F. Landasan Teori
Antropometri adalah studi tentang pengukuran tubuh manusia misalnya pada bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa lemak. Pengukuran ini sangat
banyak dilakukan karena murah, tanpa harus tes laboratorium, dan mudah dilakukan bagi orang awam. Salah satu pengukuran antropometri adalah
pengukuran body mass index BMI atau indeks massa tubuh, untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Seseo rang dengan nilai BMI ≥ 25 kgm
2
termasuk dalam kategori kelebihan berat badan. Seseorang yang mengalami obesitas, kadar leptin
dalam tubuh akan meningkat, leptin akan menghambat fosforilasi insulin receptor substrate-1 IRS yang akibatnya dapat menghambat ambilan glukosa, sehingga
mengalami peningkatan kadar glukosa darah Chehrei, Sadrnia, Keshteli, Daneshmand, and
Rezaei, 2007 ; D’Adamo, 2008 ; Preedy, 2012. Diabetes melitus adalah suatu penyakit heterogen yang didefinisikan
berdasarkan adanya hiperglikemia. Hiperglikemia pada semua kasus disebabkan oleh defisiensi fungsional kerja insulin. Defisiensi efek insulin dapat disebabkan
oleh penurunan sekresi insulin oleh sel β pankreas serta penurunan respon
terhadap insulin oleh jaringan sasaran resistensi insulin. Pada penderita diabetes melitus tipe 2, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena adanya resistensi insulin.
Resistensi insulin merupakan keadaan berkurangnya kemampuan jaringan perifer untuk berespons terhadap hormon insulin. HbA1c glycosylated hemoglobin atau
glycated hemoglobin adalah protein yang terbentuk atas reaksi antara glukosa dan hemoglobin dalam sel darah merah. Semakin tinggi HbA1c berarti semakin tinggi
pula kadar glukosa darah, yang berlangsung selama usia sel darah merah, yaitu sekitar 120 hari American Diabetes Association, 2010 ; McPhee and Ganong,
2011 ; Mitchell, et al., 2009 ; National Institutes of Health, 2011.
Tabel III. Penelitian Korelasional antara BMI terhadap HbA1c
Peneliti Judul
Rancangan Penelitian
Responden Hasil Penelitian
Dofuor 2013
Evaluation of Hba1c as an
objective marker for monitoring
blood glucose control for
Diabetes patients on treatment at
Dormaa Presbyterian
Hospital Cross
Sectional 150
responden dengan
rentang usia 21-86 tahun
Terdapat korelasi yang tidak
bermakna antara BMI terhadap
HbA1c, dengan korelasi negatif
sangat lemah r= - 0,1112 ; p=0,7053.
Martins, et al.
2012 Glycated
hemoglobin and associated risk
factors in older adults
Cross Sectional
118 responden
dengan rentang usia
65-95 tahun Terdapat korelasi
yang bermakna namun lemah
antara BMI terhadap HbA1c
r=0,31 ; p=0,01.
Innocent, God,
Sandra, and
Josiah 2013,
Correlation between body
mass index and blood glucose
levels among some Nigerian
undergraduates Cross
Sectional 253
responden dengan
rentang usia 17-27 tahun
Terdapat korelasi yang bermakna dan
kuat antara BMI dan kadar glukosa
darah pada responden
perempuan r=0,53
; p≤0,05 Theresia
2012 Hubungan
overweight dengan
peningkatan kadar gula darah
pada pedagang pusat pasar
Medan Cross
Sectional 50
responden dengan
rentang usia 20-59 tahun
Terdapat korelasi yang tidak
bermakna antara overweight
terhadap kadar glukosa darah
r=0,001 ; p=0,99
G. Hipotesis