Siswa cenderung diam dan kurang aktif dalam menerima penjelasan guru sehingga siswa belum tentu memahami dan mengerti tentang penjelasan guru, guru kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keberanian mengemukakan pendapat dan aktif dalam pembelajaran. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa secara


(22)

aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajar. Pembelajaran hendaknya divariasikan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa merasa gembira mengikuti pembelajaran, siswa dapat berpartisipasi secara aktif dan terdorong memiliki rasa ingin tahu ketika pembelajaran berlangsung. Salah satu model pembelajaran inovatif yang digunakan dalam pembelajaran dikelas adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai bahan pembelajaran siswa. Siswa diharapkan mampu menemukan pemecahan masalah dalam proses belajar. Pembelajaran berbasis masalah dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah dan siswa dapat menemukan solusi yang tepat yang terjadi pada kehidupan nyata yang terdapat pada pembelajaran yang berlangsung di kelas (Rusman, 2011 : 229).

Menurut Wiharyanto (2008:6) pendidikan kewarganegaraan dapat menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa. Wahana (2004:84) hakekat dari pembelajaran PKn adalah nilai dan moral. Sebagai pendidikan nilai, pembelajaran PKn akan membantu siswa dalam mengembangkan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang termuat dalam hal pembelajaran PKn itu sendiri terkait dengan hal yang dipelajari. Nilai merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia. Nilai moral merupakan penilai terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh para anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau benar.


(23)

Oleh karena itu diperlukan kesadaran dan menyikapi globalisasi dengan selektif, siswa diharapkan bisa mampu merefleksikan diri kemudian menarik kesimpulan terhadap nilai-nilai yang bisa dipetik sesuai dengan nilai pancasila sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan ke masalah, sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi terhadap siswa kelas IV SD K Kadirojo Tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi yang lebih tinggi daripada menggunakan metode ceramah?

1.3 Definisi Operasional 1. Kesadaran

Kesadaran adalah suatu kesadaran diri atas perbuatannya, mampu memilih dan memilah mana yang baik dan buruk kemudian mampu merefleksikannya.

2. Nilai

Nilai adalah dengan adanya kesadaran dan setelah direfleksikan, maka akan terwujud nilai. Kemudian nilai diusahakan, nilai yang baik harus dipertahankan dan nilai yang buruk dijauhkan atau ditinggalkan.


(24)

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan realita tentang masalah yang ada, kemudian siswa berpikir kritis untuk mencari solusi, dan siswa menentukan sikap terhadap masalah tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh tingkat kesadaran peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi, setelah mengikuti pembelajaran PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah kelas IV SD K Kadirojo Tahun Ajaran 2012 / 2013.

2. Mengetahui apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih yang tinggi daripada menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Penelitian inimerupakan pengalaman baru dalam melakukan penelitian eksperimen pada mata pelajaran PKn yang dapat dikembangkan dan menerapkannya dalam mengajar di kelas serta sebagai alternatif model pembelajaran di dalam kelas.


(25)

2. Bagi guru

Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan variasi model pengajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran yang lebih menarik dan menjadikan suasana yang kondusif khususnya pelajaran PKn.

3. Bagi sekolah

Laporan ini dapat menambah wawasan untuk para pendidik tentang model pembelajaran dan menambah referensi perpustakaan di sekolah. 4. Bagi siswa

Penelitian ini mempunyai manfaat agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, meningkatkan siswa dalam berpikir kritis dan mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran PKn.


(26)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahaskajian pustaka, hasil penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kesadaran

Kesadaran berasal dari kata sadar yang mendapat imbuhan ke – an yang berarti insyaf; yakin; merasa; tahu dan mengerti; 1. Keinsyafan; keadaan mengerti: ~ akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; 2. Hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 :765).

Given (2007:213) kesadaran berarti memahami beragam perasaan, pikiran, hasrat, tindakan, reaksi, dan secara sadar memanipulasi. Tanpa kesadaran, akan merespon dunia di dalam dan diluar eksistensi kita dengan refleks otomatis, hampir sama seperti perut kita ketika mencerna makanan tanpa arahan dari kita. Dengan kata lain, akan berlaku seperti ubur-ubur saat berenang tanpa berpikir di lautan kehidupan. Kesadaran memungkinkan memiliki niat untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan untuk mencapai tujuan.

Suhatman (2009:46) kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia


(27)

dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya.

Suhatman (2009:67) kesadaran sangat diperlukan dalam pengembangan pribadi intektual siswa dalam kehidupan sekarang dan maupun kemudian hari. Kesadaran kritis dan berpikir kritis dapat dibangun melalui pendidikan di sekolah dan secara khusus melalui kegiatan belajar dan pembelajaran. Untuk menumbuhkan kesadaran kritis serta berpikir kritis siswa dengan menempatkan siswa sebagai subjek, maka hal-hal berikut perlu diperhatikan guru sebagai berikut :

1. Pembelajaran dikelas harus berubah dari berpusat kepada kepada guru menjadi berpusat kepada siswa.

2. Guru berperan sebagai fasilitator untuk melayani siswa dalam membelajarkan siswa dan membuat siswa mengalami serta menyukai belajar. Untuk itu guru senantiasa belajar terus menerus mengaktualisasi diri, memperluas dan memperdalam pengetahuan agar efektif dalam memfasilitasi siswa dalam belajar.

3. Mengajar dengan mengembangkan metode dialogis dalam diskusi, memberi kesempatan pada siswa, memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dan mengendapkan pengetahuannya, memberi kesempatan untuk bertanya, berdebat, bereksplorasi untuk menemukan suatu pemahaman yang baru.

4. Dalam membelajarkan siswa maka pembelajaran dibuat semenarik mungkin untuk memotivasi siswa sehingga senang belajar, dengan


(28)

demikian merangsang otak untuk dapat menerima pengetahuan/pemahaman baru lebih cepat.

5. Membuat perencanaan, persiapkan dengan media yang dapat membantu siswa dalam mengalami belajar, menemukan dan merumuskan sendiri pengetahuannya.

6. Guru berperan sebagai agen perubahan dengan berani mengubah paradigma berpikirnya yaitu menjauhkan diri dari ketakutan dan keengganan mengubah cara mengajarnya yang tidak selektif serta bersikap terbuka.

7. Kesadaran kritis akan terbentuk jika siswa merasa bebas dalam berpikir, berpendapat dan mengekspresikan diri dalam suasana belajar yang terbuka, tidak banyak aturan-aturan yang membelenggu, multinilai, multikebenaran, diperbolehkan salah, menerapkan metode ilmiah. Guru tidak menggurui karena guru dan siswa setara.

8. Kesadaran kritis akan membentuk pola pemahaman konsep yang kuat bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan dengan mendalam, memiliki cara berpikir kritis menghadapi masalah-masalah sehari-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran adalah memahami beragam perasaan, pikiran, hasrat, tindakan, reaksi, dan secara sadar memanipulasi. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Sehingga memungkinkan memiliki niat untuk menyusun rencana dengan sengaja,


(29)

mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Kesadaran yang dimiliki manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Guru mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kesadaran kritis siswa membentuk pola pemahaman konsep yang kuat bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan dengan mendalam, memiliki cara berpikir kritis menghadapi masalah-masalah sehari-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu.

2.1.2 Nilai

2.1.2.1 Pengertian Nilai

Syarbaini (2011:33) nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan, di samping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai.

Rukiyati (2008:59) nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau kebaikan (goodness). Disamping itu juga menunjukkan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai tetapi sesuatu itu yang mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.


(30)

Nilai suatu sifat atau kualitas yang membuat sesuatu berharga, layak diinginkan atau dikehendaki, dipuji, dihormati dan dijunjung tinggi pantas dicari, diupayakan dan cita-citakan perwujudannya, merupakan pemandu dan pengarah hidup kita sebagai manusia. Berdasarkan sistem nilai yang kita miliki dan kita anut, kita memberikan arah, tujuan dan makna pada diri dan keseluruhan hidup kita. Dengan kata lain, berdasar sistem nilai yang kita memiliki dan dalam kenyataan kita hayati, akhirnya kita membentuk identitas diri kita sebagai manusia dan bahkan menentukan nasib keabadian kita (Wahana, 2004:5).

Dapat disimpulkan nilai adalah bersumber pada budi yang dipakai, diperlukan, mendorong dan mengarahkan segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan, di samping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Dengan kata lain, berdasar sistem nilai yang kita memiliki dan dalam kenyataan kita hayati, akhirnya kita membentuk identitas diri kita sebagai manusia dan bahkan menentukan nasib keabadian kita.

2.1.2.2 Jenis – Jenis Nilai

Dalam kaitannya dengan penjabarannya, nilai dapat dikelompokkan ada tiga macam, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis (Syarbaini, 2011:35-36) yaitu :

1. Nilai dasar

Setiap nilai memiliki nilai dasar, yaitu berupa hakikat, esensi, intisari, atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar itu bersifat universal,


(31)

karena menyangkut kenyataan objektif dari segala sesuatu. Contohnya hakikat Tuhan, manusia, atau makhluk lainnya. Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai dasar itu bersifat mutlak, karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama), dan segala sesuatu yang diciptakan berasal dari kehendak Tuhan. Nilai dasar itu juga berkaitan dengan hakikat manusia, maka nilai-nilai tersebut harus bersumber kepada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hukum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia).

2. Nilai Instrumental

Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memiliki formasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkret. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai tersebut akan menjadi norma moral. Akan tetapi, jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

3. Nilai Praksis

Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan lebih nyata. Nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental. Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.


(32)

Dapat disimpulkan dari jenis-jenis nilai bahwa nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis saling berkaitan karena Nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat manusia, maka nilai-nilai tersebut harus bersumber kepada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hukum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental. Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.

2.1.2.3 Pendidikan Nilai

Menurut Suparno (dalam Rahmanto, 2005:92) pendidikan nilai dapat disebut pendidikan budi pekerti, asal budi pekerti dimengerti secara lebih luas, bukan sekedar nilai sopan santun. Pendidikan nilai ini terutama harus berisi tentang penghargaan pada nilai kemanusiaan, penghargaan atas hak asasi manusia, penghargaan pada perbedaan, kemampuan hidup dalam perbedaan, persaudaraan, sopan santun, demokrasi, kejujuran, tanggung jawab, keadilan, daya juang, kerohanian dan kelestarian alam. Secara umum nilai-nilai itu akan membangun keselarasan hidup kita, baik dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam semesta tempat hidup kita.

Sastrapratedja (dalam Karwardi, 1993:3) pendidikan nilai ialah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang. Pendidikan nilai tidak harus merupakan suatu program atau pelajaran khusus, tetapi lebih merupakan dimensi


(33)

dari seluruh usaha pendidikan. Pendidikan tidak hanya mau mengembangkan ilmu, ketrampilan, teknologi, tetapi juga ingin mengembangkan aspek-aspek lainnya: kepribadian, etik moral dan lain-lain, yang kesemuannya dapat disebut pendidikan nilai.

Dapat disimpulkan pendidikan nilai dapat disebut pendidikan budi pekerti, asal budi pekerti dimengerti secara lebih luas, bukan sekedar nilai sopan santun. Penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang. Pendidikan tidak hanya mau mengembangkan ilmu, ketrampilan, teknologi, tetapi juga ingin mengembangkan aspek-aspek lainnya: kepribadian, etik moral dan lain-lain, yang kesemuanya dapat disebut pendidikan nilai.

2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Masalah

Dewey (dalam Tritanto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sitem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

Hudoyo (dalam Rusman, 2011:245) dalam belajar masalah, masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis masalah tidak perlu berupa penyelesaian masalah sebagaimana biasanya, tetapi pembentukan masalah yang kemudian


(34)

diselesaikan. Aspek yang disajikan tentu saja hal-hal yang sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan siswa, sehingga masalah yang ditimbulkan menjadi masalah yang kontekstual. Pembelajaran melalui pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian pendekatan kegiatan belajar yang diharapkan dapat memperdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari.

Menurut Ratumanan (dalam Tritanto, 2009:92), belajar berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun komplek.

Dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian pendekatan kegiatan belajar yang diharapkan dapat memperdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun komplek.

2.1.3.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Rusman (2011:232) karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :


(35)

b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur;

c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda artinya memperoleh pandangan yang bervariasi dalam menanggapi masalah;

d) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;

e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama artinya mengarahkan diri pada masalah yang dihadapi;

f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM; g) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif;

h) Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan;

i) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; dan

j) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.


(36)

2.1.3.3 Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Ibrahim, Nur dan Ismail (dalam Rusman, 2011:243) Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Langkah-langkah PBM Tingkah Laku Guru

1. Orientasi siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.

2. Mengorganisir siswa dalam belajar

Membantu siswa dalam mendefinisikan dan

mengorganisir tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3.

Membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mengadakan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka membagi berbagi tugas dengan temannya.

5.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan.

Kelebihan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah (PBM) a. Kelebihan

Sanjaya (2006:218-219) kelebihan pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :

1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.


(37)

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6) Melalui pemecahan masalah bisa mempertimbangkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku.

7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa karena dapat menjadikan siswa berpikir kritis, mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya. 8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dan pengetahuan baru.

9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.


(38)

10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

b. Kelemahan

Menurut Sanjaya (2011:219) kelemahan pembelajaran berbasis masalah adalah :

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit dipecahkan, maka mereka akan merasa malas untuk mencoba.

2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pembelajaran berbasis masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Wiharyanto (2008:6) pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa. Di berbagai negara juga dikembangkan materi pembekalan nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku warganegaranya. Oleh karena itu, Pendidikan kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan Civics Education yang diberikan di berbagai negara. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu.


(39)

Sumarsono (2001:6-7) pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui pendidikan kewarganegaraan, warga negara Kesatuan Republik Indonesia diharapkan mampu: memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negaranya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pendidikan kewarganegaraan salah satu mata pelajaran yang mempunyai tujuan untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa.membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(40)

2.1.4.2 Tujuan PKn

Wiharyanto (2008:5) tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah:

1. Mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku untuk cinta tanah air.

2. Menumbuhkankembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri peserta didik, sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional.

3. Peserta didik dapat menerapakan nilai-nilai luhur Pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional, serta

4. Peserta didik mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.1.4.3 Ruang Lingkup Mata pelajaran PKn

Ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut (Fathurrohman dan Wuri 2011: 8-9):

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Kebutuhan Warga negara, meliputi: Hak dan Kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemujaan, penghormatan, dan perlindungan HAM.


(41)

3. Pancasila, meliputi : Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka 4. Hak Asasi Manusia, meliputi: hak dan kewajiaban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.

5. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi : tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dalam masyarakat, peraturan-peraturan daerah,norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 6. Konstitusi Negara, meliputi: Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara dan konstitusi.

7. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

2.1.4.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn di SD

Standar kompetensi yang digunakan adalah 4.Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan, dan kompetensi dasar adalah 4.1 Memberikan contoh


(42)

sederhana pengaruh globalisasi di lingkungan, dan 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya.

2.2 Materi Globalisasi 2.2.1 Pengertian Globalisasi

Menurut Syarbaini (2011:190), globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi suatu negara. Melalui proses ini dunia tidak lagi mempunyai perbatasan dengan ruang udara dan terbuka luas untuk dimasuki oleh berbagai informasi yang disalurkan melalui media komunikasi, seperti internet, media elektronik dan teknologi cyber. Perkembangan ini memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan sesama manusia dilakukan secara singkat.

Bestari (2008:79) mengemukakan kata "globalisasi" diambil dari kata globeyang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat. Melalui proses ini dunia tidak lagi mempunyai perbatasan dengan ruang udara dan terbuka luas untuk dimasuki oleh berbagai informasi yang disalurkan melalui media komunikasi, seperti internet, media elektronik dan teknologi cyber.


(43)

memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan sesama manusia dilakukan secara singkat.

2.2.2 Proses Globalisasi

Robertson (dalam Syarbaini, 2011:191) ada empat unsur yang menyebabkan proses globalisasi, yaitu sebagai berikut :

a. Individu yang menimbulkan individualisasi.

b. Masyarakat nasional, yaitu menimbulkan pembentukan masyarakat sebagai negara bangsa yang modern.

c. Sistem masyarakat internasional, saling ketergantungan antarbangsa dalam berbagai pengaturan.

d. Kemanusiaan, yang menimbulkan humanisasi yang tidak membedakan ras, kelas, dan gender dalam kaitan dengan kesempatan hak setiap manusia.

2.2.3 Tanda-Tanda dan Ciri-Ciri Globalisasi

Menurut Nugraha (2012:61), tanda-tanda globalisasi dapat dilihat dari hal hal berikut ini :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Komunikasi yang semakin canggih.

c. Transportasi antarnegara semakin mudah. d. Informasi antarnegara cepat di dapatkan.


(44)

Ciri-ciri yang menandakan berkembangnya globalisasi sebagai berikut : a. Adanya sikap ketergantungan suatu negara dengan negara lain, seperti

ketergantungan dalam bidang ekonomi.

b. Adanya persamaan masalah yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, seperti pemanasan global, krisis dunia dan lain sebagainya.

c. Berkembangnya teknologi yang mampu meniadakan batas-batas geografis suatu negara.

d. Meningkatkan proses interaksi kultural melalui perkembangan media massa terutama televisi, film, musik dan berita.

2.2.4 Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar

Nugraha (2012:61-62), budaya asing yang masuk ke Indonesia dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari dan dapat dilihat dari hal-hal berikut ini :

a. Gaya Hidup

Masyarakat cenderung memilih menerapkan gaya hidup modern daripada gaya hidup tradisional. Alasan mengapa masyarakat memilih gaya hidup modern adalah karena semuanya serba mudah, cepat, dan ekonomis. Gencarnya iklan mempengaruhi keinginan masyarakat untuk memiliki suatu barang mutakhir. Orang berlomba-lomba memiliki barang baru guna meningkatkan gengsi.

b. Makanan

Perubahan sosial akibat globalisasi, ditandai dengan berbagai jenis makanan instan. Masyarakat dapat menikmati tanpa harus susah payah


(45)

membuat dan memasaknya. Contoh makanan yang ada karena globalisasi: pizza, spagheti, burger, hot dog, hamburger, sushi, steak, dan donat. Contoh minuman: Sprite, Fanta dll.

c. Pakaian

Masyarakat di negara berkembang biasanya suka meniru perkembangan model dari negara maju, sehingga mendorong industri pakaian berkembang pesat. Contoh : baju jas yang merupakan budaya bangsa barat sudah digunakan oleh sebagian masyarakat kita pada acara-acara resmi atau resepsi. Begitu pula dengan celana jeans dan Tshirt. Masyarakat kita sudah terbiasa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Komunikasi

Komunikasi juga merupakan contoh pengaruh dari globalisasi. Komunikasi adalah suatu hubungan seseorang dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan dua orang atau lebih. Dahulu komunikasi antara wilayah menggunakan jasa pos yaitu surat yang sampainya bisa mencapai satu sampai dua hari, kemudian berkembang dengan telepon rumah. Namun, sekarang ini di era globalisasi jika akan berkomunikasi baik satu arah maupun dua arah dengan orang lain yang berbeda wilayah sangat mudah, cepat, dan murah. Sarana yang digunakan misalnya teleponkabel, telepon seluler, internet, e-mail. Dengan adanya alat komunikasi yang canggih kita dapat melakukan hubungan dengan siapa saja di dunia ini.


(46)

2.2.5 Pengaruh Globalisasi dilihat dari segi positif dan segi negatif Dewi (2008:45), dari segi positif diantaranya sebagai berikut ini: a. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.

b. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara. c. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.

d. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.

e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Sedangkan segi negatifnya dari adanya globalisasi antara lain:

a. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

b. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.

c. Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.

2.2.6 Upaya Penanggulangan Globalisasi

Nugraha (2012:62), untuk mengatasi pengaruh globalisasi diperlukan upaya-upaya untuk menanggulanginya. Adapun upaya penanggulangan globalisasi dapat diterapkan di berbagai lingkungan kehidupan, yaitu sebagai berikut.

a. Lingkungan Keluarga

Untuk mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi dapat dilakukan melalui keluarga dengan cara meningkatkan peran orang tua. Orang tua hendaknya selalu menekankan rasa tanggung jawab pada anak,


(47)

menerapkan aturan yang tegas pada setiap keluarga tanpa mengurangi kasih sayang, memberi keteladanan, dan berusaha menciptakan komunikasi yang baik antar anggota keluarga.

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah perlu menekankan pelajaran budi pekerti serta pengetahuan tentang globalisasi. Dengan demikian, siswa tidak terjerumus dalam perilaku negatif akibat globalisasi. Untuk itu, peranan orang tua, guru, serta siswa sangat diperlukan.

c. Lingkungan Masyarakat dan lingkungan keagamaan

Peran tokoh masyarakat dan agama sangat diperlukan dan diharapkan mampu menjadi contoh bagi umat atau anggota masyarakat. Nasehat atau saran-saran yang diberikan tokoh masyarakat atau agama akan mampu mempengaruhi pola kehidupan masyarakat.

d. Lingkungan Pemerintahan dan Negara

Pemerintah merupakan salah satu lembaga yang berwenang mengeluarkan peraturan atau hukum. Misalnya, peraturan yang melarang merokok ditempat umum, larangan minum-minuman keras. Mewujudkan pemerintah dapat melakukannya melalui lembaga peradilan, kepolisian.

2.2.7 Menentukan Sikap dalam Menghadapi Pengaruh Globalisasi

Ada beberapa sikap yang harus dimiliki masyarakat Indonesia dalam menghadapi pengaruh globalisasi (Nugraha 2012:63) sebagai berikut :


(48)

b) Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

c) Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.

d) Mencintai kebudayaan bangsa sendiri daripada kebudayaan asing. e) Melestarikan budaya bangsa baik seni maupun adat istiadat.

2.3 Hasil Penelitian yang sebelumnya

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

1. Puspitasari (2012) melakukan penelitian yang “Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS tentang permasalahan sosial melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Mlati Semester Genap Tahun pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Hasil dari penelitian adalah menunjukkan bahwa penerapan model PBM dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas IV SDN Plaosan 1 dari 71% menjadi 90%. Penerapan model dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Plaosan 1 pada kondisi awal adalah 28,57%. Pada siklus 1 presentase siswa yang mencapai KKM (60) adalah 71,43% dan pada siklus II presentase siswa yang mencapai KKM (60) adalah 86%.


(49)

2. Prihatini (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah melalui pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas XI IPS-1 SMA N 1 Minggir tahun ajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan minat belajar sejarah siswa setelah mengikuti model Pembelajaran Berbasis Masalah. (2) mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah mengikuti model Pembelajaran Berbasis Masalah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan (1) Terdapat peningkatan minat belajar sejarah setelah penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah sebesar 1,97%, dari keadaan awal minat belajar dengan skor rata-rata mencapai 189,45 (78,94%) menjadi 229,91 (80,91%) pada keadaan akhir. (2) Terdapat peningkatan prestasi belajar sejarah setelah penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah baik dari nilai rata-rata maupun tingkat ketuntasan belajar. Dari segi nilai rata-rata terjadi peningkatan dari keadaan awal 54,86, pada siklus 1 menjadi 67,04 dan pada siklus II 74. Dari segi ketuntasan meningkatkan sebesar 27,27%, dimana tingkat ketuntasan belajar siswa pada keadaan awal sebesar 27,27% (6 siswa), sedangkan pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 59,09% (13 siswa), pada siklus II meningkat menjadi 86,36% (19 siswa). Kesimpulan dari penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengaruh model PBM terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi untuk melihat apakah


(50)

penggunaan model PBM berpengaruh terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi dan seberapa besar pengaruh dari model yang digunakan dalam penelitian terkait dengan apa yang dipelajari.

2.4 Kerangka Berpikir

Dalam era globalisasi, kesadaran sangat penting untuk memilih dan memilah dalam menggunakan segala bentuk informasi dan perkembangan jaman. Kesadaran muncul melalui refleksi dan pembelajaran yang bermakna di dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan yang terjadi, kesadaran akan nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat sulit dijumpai pada pelajar, terutama di era globalisasi saat ini perkembangan zaman membuat siswa melakukan segalanya semakin dipermudah, contohnya dalam bidang transportasi, teknologi, makanan, minuman, pakaian dan gaya hidup berkembang sangat pesat. Hal ini seharusnya diperlukan kesadaran dan kerjasama dari beberapa pihak yang terkait, contohnya orangtua, guru, dan siswa. Proses pembelajaran yang penting dan bermakna seharusnya dimulai dari pembelajaran yang menyajikan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar. Hal ini dapat mengasah kemampuan siswa menganggapi setiap permasalahan dan realita yang ada. Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran yang mengacu pada setiap permasalahan atau realita yang ada, kemudian siswa diharapkan mencari pemecahan permasalahan tersebut dan bagaimana menyikapi setiap permasalah yang ada. Dengan demikian membuka pemikiran siswa untuk berpikir kritis dalam setiap permasalahan yang ada, dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.


(51)

Pembelajaraan PKn tentang globalisasi di kelas IV akan sangat menarik apabila siswa mengalami pembelajaran itu sendiri dan mendapat pengalaman tentang nilai yang dapat dipetik dari setiap permasalahan, maka dari itu metode PBM baik digunakan dalam penelitian ini. Pengaruh globalisasi memang sangat beragam dan meliputi banyak aspek, contohnya gaya hidup, komunikasi, transportasi, teknologi, makanan dan minuman. Peningkatan kualitas belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan partisipasi siswa dalam belajar, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi. Usaha peningkatan kualitas belajar siswa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah (PBM) siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah serta merefleksikan permasalahan dan menyadari akan nilai globalisasi.

2.5 Hipotesis Statistik

2.4.1 Penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi kelas IV SD Kanisius Kadirojo Tahun Ajaran 2012/2013. Hi diterima H0 ditolak.

2.4.2 Penggunaan model PBM pada kelompok eksperimen memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hi diterima H0 ditolak.


(52)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, rencana tindakan, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan realiabilitas, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental jenis quasi-experimental design (Sugiyono, 2010:114) dengan tipe non-equivalent control group design (Sugiyono, 2010:116). Penelitian ini mengambil dua yang tidak dipilih secara random atau acak yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian Eksperimen ini bisa disebut kuasi karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi tetap seperti murni, seolah-olah murni (Sukmadinata, 2008:207). Pada awal kedua kelompok tersebut diberi pretest agar dapat mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian kelompok pertama (kelas eksperimen/kelas VI SD K Kadirojo) diberi perlakuan atau treatment yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Kelompok kedua ( kelas kontrol/kelas VI SD N Sinduadi 1) tidak diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Setelah itu diberi perlakuan menggunakan posttets pada masing-masing kelompok. Posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan atau


(53)

treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Menghitung selisih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara: ( O2-O1)-(O4-O3).

Desain penelitian jenis ini digambarkan dengan gambar berikut ini Tabel 2. Pengaruh Perlakuan

Keterangan :

X1 = Perlakuan atau treatment penerapan menggunakan metode ceramah

X2 = Perlakuan atau treatment penerapan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) O1 = Rerata pretest kelompok eksperimen

O2= Rerata posttest kelompok eksperimen

O3 = Rerata pretest kelompok kontrol

O4 = Rerata posttest kelompok kontrol

3.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2010:297) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD di DIY yang memperoleh pembelajaran PKn tentang globalisasi.

O1 X1 O2


(54)

Sugiyono (2010:297), mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi tertentu. Sampel penelitian ini ada dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD K Kadirojo beralamatkan di Kadirojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta sebagai kelas eksperimen. Untuk kelas kontrol dilaksanakan di SD N Sinduadi 1 beralamatkan di Jalan Magelang km 06 Karang anyar no 59.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah senua siswa kelas IV SD K Kadirojo yang berjumlah 43 siswa sebagai kelas eksperimen. Sedangkan kelas kontrol adalah SD N Sinduadi dengan jumlah 31 siswa.

3. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi mata pelajaran Pkn pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkunganya. Pembelajaran ini diikuti oleh seluruh siswa kelas IV SD K Kadirojo tahun pelajaran 2012/2013.


(55)

3.3 Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari – Juli 2013. Berikut adalah susunan jadwal kegiatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penelitian :

Tabel 3 : Jadwal Penelitian No

Kegiatan Bulan

Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Observasi pra

penelitian

2 Penyusunan

Proposal

3 Permohonan ijin

penelitian

4 Pengumpulan

data

5 Pengolahan data √

6 Penyusunan

laporan

√ √ √

7 Ujian skripsi √

8 Revisi √

9 Pembuatan

artikel

3.4 Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, masing masing pertemuan 3jp. Pada pertemuan I akan menerangkan pengertian globalisasi, proses globalisasi, tanda-tanda dan ciri-ciri Globalisasi, pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar dan menyajikan permasalahan. Pertemuan II siswa membawa artikel globalisasi, membahas upaya penanggulangan globalisasi, menentukan sikap dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mencari permasalahan yang ada dalam artikel tersebut. Dari kedua pertemuan tersebut siswa akan dibagi dan


(56)

bekerja dalam beberapa kelompok. Penelitian ini akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memilih SK (Standar Kompetensi) serta KD (Kompetensi Dasar) terkait dengan mata pelajaran PKn di SD yang tersedia pada semestar genap tahun 2012/2013, khususnya yang akan diselenggarakan mulai bulan februari 2013, yaitu : untuk kelas IV memilih SD “Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya”.

2. Menggali nilai-nilai yang termuat dalam materi pembelajaran yang berhubungan dengan Standar Kompetensi globalisasi.

3. Menyusun instrumen kuesioner untuk mengukur tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

4. Melakukan uji validitas serta uji reliabilitas terkait dengan instrumen yang selanjutnya dapat memperoleh butir-butir instrumen yang valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

5. Menyebarkan instrumen kuesioner yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen, sebelum kegiatan pembelajaran PKn, untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang nilai globalisasi. 6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn berdasarkan

SK yang dipilih dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran PKn sesuai dengan RPP yang telah disusun termasuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 8. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol


(57)

mengetahui tingkat kesadaran siswa akan nilai setelah pembelajaran PKn dilakukan.

9. Mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang telah disebarkan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran PKn dilakukan.

10.Melakukan pengolahan data untuk mengetahui :

a. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran PKn.

b. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran PKn.

c. Membandingkan antara tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait materi globalisasi sebelum pembelajaran PKn dilakukan dengan pembelajaran PKn setelah dilakukan.

d. Membandingkan tingkat kesadaran akan nilai setelah pembelajaran PKn dilakukan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

3.5 Variabel Penelitian

Sugiyono (2010:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu:


(58)

1. Variabel independent (bebas)

Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dalam penelitian ini variabel

independennya adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). 2. Variabel dependent (terikat)

Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependent adalah kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 1 : Variabel independen dan Variabel dependen

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang akan digunakan sebagai pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dilakukan oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok kontrol, posttest tidak menggunakan perlakuan /

treatment PBM setelah pembelajaran, sedangkan posttest dilakukan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model PBM dilaksanakan, dan posttest setelah

Kesadaran siswa Model PBM


(59)

pembelajaran. Penelitian ini berdasarkan materi globalisasi pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner.

Menurut Margono (2007:167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur / responden (Mustaqim, 2011: 171).

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Kuesioner berstruktur berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Furchan, 2007: 260). Pada penelitian ini, responden membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.

Pada penelitian ini menggunakan satu kuesioner, yaitu kuesioner kesadaran akan nilai terdiri lima indikator yang dijabarkan kedalam 44 pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Skala Likert

disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Terdapat empat alternatif jawaban yaitu “Sangat


(60)

Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Dalam penelitian ini seharusnya menggunakan lima alternatif yaitu “Ragu-Ragu (RG)” tetapi bagi anak sekolah dasar kata ragu-ragu belum bisa dipahami dalam mengisi kuesioner sehingga tidak digunakan. Berikut ini skor untuk pernyataan

favorable dan pernyataan unfavorable:

1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 4

b. Setuju (S) : skor 3

c. Kurang Setuju (KS) : skor 2 d. Tidak Setuju (TS) : skor 1 2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

a. Sangat Setuju (SS) : skor 1

b. Setuju (S) : skor 2

c. Kurang Setuju (KS) : skor 3 d. Tidak Setuju (TS) : skor 4

Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner pengembangan yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian.

1. Indikator

a. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan. b. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk

mewujudkannya.

c. Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju.


(61)

d. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan.

e. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan.


(62)

2. Penjabaran Indikator

Tabel 4 : Penjabaran Indikator No Penjabaran

Indikator

Favorable Unfavorable

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

Globalisasi memperlancar hubungan manusia yang satu dengan yang lain

Globalisasi adalah proses yang merusak moral bangsa Globalisasi bisa memperlancar

kerjasama antar masyarakat dunia

Globalisasi adalah masuknya pengaruh budaya barat ke Negara-negara lain Makanan cepat saji (KFC, Pizza Hut,

dll) adalah makanan yang tidak sehat

Saya suka sekali mengkonsumsi makanan cepat saji karena praktis Saya menyadari internet dapat

memperluas wawasan pengetahuan

Saya menggunakan internet untuk membuka permainan online dan hal-hal

yang tidak bermanfaat Permainan tradisional adalah permainan

yang menarik

Bermain playstastion hingga lupa waktu

Saya menyadari bahwa tarian tradisional merupakan salah satu

kekayan budaya Indonesia

Tarian tradisional adalah tarian kuno yang tidak layak dipelajari Membeli pakaian buatan Indonesia Pakaian buatan luar negeri lebih baik

daripada buatan dalam negeri 2. Menyadari akan

peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya

Saya suka menggunakan pakaian dengan rapi agar nyaman dilihat orang

lain

Saya memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan aturan/tata tertib sekolah Mempelajari tarian negeri sendiri

dengan tekun Malu mempelajari tarian negeri sendiri Saya menyisihkan uang jajan untuk

ditabung Saya selalu menghabiskan uang jajan Saya bersemangat untuk mempelajari

tarian tradisional Indonesia Tarian tradisional kurang menarik 3. Menyadari akan

sarana-sarana / penunjang/wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

Merawat semua baju yang saya miliki

agar terlihat rapih Saya tidak pernah mencuci baju Mengambil nilai-nilai positif dari siaran

TV

Mencontoh hal-hal yang buruk dari siaran TV

Mengambil hal-hal positif dari internet

Menggunakan internet untuk melakukan hal yang kurangbaik

(menggunakan facebook untuk mengejek teman) 4. Menyadari sikap

/sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

Sebelum membeli pakaian harus di daftar terlebih dahulu sesuai dengan

kebutuhan

Saya suka menghabiskan uang untuk membeli baju baru

Saya biasa mengatur jam belajar dengan baik

Senang menonton TV secara berlebihan

Menggunakan internet sesuai dengan

tujuan yang positif Internet membuat saya malas berpikir Memiliki sikap ramah dan hormat

terhadap orang lain

Saya tidak suka membantu orang lain yang kesusahan

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

Bangga menggunakan produk dalam negeri

Lebih bangga menggunakan produk luar negeri

Menyaring kebudayaan luar negeri dengan nilai-nilai Pancasila

Kebudayaan luar negeri layak kita tolak

Saya menggunakan telepon dengan

seperlunya Menggunakan telepon dengan boros Bangga menggunakan pakaian batik

sebagai produk dalam negeri

Saya tidak suka mengenakan pakaian batik


(63)

3. Kisi-kisi instrumen kuesioner

Tabel 5 : Kisi-kisi instrumen kuesioner

No Indikator Favorable Unfavorable

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

1, 6, 15, 19, 20, 21, 22

23, 28, 37, 41, 42, 43, 44 2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi

daya tarik manusia untuk mewujudkannya

2, 7, 11, 16 24, 29, 33, 38

3. Menyadari akan sarana-sarana / penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

3, 8, 12 25, 30, 34

4. Menyadari sikap / sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

4, 9, 13, 17 26, 31, 35, 39

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

5, 10, 14, 18, 27, 32, 36, 40

Jumlah 22 22

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Validitas

Soal - soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini diujicobakan di kelas IV SD N Sinduadi 1 dengan jumlah siswa 31 dan SD K Kadirojo dengan jumlah 43. Tujuan dari uji coba ini untuk mencari validitas, daya beda, dan reliabilitas. Kuesioner yang telah valid akan digunakan untuk posttes dan pretest

untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian dihitung apakah ada peringkatan hasil dari pretest ke postes. (Kountour, 2003:152) , suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas


(64)

konstruk dan validitas isi. Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli (experts judgment).experts judgment dilakukan oleh dosen pembimbing dan guru PKn. Validitas isi untuk mengukur pengaruh kesadaran siswa akan nilai globalisasi, Menurut (Sugiyono, 2010:177). Untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program SPSS 16 untuk menghitung kuesioner kesadaran dan menggunakan SPSS 18 untuk menghitung peningkatan kesadaran, dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 6 : Tabel Validitas Instrumen

No Indikator

Jumlah pernyataan favorable Jumlah pernyataan unfavorable Jumlah Keterangan

Valid Tidak Valid

1 Menyadari akan

adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

7 7 14

21, 22, 37, 41, 42, 43

1, 6, 15, 19, 20 , 23, 28,

44

2 Menyadari akan

peranan nilai yang menjadi daya tarik

manusia untuk

mewujudkannya

4 4 8

7, 16, 24, 29,

38

2, 11, 33

3 Menyadari akan

sarana-sarana /

penunjang / wujud serta cara-cara yang

perlu diusahakan

demi terwujudnya

nilai yang akan

dituju

3 3 6

8, 12, 25, 30,

34

3

4 Menyadari sikap /

sebelum melakukan

yang diperlukan

demi terwujudnya

nilai yang diharapkan

4 4 8

13, 17 26, 39

4, 9 31, 35

5 Menyadari tindakan

yang perlu dilakukan

demi terwujudnya

nilai yang menjadi tujuan

4 4 8

4, 14 27, 36,

40

5, 10, 18, 32,


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran 17 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Elsa Serafina Mayang Lakshita merupakan anak pertama

dari pasangan Drs. Agung Endratmoko dan Maria

Magdalena Siti Nuraheni, S.Pd. Lahir di Yogyakarta, 28

Januari 1991. Pendidikan awal di TK Kanisius Minggir

tahun 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di

SD N Sagan pada tahun 1997-2003. Dilanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama N 15 Yogyakarta tahun 2003-2006.

Tahun 2006-2009 melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Katolik

Sang Timur Yogyakarta. Tahun 2009 masuk ke Universitas Sanata Dharma,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah


Dokumen yang terkait

Analisis kesalahan penggunaan bahasa indonesia dalam soal UKK SD mata pelajaran bahasa indonesia tahun 2011/2012 Kabupaten Situbondo

6 212 210

Hubungan pemberian biasiswa terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas II SLTP Negeri se Kabupaten Bondowoso tahun ajaran 2000/2001

0 4 61

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu

0 10 161

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi

5 28 297

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48