1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam sistem kurikulum Pendidikan Dasar. Fungsi mata pelajaran PKn yang diajarkan di
sekolah adalah agar dapat diaplikasikan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. PKn termasuk dalam salah satu mata pelajaran yang penting, karena PKn
diajarkan diseluruh tingkat pendidikan, dimulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Hakikat atau intisari dari PKn adalah pendidikan nilai dan
moral. PKn diharapkan dapat menjadi bekal bagi siswa untuk mempersiapkan diri berperan serta dalam bermasyarakat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab
Wahab, 2011. Djahiri 1991:6 mengatakan bahwa PKn sebagai pendidikan nilai dan
moral diharapkan mampu menampilkan perangkat tatanan nilai, moral dan norma Pancasila dan selalu menunjukkan keterkaitan isi pesan sila-sila Pancasila.
Konsep-konsep Pancasila hendaknya tidak sekedar disampaikan arti, rumusan dan percontohannya semata, tetapi dikaji isi pesan, semangat jiwanya nilai untuk
selanjutnya disampaikan tatanan moralnya. Kesadaran akan nilai merupakan hal yang penting dalam pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai, maka perlu
diusahakan persiapan, perencanaan, serta penyelenggaraan pembelajaran Pkn yang sesuai dan mampu meningkatkan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan
hal yang dipelajarinya.
2 Sekolah tidak sekedar mengajarkan siswa tentang ilmu pengetahuan dan
keterampilan, melainkan juga mendidik para siswanya dengan nilai-nilai yang bersumber pada Pancasila, budaya bangsa, dan agama Kaswardi, 1993. Nilai-
nilai adalah dasar atau landasan bagi perubahan. Nilai merupakan suatu daya pendorong dalam hidup seorang pribadi atau kelompok. Yvon Ambroise dalam
Kaswardi, 1993:25 sekolah sebagai tempat berinteraksi antar sesama peserta didik dipastikan melibatkan beragam nilai kehidupan yang lahir secara pribadi
dengan berbagai penampilan dalam bentuk pikiran, ucapan, dan perbuatan. Sekolah memiliki peran yang besar dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan
kepada peserta didik. Pendidikan nilai tidak sekedar progam khusus yang diajarkan melalui mata pelajaran, tetapi mencakup keseluruhan proses pendidikan.
Dalam hal ini, pendidikan nilai berusaha membantu peserta didik untuk menyadari, mengalami nilai-nilai yang berlaku dan diterima secara universal.
PKn banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang apabila diajarkan menurut cara yang tepat akan lebih bermakna bagi siswa dan akan diaplikasikan
oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila diajarkan dengan cara yang salah, maka PKn hanya akan merupakan pelajaran yang bersifat hapalan
belaka dan hasilnya kurang bermakna bagi siswa, karena siswa tidak akan bisa mengaplikasikan-nya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota keluarga,
anggota sekolah atau anggota masyarakat. Agar guru dapat memberikan materi pelajaran PKn dengan baik dan supaya hasilnya dapat diterapkan pada kehidupan
sehari-hari, sebaiknya guru mengajar dengan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan kondisi siswa tidak hanya menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab atau tugas saja.
3 Pada kenyataannya, nilai-nilai pendidikan kurang optimal diterapkan pada
diri siswa kelas III di SD Kanisius Totogan. Berdasarkan pengamatan di kelas pada tanggal 12 dan 19 Maret 2013 pada saat pembelajaran PKn, peneliti melihat
bahwa guru masih cenderung mengajarkan materi tanpa dikaitkan dengan pendidikan nilai. Guru lebih menekankan konsep dibandingkan dengan
pendidikan nilai sehingga penanaman nilai pada diri siswa menjadi kurang. Sampai saat ini pendidikan hanya sebatas mentransfer pengetahuan saja, sehingga
yang terjadi ialah pendidikan hanya sebatas mencetak angka-angka saja. Padahal banyak sekali materi PKn yang berhubungan dengan nilai-nilai yang dapat
diterapkan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran PKn, guru juga kurang mengemas pembelajaran dengan kreatif, model-model
pembelajaran belum nampak diterapkan pada siswa, guru cenderung menggunakan pembelajaran tradisional dengan menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab sehingga membuat siswa menjadi monoton dan kurang aktif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan adanya kesenjangan bahwa
pembelajaran PKn yang seharusnya dapat memberikan nilai-nilai yang ditanamkan pada diri siswa dan dapat diamalkan oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari menjadi kurang sadar akan nilai khususnya nilai akan cinta Tanah Air karena pembelajaran yang diajarkan oleh guru sebatas mengajarkan saja tanpa
menanamkan nilai tersebut pada diri siswa. Hal itu nampak, ketika upacara bendera berlangsung, tampak beberapa siswa tidak mengikuti upacara dengan
khidmat seperti tidak mengikuti pembacaan sila pancasila, tidak hormat saat bendera dikibarkan dan tidak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Siswa cenderung lebih suka berbicara dengan teman sampingnya dan menganggu
4 teman lainnya. Dalam hal ini, siswa belum memahami akan nilai cinta Tanah Air.
Selain dengan pengamatan, berdasarkan wawancara dari beberapa anak, mengenai nilai-nilai budaya.Siswa cenderung lebih senang mengikuti budaya barat seperti
lebih senang menggunakan produk-produk impor, lebih menyukai kebudayaan negara lain, daripada kebudayaan negaranya sendiri, senang dengan makanan junk
food atau makanan siap saji daripada makanan khas dari daerahnya dan menggunakan bahasa yang gaul dengan mengindahkan tata cara berbahasa
Indonesia yang baik dan benar. Sebagai generasi muda perlu ditanamakan rasa akan cinta Tanah Air dan bangga sebagai bangsa Indonesia dengan menanamkan
pendidikan nilai terhadap anak didik kita sejak dini. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti berusaha untuk lebih
menekankan pembelajaran yang berkaitan dengan pendidikan nilai dalam mata pelajaran PKn dan menerapkannya melalui model pembelajaran yang bisa
membantu peserta didik dalam menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari- hari. Adapun model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif
teknik make a match. Menurut Sugiyanto 2010: 37 pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Peneliti berharap dengan menekankan pembelajaran yang berkaitan
dengan pendidikan nilai pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan diterapkannya melalui model pembelajaran tersebut dapat membantu siswa dalam
menerapkan dan mewujudkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.
5
1.2 Pembatasan Masalah