Pembelajaran PKN dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air siswa kelas III SD N Adisucipto 2.
i
KELAS III SDN ADISUCIPTO 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh : YUSNIA NASTITI
091134084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(2)
(3)
(4)
iv Karya ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT, Guru yang Maha Agung dan Bijaksana 2. Almamater Universitas Sanata Dharma
3. Bapak dan Ibu yang telah sabar merawat dan membesarkanku. 4. Keluarga besar yang telah mendukung dengan doa dan tenaga 5. Pengajarku yang sabar membimbingku
6. Adik-adikku yang kusayangi
(5)
v
MOTTO
Lebih baik mengerjakan.meskipun tidak sempurna,dari pada tidak mengerjakan apapun
Bergembiralah!!!Janganlah pikirkan kegagalan hari ini, pikirkanlah kesuksesan yang akan datang esok. Sukses akan diraih jika engkau
gigih dan akan engkau temukan kegembiraan dalam menaklukkan berbagai rintangan (HELEN KELLER)
(6)
(7)
(8)
viii
Nastiti, Yusnia. 2013. Pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2 Yogyakarta, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penggunaan model kooperatif dengan teknik mencari pasangan ( make a match) pada mata pelajaran PKn materi bangga sebagai bangsa Indonesia terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2 tahun ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe non-equivalent control design.subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Adisucipto 2 (kelompok eksperimen) dan siswa kelas IIIA siswa SDN Adisucipto 1 (kelompok kontrol).Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest,dan diolah menggunakan program SPSS 20 For Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu : 1) uji homogenitas skor pretest,2) uji kenaikan skor pretest ke posttest,4) uji perbandingan skor posttest baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air.Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig (2 tailed) >0,05 yaitu 0,440 untuk kelompok kontrol dan harga Sig (2 tailed) <0,05 yaitu 0,000 untuk kelompok eksperimen.Sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima.Dengan kata lain.model kooperatif berpengaruh secara signifkan terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air. Kata Kunci : kooperatif,kesadaran,cinta tanah air,mata pelajaran Pkn
(9)
ix
awareness of the value of fatherland love on grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta :Sanata Dharma University
Keywords: cooperative, awareness, fatherland love, civics (PKn)
The purpose of this research is to identify the increasing use of cooperative model with make a match technique in the subject-study of PKn (civics) of the material on we Indonesians are proud of the awareness of students on the value of fatherland love in grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta, year of study 2012/2013.
Method used was experimental research with non-equivalent control design type. Subjects were grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta( experiment group) and IIIA students of Adisucipto 1 ( control group).Data collecting method used was pretest and posttest questions, and it was processed with SPSS 20 for Windows. Data processing was conducted in stages for two groups, those were: 1) homogeneity test for pretest scores, 2) test of pretestto posttestscore increase, 3) comparison test on posttest scores of control and experiment groups.
Results showed that cooperative model had significantly influenced on the awareness of students on the value of fatherland love. It was shown by the score of Sig (2 tailed) >0,05that of 0,440 for control group and the score of Sig(2 tailed) <0,05 that of 0,000 for experimental group. So Hnull was rejected and H1 was accepted. It meant that cooperative model had significantly influenced on the awareness of students particularly on the value of fatherland love.
(10)
x
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Pembelajaran PKn dengan model kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air pada siswa Kelas III di DIY, tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan tepat pada waktunya.Karena itu, pada kesempatan ini,dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., B.S.T., M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. E.Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D selaku Wakaprodi di PGSD
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai 5. E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku pembimbing II yang telah membimbing peneliti
dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan
6. Sri yani S.Pd selaku kepala sekolah SDN Adisucipto 2 yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di SDN Adisucipto 2
7. Sumarsih,A.Ma.,Pd selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar
8. Siswa kelas III SDN Adisucipto 2 dan siswa SDN Adisucipto 1 yang telah bekerjasama dalam penelitian ini sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
(11)
xi
11.Untuk kedua Adikku tercinta Upik dan Woro yang selalu mendukung dan memberikan motivasi.
12.Teman-teman satu kelompok payung Pkn ( Nila,Ima,Chatrin,Ita,Mayang,Vitalis,Desi,dan Putri) yang banyak memberikan masukan dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
13.Teman-teman PPL SDN Adisucipto 1 yang memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian di sekolah.
14.Terima kasih untuk teman-teman kost Ocha,Sulha,Windy,Putri,Vera,Ryan,Mery,dan Kiki terima kasih untuk motivasi dan bantuannya
Penulis sadar penuh bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan.Namun penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.
(12)
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO . ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DARTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
(13)
xiii
2.1.1.Teori-teori yang mendukung ... 6
2.1.1.1 Nilai…… ... 6
2.1.1.2 Pendidikan Nilai ... 11
2.1.1.3 Kesadaran ... 12
2.1.1.4 Cinta Tanah Air ... 13
2.1.1.5 Kesadaran Akan NilaiCinta TanahAir ... 14
2.1.2 PembelajaranTematik ... 15
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Tematik. ... 15
2.1.2.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik . ... 16
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif . ... 19
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif . .. 19
2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif . ... 19
2.1.3.3 Teknik mencari pasangan . ... 20
2.1.4 Mata Pelajaran PKn ... 27
2.1.4.1 Pengertian PKn ... 27
2.1.4.2 Tujuan PKn ... 27
2.1.4.3 Materi Ajar Kelas III ... 28
2.1.5 Hasil Penelitian yang relevan ... 29
2.1.6 Kerangka Berpikir ... 30
(14)
xiv
3.2 Waktu Penelitian ... 33
3.2.1 Tempat penelitian ... 33
3.2.2 Waktu Pengambilan Data ... 34
3.3 Populasi dan Sampel ... 35
3.4 Variabel Penelitian... 35
3.5 Definisi Operasional... 36
3.6 Instrumen Penelitian . ... 37
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas . ... 45
3.8 Teknik Pengumpulan Data . ... 60
3.9 Teknik Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 65
4.1.1 Peningkatan Kesadaran akan nilai cinta tanah air 65
4.2 Pembahasan . ... 77
4.3 Keterbatasan Penelitian. ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengaruh Perlakuan. ... 33
Tabel 2 Jadwal Penelitian ... 34
Tabel 3 Indikator Kuesioner ... 38
Tabel 4 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner . ... 39
Tabel 5 Sebaran Item Ujicoba Kuesioner ... 44
Tabel6 Kisi-kisi Pernyataan Validita suntuk Item SD. ... 46
Tabel 7 Hasil Uji Validitas . ... 48
Tabel 8 Hasil Item Valid ... 54
Tabel 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas . ... 59
Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas . ... 59
Tabel 11 Tabel Pengumpulan Data . ... 60
Tabel 12 Uji Normalitas . ... 67
Tabel 13 Uji Homogenita sSkor Pretest . ... 69
Tabel 14 Uji Kenaikan skor Pretest dan Postest . ... 70
Tabel 15 Skor Perbandingan kelompok control dan eksperimen. ... 72
Tabel 16 Uji Perbandingan skor Postest. ... 75
Tabel 17 Uji Normalitas Selisih skor . ... 76
(16)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Bagan Teknik Pembelajaran Mencari Pasangan . ... 24
Gambar2 Contoh Kartu Pasangan dan Domino .... 25
Gambar 3 Diagram Batang kenaikan skor Pretest dan Postest. ... 71
(17)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Jaring-jaring tema. ... 84
Lampiran 2.Silabus Pembelajaran . ... 86
Lampiran 3. RPP Kelompok Eksperimen . ... 95
Lampiran 4. LKS Kelompok Eksperimen . ... 118
Lampiran 5.Validitas Kuesioner . ... 127
Lampiran 6.Hasil Validitas Kuesioner . ... 132
Lampiran 7.Hasil Kuesioner Pretest dan Postest kelas Kontrol . ... 142
Lampiran 8.Hasil Kuesioner Pretest dan Postest kelas Eksperimen. ... 155
Lampiran 9.Hasil Analisis Data... 170
Lampiran 10.Gambar Media Penelitian . ... 178
Lampiran 11.Gambar Pengamatan Kelas Kontrol . ... 181
Lampiran 12.Gambar Penelitian Kelas Eksperimen . ... 184
Lampiran 13.Surat Ijin Penelitian . ... 189
Lampiran 14.Surat Keterangan Penelitian . ... 191
(18)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan. Dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan. Dalam pergaulan antara peserta didik dengan para pendidik yang dikembangkan terutama segi-segi afektif : nilai-nilai, sikap, minat, motivasi, disiplin diri, kebiasaan, dll. (Sukmadinata: 2007: 24). Untuk mewujudkan penanaman nilai dan pengembangan ilmu keterampilan dan etik moral diperlukan penanaman pendidikan nilai. Pendidikan Nilai menurut (Kaswardi,1993:3). Ialah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seserorang tidak hanya mau mengembangkan ilmu,keterampilan, teknologi,etik moral yang semuanya dapat disebut dengan pendidikan nilai.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran penting untuk diajarkan di seluruh tingkat pendidikan.Hal ini terbukti dari penerapan PKn di tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Adanya PKn disekolah diharapkan dapat menumbuhkankembangkan rasa bela Negara dan cinta tanah air dalam diri siswa. Pendidikan kewarganegaraan juga diharapkan dapat menjadi bekal bagi siswa untuk mempersiapkan diri berperan serta dalam bermasyarakat
(19)
2
dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab (Wahab,2011). Pada kenyataanya di sekolah yang peneliti temukan, pembelajaran PKn kurang disertai dengan penanaman nilai yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Pendidik belum mengikutsertakan pendidikan nilai,hanya sebatas penanaman konsep mengenai materi saja. Dan sampai saat ini masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran tradisional,yaitu dengan melakukan ceramah,dengan metode ini anak terbiasa pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Agar terciptanya pendidikan yang diharapkan, setiap siswa memiliki kesadaran. Kesadaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) kesadaran merupakan keadaan tahu, mengerti dan merasa,Widjaja (1984: 14) mengatakan bahwa
“Kesadaran merupakan sikap atau perilaku mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan ketentuan perundangan yang ada pula merupakan sikap/perilaku mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada dat istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut penelitian mencoba menerapkan pembelajaran pendidikan nilai dalam mata pelajaran PKn.Adapun dalam pembelajaran tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan teknik mencari pasangan (make a match). Dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan nilai-nilai cinta tanah air didalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapi tujuan dalam belajara (Sugiyanto,2010:37)
(20)
3
Penelitian ini dibatasi pada teknik mencari pasangan (make a match) untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tnah air pada siswa kelas III semester 2 SDN Adisucipto 2 Tahun Ajaran 2012/2013. Dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Adapun Standar Kompetensi yang digunakan 4.Memiliki kebanggaan sebagai anak bangsa Indonesia dan Kompetensi Dasar yang digunakan 4.2 Menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia.Untuk memahami kesadaran akan nilai cinta tanah air diukur dengan hasil Pretest dan posttest.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti merumuskan masalah dalam penelitian,antara lain:
1.2.1 Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kesadaran nilai cinta tanah air pada mata pelajaran Pkn siswa kelas III SDN Adisucipto 2 tahun ajaran 2012/2013?
1.2.2 Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif kesadaran nilai cinta tanah airnya ada perbedaan dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan metode ekspositoris?
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui cara penggunaan model kooperatif dengan teknik (make a match) untuk meningkatkan kesadaran cinta tanah air
(21)
4
pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2 yahun ajaran 2012/2013.
1.3.2 Mengetahui apakah kesadaran nilai cinta tanah air pada kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif ada perbedaan dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan metode ekspositoris.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi siswa :
Mendapatkan pengalaman dalam belajar pada mata pelajaran PKn dan dengan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan teknik mencari pasangan
1.4.2 Bagi Guru :
Memberikan wawasan mengenai model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan pada mata pelajaran PKn dan dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain
1.4.3 Bagi sekolah :
Menambah sumber bacaan dan referensi yang ada disekolah dan dapat meningkatkan wawasan mengenai model dan teknik pembelajaran
(22)
5 1.4.4 Bagi peneliti :
Memberikan pengalaman dan wawasan dalam hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran PKn serta memberikan pengetahuan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PKn.sehingga dapat digunakan bahan penelitian yang lebih baik.
(23)
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II landasan teori berisi kajian pustaka, kerangka berpikir,dan hipotesis. Kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan dan beberapa hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
Dalam teori-teori yang relevan ini dibahas teori nilai, teori kesadaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan, dan mata pelajaran PKn. Seluruhnya dibahas secara runtut sebagai berikut.
2.1.1.1 Nilai
Menurut Max Scheler dalam(dalam Wahana,2004:51) berpendapat bahwa nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan kualitas yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman indrawi terlebih dahulu. Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung,dan tidak berubah seiring dengan perubahan barang.
(24)
7
Nilai merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya.karena nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia (Wahana.2004:84)
Teori Nilai menurut Takdir (1986:3) nilai merupakan proses menyelidiki isi penilaian,yaitu proses-proses yang mendahului,mengiringkan,dan menentukan semua kelakuan manusia.karena itu teori nilai mengahadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya. Dibandingkan dengan kelakuan hewan yang menggunakan insting yang membuat hubungan antara hewan dan sekitarnya saling melengkapi, kemampuan manusia yang menggunakan akal budi berada dalam suasana kebebasan yang lebih besar. Kehidupan hewan dengan instingnya lebih tetap terikat pada sekitarnya, dalam hidup manusia selalu ada proses pengaruh-mempengaruhi yang dinamik antara akal budinya dengan lingkungan alamnya, lingkungan masyarakatnya dan lingkungan kebudayaanny.
2.1.1.1.1 Peranan Nilai dalam kehidupan Manusia
Menurut (Wahana,2004:70) peranan nilai dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting untuk pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya. Peranan nilai dalam kehidupan manusia sebagai berikut:
2.1.1.1.1.1Tanggapan Manusia Terhadap Nilai
1. Cara Manusia memahami nilai
Menurut Max Scheler (dalam Wahana,2004:70),berpendapat bahwa dalam perwujudan nilai tidak berada pada dirinya sendiri,melainkan
(25)
8
selalu tampak pada kita yang ada pada pembawa nilai,atau objek bernilai.pembawa nilai ini merupakan objek yang nyata,misalnya batu,kanvas,kertas,sikap,gerakan,yang dapat kita ketahui melalui indra.Manusia bukanlah penerima pasif impresi (kesan) dari barang sekitar kita.hubungan subjek-objek merupakan gerakan dinamis antara manusi dan barang yang mengahasilkan isi pengalaman praktisnya.dalam pandangan dunia kita yang bersifat alami,objek nyata tidak diberikan kepada kita sebagai barang atau benda murni,melainkan sebagai barang yang memiliki nilai.Max Scheler menekankan kembali aspek emosional manusia dan menguraikan fungsinya dalam proses pemahaman akan nilai dan tindakan moral.kita berhubungan dengan dunia terutama tidak melalui persepsi intelektual tetapi melalui perasaan terhadap nilai.Hubungan emosional kita mendahului kegiatan intelektual kita.
2. Saranan Manusia memahami Nilai
Kedekatan hubungan antara teori apriori emosional dengan teori nilai objektif.hati manusia merupakan suatu kesejahteraan yang tepat antara keteraturan hati yang bersifat apriori dengan susunan nilai yang bersifat hierarkis objektif.Istilah Ordo amoris memiliki dua pengertian dasar yaitu,normatif dan deskriptif dalam pengertian normatif ,ordo amoris menandakan susunan cinta yang benar secara objektif atau pasangan teratur dari hierarki nilai yang direfleksikan dalam hati manusia.Ordo amoris merupakan inti dari keteraturan dunia yang
(26)
9
diambilnya sebagai keteraturan ilahi.Demikian pula manusia,yang berdiri dalam keteraturan dunia ini,merupakan pelayan Allah yang paling bebas dan paling berharga,dan hanya dalam kapsitas ini manusia disebut sebagai tuan bagi ciptaan.
3. Sikap Manusia terhadap Nilai
Hierarki nilai memiliki kodrat yang objektif dan tak berubah,yang pada akhirnya bersumber/berdasar pada cinta abadi allah.Nilai harus dicintai dan diwujudkan dalam hidup manusia sesuai dengan tingkatan tinggi rendahnya,tingkatan yang lebih tinggi harus didahulukan daripada yang lebih rendah.Menurut Max Scheler cinta adalah suatu emosi yang menurut arti katanya adalah suatu gerakan yang membimbing kita keluar dari ke-egoan kita,serta mengatasi keterbatasan diri kita.Cinta bukanlah suatu keadaan perasaan yang statis,tetapi merupakan gerakan dinamis menuju nilai yang lebih tinggi serta pribadi-pribadi lainnya.Resentment adalah perasaan benci serta merendahan secara terus-menerus dan tak tersembuhkan yang berlangsung dalam diri individu dan kelompok.Perasaan Resentment berasal dari ketidakmampuan dalam diri subjek yang berperasaan jengkel tersebut disertai oleh perasaan menyembunyikan ketidakbernilaian dirinya dibandingkan orang lain.Iri hati merupakan suatu perasaan tidak mampu yang kita alami ketika orang lain memiliki suatu nilai yang kita dambakan.perasaan iri hati mengarah pada perasaan resentment,bila nilai yang didambakan tersebut tidak
(27)
10
dapat,sementara nilai tersebut justru terwujud dalam lingkungan tempat membandingkan diri dengan orang lain.
2.1.1.1.1.1.1 Peranan Nilai bagi Manusia
Nilai memiliki peranan sebagai daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia,seta mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-nilai yang ditemukannya dalam tindakan-tindakannya.(Wahana,2004:84)
1. Peranan Nilai bagi Tindakan Manusia
Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan merasakan yang terarah( Internasional) Isi nilai perasaan internasional tersebut telah tersedia terlebih dahulu sebelum adanya tindakan kesadaran lainnya.Nilai yang lebih tinggi tampak dalam cinta tanpa memperbandingkan dengan nilai-nilai lainnya.Dalam cinta,nilai yang lebih tinggi tersebut memamcar keluar untuk pertama kalinya.Nilai yang lebih tinggi tersebut tidak ada disana sebelum atau diluar gerakan cinta tersebut.Keterarahan atau orientasi cinta menuju pada perwujudan nila lebih tinggi yang belum teraktualisasikan secara konkret,orientasi iti sendiri adalah bernilai positif,yaitu orientasi yang etrarah untuk mengatasi tingkat nilai yang lebih rendah.
2. Peranan Nilai bagi pembentukan diri Manusia
Dalam memahami manusia sebagai person,akan tampak bahwa nilai-nilai yang terwujud dalam tindakan manusia menjadi dasar dan arah bagi pembentukan dirinya.Manusia sebagai makhluk hidup,memiliki
(28)
11
dalam diri keseluruhan kenyataan keberadaan psikis dari makhluk yang lebih rendah.sebagai suatu ada dalam lingkup ini,manusia dapt dipelajari dengan metode psikologi eksperimental.keseluruhan komplek kehidupan psikis ini berpusat dalam diri manusi sebagai
“aku” kegiatan “aku” dinamakan fungsi seperti
melihat,mencicipi,merasakan secara badani. Fungsi berhubungan dengan lingkungan tubuh.lingkungan kehidupan ini dengan demkian menguasai subjek yang terwujud.Aku memiliki sifat sebagai yang dapat menjadi objek pengetahuan atau objek tindakan refleksif.dengan demikian,kita memahami bahwa manusia sebagai person berkembang dan berubah terus-menerus didalam dan melalui tindakan-tindakannya.segala tindakan akan terarah untuk merespon nilai yang ditemukan dan dirasakannya,yang mengandung suatu keharusan untuk mewujudkannya(terhadap nilai positif).serta untuk menghilangka atau menghapuskannya(terhadap nilai negatif),Ini berarti bahwa nilai memiliki peran mengarahkan dan memberi daya tarik pada manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
3. Tipe-tipe Person Benilai sebagai Model Pembentukan Manusia
Ada 5 nilai person , yaitu (1) nilai kesenangan artis , (2) nilai kegunaan pemimpin, (3) nilai kehidupan pahlawan, (4) nilai spiritual jenius, dan (6) nilai kekudusan santo.
(29)
12
2.1.1.2 Pendidikan Nilai
Menurut Sastrapratedja dalam (Kaswardi,2000:3) Pendidikan Nilai ialah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang.pendidikan tidak hanya mau mengembangkan ilmu,keterampilan,teknologi,etik moral yang semuanya dapat disebut dengan pendidikan nilai.
Dalam pengertian yang sama,menurut Mardiatmadja (dalam Mulyana,2004:119) mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai sera menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidupnya.Pendidikan nilai tidak tampak hanya merupakan program khusus yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran,akan tetapi mencakup keseluruhan program pendidikan.sasaran yang dituju dalam pendidikan nilai adalah penanaman nilai-nilai luhur ke dalam diri peserta didik.
salah satu tugas dari pendidikan nilai menurut Andre Benoit dalam (Kaswardi,1993:101) pendidikan nilai bertugas untuk membuat orang sadar bahwa nilai sebagai pedoman dalam bertindak yang bersifat mendua.kendati ada masalah pendidik harus berusaha sebagai mungkin mengarahkan,menjelaskan nilai-nilai membuktikan hubungan macam nilai,menganalisis arti dari situasi konkrit dan bagian-bagian dari situasi konkrit itu dalam konteks sosial yang lebih luas.
Jadi kesimpulannya pendidikan nilai merupakan pengembangan pada peserta didik atau dalam diri untuk menyadarkan akan nilai sebagai
(30)
13
pedoman dalam bertindak dan untuk penanaman nilai-nilai luhur terhadap diri peserta didik.
2.1.1.3 Kesadaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) kesadaran mempunyai arti (1) keinsafan; keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; (2) hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang.
Sadar diartikan merasa, tahu, ingat kepada keadaan yang sebenarnya, atau ingat (tahu) akan keadaan dirinya. Kesadaran diartikan keadaan tahu, mengerti
dan merasa. Widjaja (1984: 14) mengatakan bahwa “Kesadaran merupakan
sikap/perilaku mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan ketentuan perundangan yang ada pula merupakan sikap/perilaku mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada adat istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat.
Menurut (Semium,2006:59) kesadaran merupakan satu-satunya tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesadaran merupakan sikap sadar dan ingat pada keadaan yang sebenarnya yang secara langsung tersedia bagi kita.
2.1.1.4 Cinta Tanah Air
Cinta tanah air atau nasionalisme adalah manifesti kesadaran bernegara atau semangat bernegara (Slametmuljana, 1968:7).
Dalam (Sartono,1993:16) Ideologi nasionalisme memuat beberapa prinsip, diantaranya (1) kesatuan (unity), (2) kebebasan (liberty), (3) kesamaan
(31)
14
(equality), (4) kepribadian (individuality), dan (5) prestasi (performance). Selama pergerakan nasional kelima prinsip itu menjadi tujuan perjuangan.untuk memantapkan martabat serta harga diri bangsa.
Dalam (Slametmuljana, 1968:10) mengatakan sesungguhnya justru di negara yang merdeka saja nasionalisme dapat berkembang secara leluasa menurut kemampuan dan kemauan para warga negara sendiri tanpa mengalami tekanan dari pihak lain.
Mengingat keadaan di Indonesia dengan pluralismenya maka untuk mewujudkan prinsip pertama diperlukan dukungan ideologi Pancasila yang mempunyai potensi mentransedensi pluralitas etnisitas, religiositas, linguistik dan lain sebagainya (Sartono, 1993:24)
2.1.1.5 Kesadaran akan Nilai Cinta Tanah Air
Menurut (Sartono, 1993:17) kesadaran nasional yaitu kesadaran yang menempatkan pengalaman, perilaku, serta tindakan individu dalam kerangka nasional.
Dalam (Sartono, 1993:14) fungsi pendidikan kewarganegaraan sangatlah fundamental dalam rangka nation building. Hal tersebut merupakan proses sosialisasi yang membudayakan nilai-nilai nasionalisme beserta kebudayaan dan identitas nasionalnya, sehingga melembagalah etos bangsa dalam kepribadian individual serta kehidupan kolektif para warga negara.
(32)
15
Kesadaran akan nilai berarti kesadaran akan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai, antara lain: (1) menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, (2) menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi kualitas untuk mewujudkannya, (3) menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang dituju, (4) menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, dan (5) menyadari tindakan yang pelu silakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuannya (Wahana,2013).
2.1.2 Pembelajaran Tematik
2.1.2.1Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu.Pembelajaran Tematik merupakan model pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis dari model pembelajaran Terpadu .istilah Pembelajaran Tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalamn bermakna kepada siswa (Depdiknas dalam Trianto,2011: 147).
Pembelajaran Tematik (Yunanto,2004:4) adalah pendekatan belajar yang memberi ruang kepada anak untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar.Selanjutnya,menurut (Kunandar,2007:311) tematik adalah alat atau wadah untuk mengedapankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Pembelajaran Tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik.Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk
(33)
16
mengintegrasikan pengetahuan ,kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.Dikatakan bermakana karena dalam pembelajaran tematik,peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Pembelajaran tematik ,sebagai model pembelajaran memiliki arti penting didalam membangun kompetensi peserta didik,antara lain:
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa didalam proses belajar secara aktif dalm proses pembelajaran.sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (Learning by doing).oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa(Trianto,2011: 156)
2.1.2.2Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Depdiknas,dalam Pembelajaran Tematik terdapat beberapa karakteristik pembelajaran tematik adalah (Trianto,2009:92).
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa,hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
(34)
17
sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu,memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Dengan adanya pengalaman langsung siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran tematik diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.dengan demikan,siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut
e. Bersifat fleksibel
Guru hanya mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,bahkan mengaitkan dengan kehidupan nyata yangada dalam kehidupan sehari-hari
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan peserta didik mampu menyerap pengetahuannya dengan baik.
Menurut (Kunandar,2007:315),pembelajaran tematik mempunyai beberapa kelebihan yakni:
(35)
18
a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik
b. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik
c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna d. Mengembangkan keterampilan berfikir peserta disesuaikan dengan
persoalan yang dihadapi
e. Menumbuhkan keterampilan sosila melalui kerja sama
f. Memiliki sikap toleransi,komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain
g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Kelemahan dari pembelajaran Tematik menurut ( Kusnandar, 2007 : 315), pembelajaran tematik mempunyai beberapa kelemahan yakni :
a. Aspek pendidik
Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas.pendidik dituntut untuk mencari banyak informasi dari berbagai hal tentang pengetahuan tersebut.jika pendidik tidak memiliki hal tersebut maka pembelajaran tematik sulit terwujud
b. Aspek peserta didik
Peserta didik dituntut adanya kemampuan akademik maupun kreatifitasnya,hal ini diperlukan karena dalam pembelajaran tematik diperlukan kemampuan menguraikan.
(36)
19
c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,mungkin juga fasilitas internet.Semua ini akan menunjang,memperkaya,dan mempermudah pengembangan wawasan.Bila sarana ini tidak terpenuhi,maka penerapannya pembelajaran ini akan terhambat.
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajar kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan (Kunandar,2007:359). Menurut Anita Lie pada bukunya yang berjudul “Cooperative Learning” mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif learning adalah cara belajar-mengajar bebasiskan Peace-education.
Model pembelajaran koopertif dapat juga diartikan sebagai model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik(academic skill),sekaligus keterampilan sosila ( social skill ) termasuk interpersonal skill (Yatim Riyanto,2008:271). Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning ) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
(37)
20
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.(Sugiyanto,2009 : 37)
2.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie (dalam Sugiyanto.2009 : 37) ada 4 unsur ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Yaitu :
1. Saling ketergantungan Positif
Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan salaing ketergantungan posotif.
2. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka pada siswa akan mendorong siswa agar bisa saling bertatap muka dan berdialog didalam kelompok.
3. Akuntabilitas individual
Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial seperti tenggang rasa,sikap sopan tehadap teman,mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,berani mempertahankan pikiran logis,tidak mendominasi orang lain,mandiri,dan berbagai sifat lain bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (Interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.
(38)
21
Dalam model pembelajaran kooperatif, terbagi atas beberapa teknik pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan beberapai teknik dalam pembelajaran kooperatif.
2.1.3.3Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe mencari Pasangan (make a match)
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Match) dikembangkan oleh Larana Curran (1994).salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan.teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Sugiyanto,2010:37)
1. Langkah-langkah teknik pembelajaran mencari pasangan (Make a Match) a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topic yang
mungkin cocok untuk sesi reviu(persiapan menjelang tes atau ujian) b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.misalnya ,pemegang kartu yang bertuliskan lima kan berpasangan dengan kartu Peru.atau pemegang kartu yang berisi nama Kofil Annan akan berpasangan karu Sekretaris Jenderal PBB.
d. Siswa bia juga bergabung dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.
e. Setiap pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama
(39)
22 f. Presentasi hasil kelompok
Adapun langkah- langkah dalam model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan menurut (Sugiyanto, 2009:49) antara lain:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik sesuai dengan materi. Kartu terdiri dari dua jenis, yaitu kartu soal dan kartu jawaban. Kartu soal dan kartu jawaban saling berkaitan.
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
d. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.
e. Setiap pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama.
f. Presentasi hasil kelompok atau kuis.
Menurut Suprijono (2011: 94) langkah-langkah make a match yaitu: a. Guru membagi komunitas kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama
merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan, kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu berisi jawaban-jawaban, dan kelompok ketiga adalah kelompok penilai.
b. Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan
c. Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun
(40)
23
kelompok keduasaling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan-pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok.
d. Beri kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban.
e. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok penilai kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok, dan
f. Setelah penilaian dilakukan, aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penilai.
Secara teknis gambaran pembelajaran yang dimodifikasi dari skripsi Tarmadi. A. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari pasangan Dalam Mata Pelajaran IPA Semester 1 Pada siswa Kelas VI A SDN Ngablak 2 Tahun Pelajaran 2010/2011.Yogyakarta : Skripsi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma (Tidak dipublikasikan) dengan teknik mencari pasangan dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :
(41)
24
Gambar 1.Bagan teknik pembelajaran mencari pasangan.
Guru Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Guru Menjelaskan gambaran Pembelajaran yang akan Dilaksanakan
Guru Menjelaskan Prosedur / Teknis mencari Pasangan
Guru Menyiapkan dan membagikan Kartu Mencari Pasangan Siswa Mengambil Kartu Pasangan Siswa Mencari Pasangan Siswa Berdiskusi dengan pasangan untuk dipresentasikan Guru Menunjuk Pasangan yang benar
untuk Presentasi Siswa Mempresentasikan hasil diskusi Guru Memberi Kesempatan Bertanya dan Menanggapi Kelompok lain atau
grup lain menanggapi Kelompok Presentasi
Memberi Tanggapan Balik
Guru dan Siswa Memberi Kesimpulan
(42)
25
CONTOH KARTU PASANGAN TUNGGAL
CONTOH KARTU PASANGAN DOMINO
bulu pada sayap, bulu pada ekor, bulu pada leher, dan arah kepala pada burung garuda,
17 helai pada masing-masing sayap melambangkan tanggal 17
8 helai bulu pada ekor melambangkan bulan 8
45 helai bulu di leher melambangkan tahun 1945
Arah kepala ke kanan melambangkan
hal-Symbol semboyan
MAKNA DARI BULU
PADA SAYAP
(43)
26
Gambar 2.Contoh kartu dalam pembelajaran dengan teknik mencari pasangan.
Bhineka
tunggal ika
(44)
27
2.1.4 Mata Pelajaran PKn
2.1.4.1 Pengertian PKn sebagai pendidikan nilai
Dalam kamus kamus besar bahasa Indonesia (2008),pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang membina para pelajar agar menjadi warga negara yang baik.Sehingga mampu hidup bersama-sama dalam masyarakat baik sebagai anggota keluarga,masyarakat,maupun sebagai warga negara.
Pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara baik yang empirik maupun yang nonempirik,yang meliputi wawasan,sikap dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan Negara.sebagai objek formalnya mencakup dua segi,yaitu segi hubungan antara warga Negara.(Kaelan,2007 : 4)
2.1.4.2Tujuan PKn
Bahasan Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warganegara dan Negara,serta pendidikan pendahuluan bela Negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa.Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersedikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila(Kaelan.2007: 3)
Secara khusus tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah: 1) mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk membela Negara dan memiliki pola pikir,pola sikap,dan perilaku untu cinta tanah air Indonesia,2) Menumbuhkan kembangkan wawasan kebangsaan,kesadaran
(45)
28
berbangsa dan bernegara pada peserta didik,sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional.3) Peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional,serta 4) Peserta didik mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat,berbangsa.dan bernegara (Wahab,1997:23)
Tujuan PKn berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No.43/DIKTI/Kep-2006,yang termuat dalam Kaelan (2007:2) Tujuan pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan dalam visi,misi dan kompetensi sebagai berikut.
1. Visi
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi,guna memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
2. Misi
Pendidikan Kewarganegaraan untuk membantu memantapkan kepribadiannya,agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila,rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
2.1.4.3 Materi Ajar Kelas III
Materi ajar kelas III yang diteliti yaitu pada Standar Kompetensi 4.
(46)
29
diteliti 4.2 “menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia” (Depdikbud,
2007).
Berikut ini akan di uraikan materi pelajaran kelas III Sekolah Dasar tersebut tentang cinta tanah air.dalam buku paket kelas III bangsa Indonesia memiliki ciri khas bangsa Indonesia diantaranya,tarian daerah,rumah adat,pakaian adat,alat musik tradisional,makanan tradisional dan memiliki keanekaragaman suku budaya dan adat istiadat.kemudian ciri khas bangsa Indonesia yang kedua yaitu,kekayaan alam yang banyak dimanfaatkan oleh manusia dan perlu dilestarikan baik kekayaan alam daratan maupun lautan.kemudian yang terakhir ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sikap keramahtamahan dan sikap kegotong royongan bangsa Indonesia. Dengan berbagai ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, kita sebagai anak Indonesia harus bangga terhadap bangsa kita sendiri. Kebanggaan terhadap bangsa Indonesia dapat kita lakukan dengan menggunakan produk buatan dalam negeri dan mewujudkan usaha-usaha dalam membangun bangsa Indonesia.
2.1.5 Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan
1) Tarmadi (2011) meneliti peningkatan prestasi belajar menggunakan mpdel pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas V SDN Ngablak 2 yang berjumlah 18 siswa. Nilai rata-rata test siswa pada siklus I setelah menggunakan pembelajaran kooperatif
(47)
30
teknik mencari pasangan mencapai 65,56 dan meningkat pada siklus II yaitu mencapai 71,01.
2) Reni (2011) meneliti peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan dalam mata pelajaran PKn menacapai 67 % pada siklus I dan meningkat menjadi 79% pada siklus II
2.1.6 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa sekolah dasar kelas III sebagai subyek penelitian.permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengenai kesadaran akan nilai cinta tanah air.kurangnya sikap sadar dari siswa terhadap tanah air.hal tersebut terlihat saat kegiatan upacara bendera berlangsung.Hal ini nampak ketika upacara bendera berlangsung,kurang adanya sikap hormat dan khidmat dari siswa.dan saat peneliti melakukan wawancara terhadap siswa,siswa lebih banyak menyukai kebuadayaan dari Negara lain dan siswa lebih suka memkonsumsi makanan modern.keadaan seperti ini yang menunjukkan nilai sadar akan cinta tanah air masih sangat kurang.melihat hal ini diperlukan usaha untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai cinta tnah air melalui kegiatan pembelajaran.usaha untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air,dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif dengan teknik mencari pasangan atau (make a match) dengan menggunakan kartu tunggal dan kartu domino pada mata pelajaran PKn pada materi bangga menjadi anak Indonesia dikelas III SDN Adisucipto 2.kondisi seperti ini dikarenakan dengan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan atau
(48)
31
make a match dengan menggunakan kartu tunggal dan kartu domino dapat meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III.
2.1.7 Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
2.1.5 Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan kesadaran nilai cinta tanah air terhadap siswa kelas III SDN Adisucipto 2 Tahun ajran 2012/2013.
2.1.6 Ada perbedaan atau lebih tinggi kelompok eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik make a match akan kesadaran nilai cinta tanah air.Tidak ada perbedaan atau lebih rendah kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
(49)
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, varisbel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental jenis quasi experimental design (Sugiyono, 2010: 114) dengan tipe non-equivalent control group design) (Sugiyono, 2010: 116), karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak secara random. Setelah kedua kelompok diperoleh, kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok pertama (kelas eksperimen/ kelas IIIB diberi perlakuan atau treatment yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan teknik mencari pasangan atau make a match. Kelompok kedua (kelas kontrol/ kelas IIIA) tidak diberi perlakuan dengan menggunakan teknik mencari pasangan atau make a match Setelah diberikan perlakuan, dilakukan posttest pada masing-masing kelompok. Posttest untuk mengetahui pengaruh perlakuan atau treatment yang
(50)
33
telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan yang diperoleh dihitung dengan cara : (O2-O1)-(O4-O3).
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan
Keterangan : O1 = hasil observasi pretest kelompok eksperimen
O2 = hasil observasi posttest kelompok eksperimen
O3 = hasil observasi pretest kelompok kontrol
O4 = hasil observasi posttest kelompok kontrol
X = perlakuan atau treatment penerapan teknik mencari pasangan atau meke a match
3.2 Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD N Adisucipto 2 Yogyakarta yang beralamatkan dikomplek Lanud Adisucipto Jalan Janti Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta.
O1 X O2
(51)
34
3.2.2 Waktu Pengambilan Data
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Maret – April 2013 dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 2 : Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agts. Sep. Okt.
1. Pemilihan judul
2.
Penyusunan proposal
3.
Penyusunan kuesioner dan perangkat pembelajaran
4.
Validasi kuesioner
5.
Pengumpulan data penelitian
6. Analisis data
7. Ujian
8. Revisi
9.
Penulisan artikel.
(52)
35
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:117) yang dimaksud dengan populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Dalam penelitian ini populasi nya yaitu siswa kelas III di DIY dan sampel yang digunakan yaitu, kelas IIIA SDN Adisucipto I Yogyakarta yang beralamat di jalan Janti Maguwoharjo Depok Sleman DIY (Komplek TNI AU). Kelas IIIA sebagai kelompok kontrol terdiri dari 24 siswa, sedangkan kelas IIIB yang berada di SDN Adisucipto 2 sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 21 siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan oleh peneliti sendiri. Pemilihan populasi dan sampel tersebut karena disesuaikan dengan berdasarkan tempat PPL ( Program Pengalaman Lapangan ) yang dilaksanakan oleh peneliti di SD tersebut.
3.4Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010:60).Variabel yang
(53)
36
Akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel Independent dan variabel dependen. Variabel Independen : merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen : merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,karena adanya variabel bebas.
Gambar 4 : Bagan Variabel Independen dan Dependen
3.5 Definisi Operasional
Pada penelitian ini, peneliti membatasi penggunaan istilah-istilah yang berkaitan dengan materi penelitian, yaitu:
1. Kesadaran adalah sikap sadar dan ingat akan keadaan yang sebenarnya dan sikap atau perbuatan yang mampu membedakan mana yang baik dan buruk kemudian mampu untuk merefleksikannya
2. Nilai adalah kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya.
3. Cinta tanah air adalah kesadaran bernegara atau semangat bernegara
Model pembelajaran kooperatif ( variabel
Independen)
Kesadaran akan nilai cinta tanah air ( variabel dependen)
(54)
37
4. Model Pembelajaran Kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
5. Teknik (make a match) merupakan salah satu teknik pembelajaran yang ada dalam pembelajaran kooperatif. Keunggulan dari teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian (Sugiyono, 2010: 148). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kesadaran akan nilai cinta tanah air. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi deperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab ( Sugiyono, 2010:199). Begitu pula Sukardi (2003:76), kuesioner atau yang disebut dengan angket terdapat bermacam-macam pernyataan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Kuesioner digunakan untuk keterangan dari sampel atau sumber yang beraneka ragam lokasinya. Mulai dari tingkat lokal, nasional, bahkan internasional. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang menghendaki jawaban pendek, atau jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu (Faisal, 1982:178). Kuesioner ini terdiri atas lima indikator yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa pernyataan. Indikator diambil dari (Wahana : 2013) yang
(55)
38
merupakan indikator kesadaran akan nila. Berikut lima indikator yang digunakan oleh peneliti sebagai pedoman kuesioner.
Tabel 3. Indikator kuesioner
No Indikator
1 Menyadai akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan
2 Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya
3 Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai
yang akan dituju
4 Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan
5 Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan
Dari kelima indikator tersebut, kemudian dirinci ke dalam beberapa pernyataan yang disusun oleh peneliti bersama dengan peneliti lain yang melakukan penelitian payung dengan dibimbing oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil dari buku-buku PKn SD Kelas 3 dengan materi Bangga Sebagai Bangsa Indonesia. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan ke dalam 77 deskriptor. Deskriptor-deskriptor ini terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable.
Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ( Sugiyono, 2010:134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Terdapat empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”,
(56)
39
“Tidak Setuju (TS)”, “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Berikut ini skor untuk
pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable:
1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 4
b. Setuju (S) : skor 3 c. Tidak Setuju (TS) : skor 2 d. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 1
b. Setuju (S) : skor 2 c. Tidak Setuju (TS) : skor 3 d. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 4
Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Tabel 4. Kisi- kisi Pernyataan Kuesioner
1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya gemar membaca majalah yang
berhubungan dengan pelajaran
Saya kurang gemar membaca majalah yang
berhubungan dengan pelajaran
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
2 Untuk menambah wawasan pengetahuan, saya
membeli buku
Internet membuat saya malas untuk membeli
(57)
40
3 Saya menyadari bahwa upacara merupakan
wujud penghargaan kepada pahlawan
Saya malas mengikuti upacara.
4 Saya bersikap jujur Saya tidak peduli ketika baju batik ditiru oleh
negara lain
5 Saya menanam pohon di lungkungan rumah Ada orang yang menebang pohon sembarangan
6 Saya senang merawat binatang Ada pemburu yang menangkap binatang langka
untuk diperjualbelikan
7 Saya menangkap ikan dengan menggunakan
jaring.
Ada orang yang mau menangkap ikan dengan
menggunakan bom ikan.
8 Saya terharu menonton berita tentang
pembunuhan binatang langka
Ada pemburu yang menangkap gajah untuk
diambil gadingnya
9 Menjaga habitat ikan hias Ada orang yang merusak terumbu karang di laut
10 Saya menangkap ikan hias untuk dipelihara Menangkap ikan hias untuk dijual
11 Saya suka budaya daerah lain Saya kurang suka budaya daerah lain
12 Segala makanan dari negara asing tidak
menyehatkan
Saya gemar makan makanan dari negara lain
2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya sangat bersemangat untuk mengikuti
upacara
Saya kurang tertarik untuk mengikuti upacara
(58)
41
3 Menghibur teman yang sedih Saya tidak akan peduli jika ada teman yang
sedih
4 Saya memahami gaya bicara teman-teman
sesuai dengan ciri khasnya
Saya kurang suka dengan cara bicara teman dari
daerah lain
3. Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju.
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya membeli majalah yang mendukung
pelajaran di sekolah
Saya membaca majalah yang tidak ada
kaitannya dengan pelajaran
2 Saya menyanyikan lagu Indonesia Raya Saya suka menyanyikan lagu pop daripada lagu
kebangsaan
3 Menghormati bendera merah putih Saya merasa lelah jika mengikuti upacara
4 Hafal pancasila Jika upacara berlangsung, saya tidak mengikuti
pembacaan sila-sila pancasila
5 Berpakaian dengan rapi dan sopan Saya memakai pakaian seragam tidak sesuai
dengan peraturan sekolah
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
6 Mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar Lebih baik menonton film kartun kesukaan
saya, daripada mengikuti kerja bakti di
(59)
42
4. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya mengikuti upacara dengan khidmat
Saat mengikuti upacara, saya selalu berbicara dengan teman
2 Saya suka makan makanan tradisional Saya malu membawa bekal makanan tradisional ke sekolah
3 Saya menghargai semboyan bangsa Indonesia
Saya tidak mengetahui semboyan bangsa Indonesia
4 Bersikap ramah kepada setiap orang Kurang peduli dengan orang lain 5 Saya selalu menghormati orangtua Tidak menuruti nasihat orangtua
6 Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Mencorat-coret dinding sekolah
7 Kita wajib melestarikan kebudayaan daerah
Saya menyukai seni pertunjukkan modern (teater, band, dll)
8 Saya bersedia apabila dipilih menjadi petugas upacara
Saya akan menolak jika dipilih menjadi petugas upacara
(60)
43
5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan
No Pernyataan favorable Pernyataan unfavorable
1 Saya mematuhi peraturan sekolah Saat pelajaran berlangsung, saya membolos dan
main play station
2 Jika ada jam kosong, saya membaca buku di
perpustakaan
Saya akan bermain, jika ada jam kosong di
sekolah
3 Saya bertanggung jawab dengan tugas saya Menyontek PR dari teman
4 Saya dengan bangga memakai sepatu buatan
Indonesia
Saya tidak bangga memakai sepatu buatan
Indonesia
5 Menerima tamu dengan ramah dan santun Saya kurang ramah dengan tamu.
6 Menolong orang yang sedang kesusahan Saya akan menolong dengan mengharapkan
imbalan
7 Setiap sore saya suka menyirami tanaman Saya merusak tanaman di lingkungan rumah
8 Memberi selamat pada teman yang berbeda
agama dan suku bangsa
-
(61)
44
Berdasarkan kisi-kisi penyusunan kuesioner kesadaran akan nilai cinta tanah air di atas, maka disusun sebaran item kuesioner sebagai berikut:
Tabel 5. Sebaran Item Uji Coba Kuesioner Kesadaran akan Cinta Tanah Air.
No. Indikator
Pernyataan favourable Pernyataan unfavourable Jumlah pernyataan favourable Jumlah pernyataan unfavourable TTotal
1 Menyadari akan
adanya nilai
sebagai kualitas
yang perlu
diusahakan. 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10,11 40,41,42,43,44,4 5,46,47,48,49,50 ,51,52
11 13 24
2 Menyadari akan
peranan nilai
yang menjadi
daya tarik
manusia untuk
mewujudkannya
.
12,13,14,15 53,54,55,56 4 4 8
3 Menyadari akan
sarana-sarana
serta cara-cara
yang perlu
diusahakan demi
terwujudnya
nilai yang akan
dituju.
16,17,18,19,20,
21
57,58,59,60,61,6
2
(62)
45
4 Menyadari sikap
yang diperlukan
demi
terwujudnya
nilai yang
diharapkan.
22,23,24,25,26,
27,28,29
63,64,65,66,67,6
8,69,70
8 8 16
5 Menyadari
tindakan yang
perlu dilakukan
demi
terwujudnya
nilai yang
menjadi tujuan.
30,31,32,33,34,
35,36,37,38,39
71,72,73,74,75,7
6,77
10 7 17
3.7Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Masidjo (2006:242) validitas suatu tes adalah taraf untuk mengukur sampai di mana suatu tes dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168). Apabila peneliti ingin mengukur tingkat kesadaran nilai cinta tanah air siswa sekolah dasar, maka instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat kesadaran nilai siswa, haruslah dapat mengukur kedasaran nilai siswa sekolah dasar tersebut. Sehingga barulah instrumen tersebut dapat dikatakan valid.
(63)
46
Penyusunan butir-butir pernyataan atau item didasarkan pada bangunan pengertian (construct). Hal itu nampak pada indikator yang ada. Dari lima indikator mengenai kesadaran nilai cinta tanah air, dibuat 77 pernyataan yang terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable.
Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas isi. Menurut Sugiyono (2010:177) untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumrn dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya akan dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Sedangkan untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program SPSS 20 , dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 6. Kisi- kisi Pernyataan Kuesioner untuk Mencari Validitas Item SD
No. Indikator
Jumlah pernyataan favourable Jumlah pernyataan unfavourable Jumlah Keterangan
Valid Tidak Valid
1 Menyadari
akan adanya
nilai sebagai
kualitas yang
perlu
diusahakan.
11 13 24 1,5,9,40,
43,44,
50,51,52
2,3,4,6,7,8,
10,11,41,42,45
,46,47,48, 49
2 Menyadari
akan peranan
4 4 8 12,13,14, 15,
53,54,55
(64)
47
nilai yang
menjadi daya
tarik manusia
untuk
mewujudkann
ya.
3 Menyadari
akan
sarana-sarana serta
cara-cara
yang perlu
diusahakan
demi
terwujudnya
nilai yang
akan dituju.
6 6 12 17,18,21,
59,60,62
16,19,20,57,58
,61
4 Menyadari
sikap yang
diperlukan
demi
terwujudnya
nilai yang
diharapkan.
8 8 16 24,25,26,
27,29,
65,66,67
,68,70
22,23,28,63,64
,69
5 Menyadari
tindakan yang
perlu
dilakukan
10 7 17 30,31,32,
35,36,37,
38,71,73,
74,75,77
(65)
48
demi
terwujudnya
nilai yang
menjadi
tujuan.
Jumlah 39 38 77 44 33
Untuk mempermudah perhitungan valditas isi,peneliti menggunakan program SPSS 20,dengan kriteria suatu instrumen dikatakan valid jika harga probabilitas yang terungkap dalam Sig.(2-tailed) dibawah 0,05 (p <,05).Pengujian validitas tidak hanya tiap variabel melainkan rincian tiap aspek,hasil paengujian itu diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 7 :Hasil Uji Validitas
No Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
Keputusan
1 Saya gemar membaca majalah yang
berhubungan dengan pelajaran
0,721** 0,000 Valid
2 Untuk menambah wawasan
pengetahuan, saya membeli buku
0,379 0,082 Tidak Valid
3 Saya menyadari bahwa upacara
merupakan wujud penghargaan kepada
pahlawan
0,259 0,245 Tidak Valid
4 Saya bersikap jujur 0,180 0,422 Tidak Valid
(66)
49
rumah
6 Saya senang merawat binatang 0,305 0,168 Tidak Valid
7 Saya menangkap ikan dengan
menggunakan jaring
-0,144 0,522 Tidak Valid
8 Saya terharu menonton berita tentang
pembunuhan binatang langka
0,003 0,991 Tidak Valid
9 Menjaga habitat ikan hias 0,560** 0,000 Valid
10 Saya menangkap ikan hias untuk
dipelihara
-0,331 0,133 Tidak Valid
11 Segala makanan dari negara asing tidak
menyehatkan
0,003 0,990 Tidak Valid
12 Saya sangat bersemangat untuk
mengikuti upacara
0,677 ** 0,001 Valid
13 Merawat bunga di taman sekolah 0,693** 0,000 Valid
14 Menghibur teman yang sedih 0,594** 0,004 Valid
15 Saya memahami gaya bicara
teman-teman sesuai dengan ciri khasnya
0,504* 0,017 Valid
16 Saya membeli majalah yang mendukung
pelajaran di sekolah
0,263 0,236 Tidak Valid
17 Saya menyanyikan lagu Indonesia Raya 0,736** 0,000 Valid
18 Menghormati bendera merah putih 0,710** 0,000 Valid
19 Hafal pancasila 0,237 0,288 Tidak Valid
20 Berpakaian dengan rapi dan sopan 0,217 0,333 Tidak Valid
21 Mengikuti kerja bakti di lingkungan
sekitar
0,670** 0,001 Valid
22 Saya mengikuti upacara dengan khidmat 0,409 0,059 Tidak Valid
(67)
50
24 Saya menghargai semboyan bangsa
Indonesia
0,677** 0,001 Valid
25 Bersikap ramah kepada setiap orang 0,729** 0,000 Valid
26 Saya selalu menghormati orang tua 0,544** 0,009 Valid
27 Menjaga kebersihan lingkungan sekolah 0,454** 0,034 Valid
28 Kita wajib melestarikan kebudayaan
daerah
0,413 0,056 Tidak Valid
29 Saya bersedia apabila dipilih menjadi
petugas upacara
0,562** 0,007 Valid
30 Saya mematuhi peraturan sekolah 0,599** 0,003 Valid
31 Jika ada jam kosong, saya membaca
buku di perpustakaan
0,512 0,015 Tidak Valid
32 Saya bertanggung jawab dengan tugas
saya
0,506* 0,016 Valid
33 Saya dengan bangga memakai sepatu
buatan Indonesia
0,204 0,363 Tidak Valid
34 Menerima tamu dengan ramah dan
santun
0,232 0,299 Tidak Valid
35 Menolong orang yang sedang kesusahan 0,493* 0,020 Valid
36 Setiap sore saya suka menyirami
tanaman
0,603** 0,003 Valid
37 Memberi selamat pada teman yang
berhasil dalam lomba olimpiade
matematika
0,744** 0,000 Valid
38 Saya bersahabat dengan teman yang
berbeda agama dan suku bangsa
0,606** 0,003 Valid
(68)
51
40 Saya kurang gemar membaca majalah
yang berhubungan dengan pelajaran
0,520** 0,013 Valid
41 Internet membuat saya malas untuk
membeli buku
0,312 0,158 Tidak Valid
42 Saya malas mengikuti upacara 0,106 0,639 Tidak Valid
43 Saya tidak peduli ketika baju batik ditiru
oleh negara lain
0,616** 0,002 Valid
44 Saya melempar kesalahan pada orang
lain
0,514** 0,014 Valid
45 Ada orang yang menebang pohon
sembarangan
0,031 0,890 Tidak Valid
46 Ada pemburu yang mau menangkap
binatang langka untuk diperjualbelikan
-0,164 0,465 Tidak Valid
47 Ada orang yang mau menangkap ikan
dengan menggunakan bom ikan
0,404 0,602 Tidak Valid
48 Ada pemburu yang menangkap gajah
untuk diambil gadingnya
0,135 0,548 Tidak Valid
49 Ada orang yang merusak terumbu
karang di laut
0,382 0,079 Tidak Valid
50 Menangkap ikan hias di laut untuk dijual 0,692** 0,000 Valid
51 Saya kurang suka budaya daerah lain 0,568** 0,006 Valid
52 Saya gemar makan makanan dari negara
lain
0,770** 0,000 Valid
53 Saya kurang tertarik mengikuti upacara 0,602** 0,003 Valid
54 Merusak bunga di taman sekolah 0,056 0,806 Tidak Valid
55 Saya tidak akan peduli jika ada teman
yang sedih
(69)
52
56 Saya kurang suka dengan cara bicara
teman dari daerah lain
0,577** 0,005 Valid
57 Saya membaca majalah yang tidak ada
kaitannya dengan pelajaran
0,305 0,167 Tidak Valid
58 Saya suka menyanyikan lagu pop
daripada lagu kebangsaan
0,180 0,423 Tidak Valid
59 Saya merasa lelah jika mengikuti
upacara
0,515* 0,014 Valid
60 Jika upacara berlangsung, saya tidak
mengikuti pembacaan sila-sila pancasila
0,478* 0,024 Valid
61 Saya memakai pakaian seragam tidak
sesuai dengan peraturan sekolah
-0,035 0,878 Tidak Valid
62 Lebih baik menonton film kartun
kesukaan saya, daripada mengikuti kerja
bakti di lingkungan sekitar
0,672** 0,001 Valid
63 Saat mengikuti upacara, saya selalu
berbicara dengan teman
0,333 0,130 Tidak Valid
64 Saya malu membawa bekal makanan
tradisional ke sekolah
0,272 0,212 Tidak Valid
65 Saya tidak mengetahui semboyan bangsa
Indonesia
0,512** 0,015 Valid
66 Kurang peduli dengan orang lain 0,669** 0,001 Valid
67 Tidak menuruti nasihat orang tua 0,526** 0,012 Valid
68 Mencorat-coret dinding sekolah 0,531** 0,011 Valid
69 Saya menyukai seni pertunjukkan
modern (teater,band, dll)
0,227 0,310 Tidak Valid
(70)
53
petugas upacara
71 Saat pelajaran berlangsung, saya
membolos dan main play station
0,817** 0,000 Valid
72 Saya akan bermain, jika ada jam kosong
di sekolah
0,276 0,213 Tidak Valid
73 Mencontek PR dari teman 0,454* 0,034 Valid
74 Saya tidak bangga memakai sepatu
buatan Indonesia
0,533* 0,011 Valid
75 Saya kurang ramah dengan tamu 0,629** 0,002 Valid
76 Saya akan menolong dengan
mengharapkan imbalan
0,301 0,173 Tidak Valid
77 Saya merusak tanaman di lingkungan
rumah
0,593** 0,004 Valid
Dari tabel di atas,diperoleh hasil pernyataan yang valid sebanyak 44 dari 77 pernyataan.Berikut,tabl hasil item valid yang berisi 44 pernyataan.
(71)
54 Tabel 8.Hasil Item Valid
No Indikator Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
Keputusan
1 Menyadari akan
adanya nilai sebagai
kualitas yang perlu
diusahakan.
Saya gemar membaca
majalah yang
berhubungan dengan
pelajaran
0,721** 0,000 Valid
Saya menanam pohon
di lingkungan rumah
0,744** 0,000 Valid
Menjaga habitat ikan
hias
0,560** 0,000 Valid
Saya kurang gemar
membaca majalah
yang berhubungan
dengan pelajaran
0,520** 0,013 Valid
Saya tidak peduli
ketika baju batik
ditiru oleh negara lain
0,616** 0,002 Valid
Saya melempar
kesalahan pada orang
lain
0,514** 0,014 Valid
Menangkap ikan hias
di laut untuk dijual
0,692** 0,000 Valid
(72)
55
budaya daerah lain
Saya gemar makan
makanan dari negara
lain
0,770** 0,000 Valid
2 Menyadari akan
peranan nilai yang
menjadi daya tarik
manusia untuk
mewujudkannya.
Saya sangat
bersemangat untuk
mengikuti upacara
0,677 ** 0,001 Valid
Merawat bunga di
taman sekolah
0,693** 0,000 Valid
Menghibur teman
yang sedih
0,594** 0,017 Valid
Saya memahami gaya
bicara teman-teman
sesuai dengan ciri
khasnya
0,504* 0,17 Valid
Saya kurang tertarik
mengikuti upacara
0,770** 0,000 Valid
Merusak bunga di
taman sekolah
0,602** 0,003 Valid
Saya tidak akan
peduli jika ada teman
yang sedih
0,056** 0,000 Valid
3 Menyadari akan
sarana-sarana serta
cara-cara yang
perlu diusahakan
demi terwujudnya
Saya menyanyikan
lagu Indonesia Raya
0,736** 0,000 Valid
Menghormati
bendera merah putih
0,710** 0,000 Valid
(73)
56
nilai yang akan
dituju.
di lingkungan sekitar
Saya merasa lelah
jika mengikuti
upacara
0,515* 0,014 Valid
Jika upacara
berlangsung, saya
tidak mengikuti
pembacaan sila-sila
pancasila
0,478* 0,024 Valid
Lebih baik menonton
film kartun kesukaan
saya, daripada
mengikuti kerja bakti
di lingkungan sekitar
0,672** 0,001 Valid
4 Menyadari sikap
yang diperlukan
demi terwujudnya
nilai yang
diharapkan.
Saya menghargai
semboyan bangsa
Indonesia
0,677** 0,001 Valid
Bersikap ramah
kepada setiap orang
0,729** 0,000 Valid
Saya selalu
menghormati orang
tua
0,544** 0,009 Valid
Menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
0,454** 0,034 Valid
Saya bersedia apabila
dipilih menjadi
(1)
191
Lampiran 14
(2)
(3)
193
Lampiran 15
(4)
194
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yusnia Nastiti merupakan anak kedua dari
pasangan Pujo Sumedi S.Pd dan Christina
Sartinah.Lahir di Wonosobo, 16 Juni
1990.Pendidikan dimulai di SDN Kalikajar
1 Wonosobo tahun 1999-2004.dilanjutkan
ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah
pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Sleman Yogyakarta tahun 2004-2006.
Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Atas Negeri di SMA Santo Michael Sleman Yogyakarta. Kemudian
menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2009. Selama
menempuh pendidikan sudah banyak kegiatan yang telah diikuti oleh
penulis antara lain,saat SMA penulis mengikuti Organisasi PMR
(Palang Merah Remaja) dan sekaligus menjadi panitia.Saat di
Perguruan Tinggi pernah menjadi DAMPOK (pendamping kelompok)
Parade Gamelan Anak Universitas Sanata Dharma tahun 2010.
(5)
viii
Nastiti, Yusnia. 2013. Pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2
Yogyakarta, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penggunaan model kooperatif dengan teknik mencari pasangan ( make a match) pada mata pelajaran PKn materi bangga sebagai bangsa Indonesia terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SDN Adisucipto 2 tahun ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe non-equivalent
control design.subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Adisucipto 2 (kelompok
eksperimen) dan siswa kelas IIIA siswa SDN Adisucipto 1 (kelompok kontrol).Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest,dan diolah menggunakan program SPSS
20 For Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu : 1) uji homogenitas
skor pretest,2) uji kenaikan skor pretest ke posttest,4) uji perbandingan skor posttest baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air.Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig (2 tailed) >0,05 yaitu 0,440 untuk kelompok kontrol dan harga Sig (2 tailed) <0,05 yaitu 0,000 untuk kelompok eksperimen.Sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima.Dengan kata lain.model
kooperatif berpengaruh secara signifkan terhadap kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air. Kata Kunci : kooperatif,kesadaran,cinta tanah air,mata pelajaran Pkn
(6)
ix
ABSTRACT
Nastiti, Yusnia, 2013. PKn (Civics) Learning with cooperative learning model to increase the awareness of the value of fatherland love on grade III students of Adisucipto 2 Public
Elementary School Yogyakarta :Sanata Dharma University
Keywords: cooperative, awareness, fatherland love, civics (PKn)
The purpose of this research is to identify the increasing use of cooperative model with
make a match technique in the subject-study of PKn (civics) of the material on we Indonesians
are proud of the awareness of students on the value of fatherland love in grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta, year of study 2012/2013.
Method used was experimental research with non-equivalent control design type. Subjects were grade III students of Adisucipto 2 Public Elementary School Yogyakarta( experiment group) and IIIA students of Adisucipto 1 ( control group).Data collecting method used was pretest and posttest questions, and it was processed with SPSS 20 for Windows. Data processing was conducted in stages for two groups, those were: 1) homogeneity test for pretest scores, 2) test of pretestto posttestscore increase, 3) comparison test on posttest scores of control and experiment groups.
Results showed that cooperative model had significantly influenced on the awareness of students on the value of fatherland love. It was shown by the score of Sig (2 tailed) >0,05that of 0,440 for control group and the score of Sig(2 tailed) <0,05 that of 0,000 for experimental group. So Hnull was rejected and H1 was accepted. It meant that cooperative model had