Good Corporate Governance Risk-Based Bank Rating

sehingga menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders bank. c. Governance output bertujuan untuk menilai kualitas outcome yang memenuhi harapan stakeholders bank yang merupakan hasil proses pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank. Menilai kualitas Outcome mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain yaitu: 1. Kecukupan transparansi laporan. 2. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 3. Perlindungan konsumen. 4. Objektivitas dalam melakukan assessmentaudit. 5. Kinerja bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan permodalan. 6. Peningkatanpenurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi bank, seperti fraud, pelanggaran BMPK batas maksimal pemberian kredit, pelanggaran ketentuan terkait laporan bank kepada Bank Indonesia. 2.1 Lima Prinsip Dasar Penerapan Good Coorporate Governance Lima prinsip dasar penerapan Good Corporate Governance berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DNDP2013 adalah: a. Transparansi transparency mengandung unsur pengungkapan disclosure dan penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Transparasi diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara objektif, profesional, dan melindungi kepentingan konsumen. b. Akuntabilitas accountability mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Bank sebagai lembaga dan pejabat yang memiliki kewenangan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan akuntabel. Untuk itu bank harus dikelola secara sehat, terukur dan profesional dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham, nasabah, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. c. Responsibilitas mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan ketentuan internal bank serta tanggung jawab bank terhadap masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin terpeliharanya kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik atau dikenal dengan Good corporate citizen. d. Indepedensi indepedency mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan objektifitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam hubungan dengan asas indepedensi, bank harus dikelola secara independen agar masing-masing organ perusahaan beserta seluruh jajaran dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun yang dapat mempengaruhi objektifitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. e. Kewajaran dan kesetaraan fairness mengandung unsur perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama sesuai proporsinya. Dalam melaksanakan kegiatannya, bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dari masing-masing pihak yang bersangkutan. 2.2 Penilaian Faktor Good Corporate Governance Penilaian untuk faktor Good Corporate Governance berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DNDP2013 berupa: Tabel II. 2 Aspek penilaian Good Coorporate Governance GCG No Aspek yang Dinilai Bobot 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 10 2 Pelaksaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 20 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite 10 4 Penanganan Benturan Kepentingan 10 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5 8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern 7,5 9 Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait Related Party dan Debitur Besar Large Exsposure 7,5 10 Transparasi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Peaksanaan GCG dan Laporan Internal 15 11 Rencana Strategis Bank 5 Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.912DPNP Standar predikat Good Corporate Governance berdasarkan Surat Edaran BI No. 912DNDP: 1. Sangat Baik = Nilai Komposit 1,5 2. Baik = 1,5 ≥ Nilai Komposit 2,5 3. Cukup Baik = 2,5 ≥ Nilai Komposit 3,5 4. Kurang Baik = 3,5 ≥ Nilai Komposit 4,5 5. Tidak Baik = 4,5 ≥ Nilai Komposit 5

3. Rentabilitas Earning

Aspek earningrentabilitas diukur dengan rasio Return on Asset ROA yaitu digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan Dendawijaya, 2003: 120. Rasio Net Interest Margin NIM yaitu mengukur pengelolaan aktiva produktif sehingga menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga Luciana dan Winny, 2005:18 dalam Mubarak 2014. Penilaian pendekatan kuantitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen berikut Taswan, 2006: 400-401: a. Return on asset ROA b. Return on equity ROE c. Net interest margin NIM d. Biaya ooperasional dibandingkan dengan pendapatan operasional BOPO e. Perkembangan laba operasional f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya h. Prospek laba operasional Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1324DPNP2011 rasio yang digunakan dalam menghitung faktor rentabilitas adalah rasio Return On Asset ROA dan Net Interest Margin NIM. Tabel II. 3 Indikator Rentabilitas No Parameterindikator Keterangan 1 Return on Asset ROA a Laba sebelum pajak adalah laba sebagaimana tercatat dalam laba rugi bank tahun berjalan yang disetahunkan. Contoh: untuk posisi bulan juni dihitung dengan cara dibagi 6 dan dikalikan dengan 12 b Rata-rata total aset Contoh: untuk posisi bulan juni dihitung dengan cara penjumlahan total aset posisi januari sampai dengan juni dibagi dengan 6 2 Net Interest Margin NIM a Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga disetahunkan b Rata-rata aset produktif Contoh: untuk posisi bulan juni dihitung dengan cara penjumlahan total aset produktif posisi januari sampai dengan juni dibagi dengan 6. c Aset produktif yang diperhitungkan adalah aset yang menghasilkan bunga baik yang di neraca maupun pada TRA Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP2011 Standar rasio ROA Return On Asset berdasarkan Surat Edaran BI No. 623DPNP2004: 1. Sangat sehat = Rasio ROA di atas 2 2. Sehat = Rasio ROA berkisar 1,25 - ≤ 2 3. Cukup sehat = Rasio ROA berkisar 0,5- ≤1,25 4. Kurang sehat = Rasio ROA berkisar 0 - ≤0,5 5. Tidak sehat = Rasio ROA di bawah 0 Standar rasio NIM Net Interest Margin berdasarkan Surat Edaran BI No. 623DPNP2004: 1. Sangat sehat = Rasio NIM di atas 3 2. Sehat = Rasio NIM berkisar 2 - ≤ 3 3. Cukup sehat = Rasio NIM berkisar 1,5 - ≤ 2 4. Kurang sehat = Rasio NIM berkisar 1- ≤ 1,5 5. Tidak sehat = Rasio NIM di bawah 1

4. Capital Permodalan

Aspek capital diukur dengan Capital Adequacy Ratio CAR yaitu mengukur kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan aktiva. Fungsinya untuk mengetahui kemampuan bank dalam menutupi penurunan asetnya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan aset yang berisiko Dendawijaya 2003, dalam Mubarak 2013. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8 dari total aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca aktiva yang tercantum dalam neraca dan ATMR aktiva administratif aktiva yang bersifat