4. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan
bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh
kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan Bank Indonesia dapat menugaskan Akuntan Publik untuk dan atas nama Bank Indonesia
6. Melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.
7. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia: neraca,
perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Neraca dan perhitungan laba rugi tersebut wajib terlebih dahulu diaudit oleh Akuntan Publik.
8. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam
waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
D. Manajemen Risiko
Manajemen risiko menurut Bank Indonesia Taswan, 2006: 296 adalah serangkaian prosedur dan metoda yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.
Manajemen Risiko merupakan suatu tindakan untuk: 1.
Mengindentifikasi risiko inheren secara terencana dan terukur dan mempersiapkan berbagai pendekatan. Penilaian risiko inheren adalah
penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi
mempengaruhi posisi keuangan bank. 2.
Mengendalikannya agar tujuan bisnis yang telah ditetapkan dapat tercapai.
E. Risk-Based Bank Rating
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.131PBI2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.1324DPNP2011, metode penilaian kesehatan
bank dengan pendekatan berdasarkan risiko Risk-Based Bank Rating merupakan metode penilaian tingkat kesehatan bank yaitu metode yang
berdasarkan pada 4 faktor: Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital.
1. Profil Risiko
Profil risiko risk profile adalah penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank
secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau
mempengaruhi kinerja keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, bank diharapkan mampu mendeteksi secara
lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien BI, 2011: 3.
1.1 Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang timbul dari kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kontrak pembayaran. Dalam bisnis
perbankan risiko kredit timbul karena kegagalan debitur untuk memenuhi kewajibannya. Dalam konteks yang lebih luas risiko
kredit mengandung tiga komponen yaitu peluang gagal bayar probability of default yaitu debitur tidak mampu memenuhi
kewajibannya kepada bank. Tingkat pemulihan recovery rate adalah proses klaim atau tuntutan berkaitan dengan upaya
pemulihan kinerja bank. Eksposur kredit adalah berkaitan dengan jumlah potensi kerugian bila debitur gagal bayar Taswan, 2006:
298. Rumus yang digunakan untuk menghitung risiko kredit adalah
Non Performing Loan NPL yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dibandingkan
dengan total kredit yang diberikan bank. Fungsi mengukur rasio ini adalah mengetahui besarnya kredit bermasalah bank, sebagai acuan
agar lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit kedepannya, agar pada tahun selanjutnya risiko kredit bermasalah semakin turun
Wisnu Mawardi, 2005:18 dalam Mubarak 2014.