gestasional memiliki risiko lebih besar menderita diabetes melitus tipe 2 di kemudian hari daripada wanita yang tidak pernah mengalami diabetes gestasional.
Secara umum, jumlah wanita yang menderita diabetes melitus tipe 2 jauh lebih banyak dibandingkan pria pada rentang usia 20-64 tahun.
2. Body mass index BMI
Nilai BMI diperoleh dari perhitungan terhadap hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan responden. Uji normalitas nilai BMI menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95 menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
Ukuran pemusatan BMI dinyatakan dalam mean yaitu 25,31 termasuk dalam kategori overweight serta ukuran penyebarannya dinyatakan dalam standar
deviasi yaitu 3,29. Distribusi nilai BMI responden dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik distribusi Body Mass Index responden
Menurut Centers for Disease Control and Prevention of United States 2011, nilai BMI berkolerasi dengan lemak tubuh dan risiko beberapa penyakit di
kemudian hari. Seseorang yang memiliki nilai BMI yang tinggi ≥ 25 kgm
2
lebih berisiko mengalami obesitas dimana berhubungan dengan beberapa masalah
kesehatan daripada seseorang dengan nilai BMI normal. BMI tetap memiliki beberapa kekurangan, misalnya : BMI hanya sebagai
indikator perkiraan overweight dan obesitas ; beberapa faktor seperti massa otot, asal etnis atau ras, serta faktor pubertas dapat mengubah hubungan antara BMI
dengan overweight dan obesitas ; BMI tidak dapat menggambarkan distribusi lemak tubuh dimana hal tersebut sangat dibutuhkan ketika mencari perbandingan
antara kelompok etnis atau ras tertentu National Obesity Observatory, 2009. Menurut Kumar 2013, persentase penderita diabetes melitus tipe 2 dengan
obesitas sentral lebih tinggi daripada obesitas general , hal ini menunjukkan bahwa deteksi dini dan pengendalian pada obesitas sentral lebih penting dilakukan
daripada obesitas general dalam populasi Asia. Berdasarkan penelitian Pinkney 2002 yang melibatkan sebanyak
84.941 responden wanita menyatakan bahwa kondisi obesitas sangat berkaitan erat dengan diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian Kumar 2013 yang
melibatkan 240 responden pria penderita diabetes melitus tipe 2 berusia 30 – 70
tahun di Punjabi menunjukkan bahwa kondisi overweight dan obesitas terjadi pada 73,3 responden penelitian. Hasil penelitian tersebut didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kumar, et al., 2008 yang melibatkan 2.160 responden yang berusia 20-60 tahun menunjukkan prevalensi diabetes mellitus
tipe 2 sebesar 11,5 di Kolkata, persentase tersebut sangat dipengaruhi oleh riwayat penyakit keluarga, usia, serta obesitas sentral tetapi tidak memiliki
pengaruh yang cukup besar dari BMI. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik pada BMI saat dibandingkan dengan kelompok normoglycaemic
dan diabetes melitus tipe 2.
3. HbA1c