Capital Permodalan Risk-Based Bank Rating

Berdasarkan penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif diatas maka yang dapat dihitung berdasarkan rasio keuangannya adalah pendekatan kuantitatif menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 1324DPNP2011 sebagai berikut: Tabel II. 4 Indikator Capital No Parameter Indikator Keterangan a. Rasio Kecukupan Modal 1 a. Rasio dihitung per posisi penilaian termasuk memperhatikan trend KPMM b. Perhitungan modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum Bank Umum KPMM 2 a. Perhitungan modal inti berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban KPMM b. Modal inti tier 1 pada prinsipnya terdiri atas modal disetor, agio saham, laba ditahan, cadangan umum dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. 3 a. Perhitungan aset produktif bermasalah dan CKPN aset produktif bermasalah. b. Perhitungan modal inti dan cadangan umum berpedoman pada ketentuan BI mengenai kewajiban penyediaan KPMM 4 Perhitungan aset kualitas rendah dan CKPN untuk aset kualitas rendah. b. Kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Penilaian kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko dilakukan dengan memperhatikan antara lain: i risiko inheren ii kualitas penerapan manajemen risiko iii tingkat risiko iv peringkat profil risiko bank baik secara individual maupun konsolidasi. Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP2011 Standar rasio CAR Capital Adequacy Ratio berdasarkan Surat Edaran BI No. 623DPNP2004: 1. Sangat sehat = Rasio CAR di atas12 2. Sehat = Rasio CAR berkisar 9 - ≤ 12 3. Cukup sehat = Rasio CAR berkisar 8 - ≤ 9 4. Kurang sehat = Rasio CAR berkisar 6 - ≤ 8 5. Tidak sehat = Rasio CAR di bawah 6

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Widyaningrum dan Topowijoyo 2014 tentang analisis tingkat kesehatan bank dengan metode Risk-Based Bank Rating. Penelitian ini hanya berdasarkan pada faktor rentabilitas dan Capital, sedangkan faktor GCG dan risk profile tidak disertakan. Dalam penelitian ini ada 25 bank yang diteliti di BEI. Berdasarkan penelitian ini, bank-bank diukur dengan rasio ROA hasilnya bank mendapat predikat sehat, rasio NIM hasilnya bank-bank mendapat predikat sehat dan rasio CAR hasilnya bank-bank mendapat predikat sehat. Penelitian yang dilakukan Mubarak 2014 tentang penilaian kinerja bank menurut Risk-Based Bank Rating. Penelitian ini menggunakan rasio untuk aspek profil risiko, hasilnya adalah rasio LDR 110 dan rasio NPL 5, aspek GCG bank memperoleh peringkat 1 sangat baik, aspek Earning: rasio ROA mendapat predikat sangat baik dan rasio NIM mendapat predikat sangat baik, aspek Capital: rasio CAR memperoleh predikat sangat baik. Secara keseluruhan selama tahun 2008-2012 keempat bank BUMN tersebut memiliki kinerja yang baik dan perlu mempersiapkan diri untuk kedepannya dengan cara lebih berhati-hati pada aspek risiko yang dihadapi. Penelitian yang dilakukan Lasta dkk 2014 tentang analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital. Penelitian ini berdasarkan pendekatan RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa BRI merupakan bank yang sehat bahkan dalam beberapa indikator menunjukkan bahwa BRI mendapatkan predikat bank yang sangat sehat. Penelitian ini mengunakan rasio NPL, IRR, LDR, LAR, dan Cash Ratio faktor risk profile keseluruhan menggambarkan pengeloalaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik, faktor GCG memiliki tata kelola yang sangat baik, faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat, dan faktor capital mendapat predikat sangat sehat. Pelaksanaan faktor-faktor dalam penilaian kesehatan bank umum tersebut telah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai dengan ketetapan dan ketentuan Bank Indonesia, serta berjalan secara efektif dan efisien. Penelitian yang dilakukan Minarrohmah dkk 2014 tentang analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital. Penelitian ini dilakukan pada bank BCA periode 2010-2012. Hasil penelitian ini adalah untuk risiko kredit BCA sangat baik, berdasarkan dari kriteria penetapan peringkat nilai NPL di bawah 2. Faktor GCG menyangkut 11 aspek penilaian sebagai mana telah diatur dalam PBI menunjukkan memiliki GCG tang sangat bagus. Faktor earning mendapat nilai sangat baik. Dan faktor capital untuk rasio CAR di atas 12 dan berada pada posisi sangat sehat. Penelitian yang dilakukan Septyaning 2014 tentang analisis kinerja dengan penerapan metode Risk-Based Bank Rating studi pada bank swasta yang listing di BEI. Hasil penelitian ini untuk bank umum swasta nasional devisa periode 2008-2012 dalam kondisi baik. Hal ini terbukti dari perhitungan rasio sesuai dengan ketentuan BI, untuk rasio LDR kurang dari 120, rasio NPL kurang dari 12, faktor GCG kurang dari 5, rasio ROA lebih dari 1,5, rasio NIM lebih dari 3, dan rasio CAR lebih dari 12. Oleh karena itu diharapkan di masa yang akan datang bank mampu meningkatkan kembali kinerjanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dalam usahanya. Penelitian yang dilakukan Permatasari dkk 2015 tentang penggunaan metode Risk-Based Bank Rating untuk menganalisis tingkat kesehatan bank. Hasil penelitian ini untuk profil risiko, rasio NPL bank mendapat predikat dari sangat sehat sampai kurang sehat, dan untuk rasio LDR tidak ada bank yang memperoleh predikat tidak sehat. Hasil self assessment untuk faktor GCG menunjukkan bahwa terdapat satu bank dari 9 bank yang menghasilkan predikat kurang baik. Hasil faktor rentabilitas menggunakan rasio ROA menunjukkan bahwa ada bank yang memiliki nilai ROA negatif, dan untuk rasio NIM menunjukkan seluruh bank merada dalam kondisi yang sehat. Hasil perhitungan CAR menunjukkan bahwa hampir semua bank pada setiap periode menghasilkan CAR ≥ 12.