Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 10 tahun sebenarnya tidaklah sama. Besar penurunan kesempatan kerja per tahun semakin lama semakin menurun. Ketiga hasil penelitian diatas digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini dengan alasan bahwa melihat hasil penelitian Amin 2007, menunjukkan bahwa angka pengganda tenaga kerja di Kabupaten Semarang yang diperoleh tertinggi hanya sebesar 1,85. Penelitian Santoso 2010, menunjukkan angka pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Wonogiri berdasarkan nilai pergeseran bersih tergolong ke dalam kelompok lamban. Penelitian Nareswari 2010, menunjukkan bahwa proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan di Kabupaten Karanganyar mengalami penurunan. Penelitian-penelitian tersebut memiliki kesamaan letak geografis yaitu di Provinsi Jawa Tengah dan kesamaan sektor yang diteliti yaitu sektor pertanian. Selain itu, kesamaan antara penelitian-penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu metode yang digunakan, dimana untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan metode angka pengganda tenaga kerja, untuk mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian dengan menggunakan analisis shift share dan untuk mengetahui proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun yang akan datang dengan menggunakan analisis pure forecast. Maka dari itu, peneliti mengambil penelitian terdahulu tersebut untuk dijadikan referensi dan bahan pembanding mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap apakah akan menunjukkan hasil yang sama atau berbeda.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Todaro 2000 mengemukakan bahwa pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi, dan institusional demi mencapai kehidupan yang commit to user 11 serba lebih baik. Adapun komponen spesifik atas “kehidupan yang serba lebih baik” itu, bertolak dari tiga nilai pokok di atas, proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut: a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan. b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan. c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan, yaitu dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka. Djojohadikusumo 1994 menyatakan bahwa pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Pernyataan ini diperkuat oleh Arsyad 2009 bahwa pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha tanpa akhir. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses transportasi dan proses tersebut membawa perubahan dalam alokasi sumber-sumber ekonomi, distribusi manfaat dari akumulasi yang membawa pada peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan. commit to user 12 2. Pembangunan Ekonomi Arsyad 2009 mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses dimana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut, sehingga dapat diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama. Dengan cara tersebut bisa diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya. Pembangunan ekonomi berbeda dengan industrialisasi dan modernisasi. Kalau modernisasi adalah sebagai bidang khusus dalam pembangunan, maka industrialisasi merupakan aspek khusus dari modernisasi. Industrialisasi hanyalah suatu periode dalam suatu negara dimana semua bidang-bidang penting yang strategis selalu dihubungkan dengan hasil-hasil industri atau manufacturing, jadi didasarkan pada penggunaan mesin-mesin lebih dinamis dari modernisasi, namun cakupannya lebih sempit. Sehingga kemungkinan terjadi modernisasi dalam suatu negara dapat dicapai tanpa banyak industri, tetapi tidak mungkin mengadakan industrialisasi tanpa ada modernisasi. Secara singkat dapat dikatakan hubungan antara pembangunan, modernisasi dan industrialisasi: pembangunan adalah sebagai bentuk dari perusahaan sosial, sedang modernisasi menjadi bidang khusus dari pembangunan dan industrialisasi merupakan salah satu aspek dari modernisasi Siagian, 1989. Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Penghasilan riil per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil atau output secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk seluruhnya. Jadi, standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali jika output total meningkat dengan lebih cepat daripada pertumbuhan commit to user 13 jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output total diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat menyerap pertambahan penduduk yang berarti naiknya penghasilan riil per kapita Irawan, 1982. 3. Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya- sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru Arsyad, 2009. Pola pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh negara berkembang termasuk Indonesia, beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu dibarengi kenaikan dalam ketimpangan pembagian pendapatan. Dengan kata lain bahwa antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembagian pendapatan terdapat suatu trade off yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan. Pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi selalu akan disertai kemerosotan dalam pembagian pendapatan atau kenaikan dalam ketimpangan. Pembangunan ekonomi yang mengutamakan proses industrialisasi yang pesat, khususnya industrialisasi yang padat modal, menyebabkan peningkatan dalam angka pengangguran, terutama di daerah perkotaan dimana pusat-pusat industri baru didirikan Wie, 1981. commit to user 14 4. Pembangunan Pertanian Todaro 2000 mengemukakan bahwa secara tradisional peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang semata. Berdasarkan pengalaman sejarah yang dijalani oleh negara-negara barat, apa yang disebut sebagai pembangunan ekonomi diidentikan dengan transformasi struktural terhadap perekonomian secara cepat, yakni dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi perekonomian industri modern dan jasa-jasa yang serba lebih kompleks. Dengan demikian, peranan utama pertanian dianggap hanya sebatas sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan sebagai sektor unggulan dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Pembangunan pertanian di Indonesia sebenarnya telah menunjukkan kontribusi yang tinggi, bahwa peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui varietas unggul, lonjakan produksi peternakan dan perikanan telah terbukti mampu mengatasi persoalan kelaparan dalam empat dasawarsa terakhir. Pembangunan perkebunan dan agroindustri juga telah mampu mengantarkan pada kemajuan ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Selama empat dasawarsa terakhir, strategi pembangunan pertanian mengikuti tiga prinsip penting: broad-based dan terintegrasi dengan ekonomi makro; pemerataan dan pemberantasan kemiskinan; dan pelestarian lingkungan hidup. Dua prinsip utama telah menunjukkan kinerja yang baik, seperti diuraikan di atas, karena dukungan jaringan irigasi, jalan-jembatan, perubahan teknologi, kebijakan ekonomi makro, dan sebagainya Arifin, 2008. 5. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Mubyarto 1995, Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan commit to user 15 perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Pentingnya sektor pertanian selain dilihat dari nilai produk domestik bruto dan lapangan pekerjaan, dapat juga dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari pertanian. Sektor pertanian di Indonesia memiliki kemampuan dalam mengisi pembangunan yang dipercayai dapat menjamin pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sektor pertanian dapat memenuhi lima syarat utama sebagai sektor andalan, yaitu tangguh, progresif, ukurannya cukup luas, artikulatif dan responsif. Ketangguhan sektor pertanian diindikasikan oleh kemampuannya dalam memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung. Sektor pertanian berpotensi progresif dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional jika didukung dengan kebijaksanaan yang tepat Daniel, 2002. Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat; meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier; menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-menerus; meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah dan memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan Jhingan, 2007. 6. Tenaga Kerja Simanjuntak 1985 dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia mengemukakan bahwa tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga golongan terakhir, yaitu pencari kerja, commit to user 16 bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja namun secara fisik dianggap mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan menurut batas umur. Di Indonesia dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia adalah penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Penduduk dibawah 10 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. BPS Kabupaten Cilacap, menyatakan bahwa sejak Tahun 2007 penduduk yang tergolong tenaga kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas. Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan wajib belajar 9 tahun, sehingga penduduk yang berumur dibawah 15 tahun masih tergolong kelompok penduduk bersekolah. Andayuna 2009, angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Dari pengertian tersebut maka angkatan kerja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok pekerja employment dan kelompok penganggur unemployment. Menurut Simanjuntak 1985, tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena itu, golongan ini sering disebut potensial labor force. Pengertian manpower adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Istilah imi diterjemahkan menjadi tenaga kerja. Tenaga ini dikeluarkan oleh manusia dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat dengan commit to user 17 jaringan saraf dan panca indera sebagai sistem komunikasinya, serta tulang dan otot, terutama pada jari, tangan, kaki dan punggung yang menjadi alat mekanisnya Suroto, 1992. Todaro 2000, kesempatan kerja terbuka pada saat industri mulai berkembang, namun pada waktu yang sama teknologi yang hemat tenaga kerja mulai ditemukan sehingga banyak mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Pengangguran penuh atau pengangguran terbuka open unemployment banyak disandang oleh pemuda berusia 15-24 tahun dan terdidik mereka pernah mengenyam pendidikan yang relatif tinggi dan pengangguran terselubung underemployment yaitu mereka yang hanya bekerja tidak penuh atau secara paruh waktu dengan tingkat penghasilan yang minimum, tidak memiliki penghasilan yang memadai dan tidak mempunyai kesempatan kerja untuk meningkatkan pendapatannya. Tenaga kerja putus asa discouraged workers yang terpaksa menyerah dan menghentikan usahanya duduk dalam antrian panjang angkatan kerja labor force untuk mencari sebuah pekerjaan permanen di sektor formal, untuk kemudian berusaha mencari nafkah di sektor kerja informal, sehingga mereka tidak lagi masuk dalam survei-survei ketenagakerjaan. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk usia kerja adalah golongan penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pasar kerja adalah seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja atau seluruh permintaan dan penawarannya dalam masyarakat dengan seluruh mekanisme yang memungkinkan adanya transaksi produktif diantara orang yang menjual tenaganya dengan pihak pengusaha yang membutuhkan tenaga tersebut. Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk commit to user 18 bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kartono, 1999. Tenaga kerja penduduk usia kerja adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan menganggur adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35 jam per minggu Sugihardjo dan Retno, 2005. 7. Shift Share Analisis shift share digunakan untuk menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lamban. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja produksi di suatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen pertumbuhan, yaitu: komponen pertumbuhan nasional national commit to user 19 growth component disingkat PN, komponen pertumbuhan proporsional proporsional or industrial mix growth component disingkat PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah regional growth component disingkat PPW Budiharsono, 2005. Komponen pertumbuhan nasional adalah perubahan kesempatan kerjaproduksi dalam suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja atau produksi nasional secara umum, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah, misalnya devaluasi, kecenderungan inflasi, pengangguran dan kebijakan perpajakan. Bila diasumsikan tidak terdapat perbedaan karakteristik ekonomi antar sektor dan antar wilayah. Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri misalnya subsidi, kebijakan perpajakan dan price support dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah timbul karena peningkatan atau penurunan PDRBkesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan wilayah lain. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dengan wilayah lain ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut Lucas dan Primms, 1979 cit. Budiharsono, 2005. Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administrasi yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu sama lain yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional nastional growth effect, yang menunujukkan bagaiman commit to user 20 pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian daerah. Kedua, pergeseran proporsional proportional shift, yang menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di referensi propinsi atau nasional. Pergeseran proporsional proportional shift disebut juga pengaruh bauran industri industry mix. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan referensi. Ketiga, pergeseran diferensial differential shift yang memberikan informasi dalam menentukkan seberapa jauh daya saing industri daerah atau lokal local dengan perekonomian yang dijadikan referensi. Jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya dibanding industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan referensi juga. Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh keunggulan kompetitif Widodo, 2006. Arsyad 2009, analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkan dengan daerah yang lebih besar regional atau nasional. Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu: 1. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan. 2. Pergeseran proporsional proportional shift mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan. commit to user 21 Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan. 3. Pergeseran differensial differential shift membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing industry daerah lokal dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industry adalah positif, maka industry tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan. 8. Proyeksi Tenaga Kerja Perencanaan tenaga kerja pada umumnya disusun berdasarkan sasaran pertumbuhanekonomi Gy dan sasaran pertumbuhan kesempatan kerja Gn. Perencanaan tenaga kerja pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi jumlah dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pembangunan suatu daerah, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi serta pengendalian tingkat pengangguran, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran tersembunyi. Dalam menyusun proyeksi kesempatan kerja yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah PDRB, digunakan koefisien elastisitas kesempatan kerja employment output coefficient. Penggunaan metode ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus yang digunakan dapat membantu dalam pemahaman tentang hubungan antara jumlah angkatan kerja yang terserap di tiap sektor dengan pertumbuhan PDRB tiap sektor yang bersangkutan serta perubahan teknologi dalam sektor-sektor tersebut. Koefisien penyerapan tenaga kerja EKK= Elastisitas Kesempatan Kerja dari masing-masing sektor dihitung berdasarkan perbandingan antara pertumbuhan kesempatan kerja Gn dengan tingkat pertumbuhan PDRB Gy Molo, 1998. Swasono dan Sulistyaningsih 1987, perencanaan tenaga kerja secara nasional, regional atau tingkat perusahaan mikro adalah suatu commit to user 22 proses pengumpulan informasi secara reguler dan analisis situasi dan trend untuk masa kini dan masa depan dari permintaan dan penawaran tenaga kerja, termasuk faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan dan penyajian pilihan pengambilan keputusan kebijaksanaan dan program aksi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat memperkirakan permintaan tenaga kerja tidak terlepas dari perhitungan proyeksi yang juga digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksikan suatu keadaan, baik keadaan tenaga kerja maupun keadaan perekonomian. Beberapa model perhitungan proyeksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok dasar perhitungan yaitu: a. Pure Forecast Pure Forecast merupakan perhitungan proyeksi dengan berdasarkan kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan mengamati gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk memperkirakan keadaannya pada masa yang akan datang. Rumus : Lit = Lito 1+b t Lit = tenaga kerja pada waktu tertentu Lito = tenaga kerja pada waktu to b = angka konstanta koefisien arah dari data t = waktu b. Conditional Forecast Merupakan perhitungan perkiraan jumlah tenaga kerja berdasarkan keadaan sebab akibat hubungan erat dua variabel, yang satu variabel bebas dan yang lain variabel terikat, misalnya jumlah pendapatan Y=Output dengan jumlah tenaga kerja L. Rumus : Y = a + b L a dan b = konstanta parameter c. Teleological Forecast Merupakan kebalikan dari Conditional Forecast, dengan dasar bahwa untuk mencapai produksi tertentu harus disediakan tenaga commit to user 23 kerja dengan jumlah tertentu. Jumlah tenaga kerja sebagai akibat dan jumlah output sebagai sebab. Rumus : LijYj t = LijYj to + f t Lij = tenaga kerja dengan jabatan I dalam industri j Yj = produksi industri j output j t = waktu

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah